NovelToon NovelToon
AKU MENYERAH

AKU MENYERAH

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Playboy / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahma AR

Renata menatap dingin dua sejoli yang berdansa mesra di depannya sambil meneguk minuman dinginnya.

Joandra, tunangannya seakan ngga mempedulikannya dan terus saja berdansa dengan Saraswati, model di perussahaan mereka.

Renata dan Joandra dijodohkan kedua orang tua mereka demi perjanjian bisnis keluarga. Tepatnya orang tua Renata berhutang cukup besar pada keluarga Joandra.

Tapi jauh sebelum itu Renata dan Joandra sudah saling mengenal. Joandra bahkan sempat menyatakan sukanya pada Renata lewat teman dekat Renata. Tapi karena sesuatu hal, Renata teepaksa menolak.

Tapi takdir mempermainkan mereka. Mereka kembali disatukan lewat perjodohan bisnis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketemu Susan

Setelah selesai mengerjakan tugasnya dengan setumpuk berkas itu, Renata membuang nafas lega.

"Haaaah."

Renata pun berdiri dan mengangkat tangannya untuk melakukan peregangan pada otot ototnya.

Ngga sadar, sudah hampir empat jam dia duduk dan menekuni pekerjaannya.

Selama itu Joandra sekali pun ngga memanggilnya.

Pesan di kotak masuk membuatnya mengecek jam yang melingkar di tangannya.

Sepuluh menit lagi. Ngga apa kali, ya, korupsi waktu sedikit, senyum Renata membatin.

Dengan santai dia melenggang meninggalkan ruangannya.

Susan akan menunggunya di restoran murah meriah yang dulu sering mereka datangi waktu SMA

Jaraknya lumayan jauh juga, Renata memutuskan naek ojek online saja. Biar bisa menghemat waktu dan lebih lama mengobrol dengan Susan nantinya.

Sudah tiga tahun mereka ngga ketemu. Walaupun secara umur Renata lebih muda dua tahun dari Susan tapi saking akrabnya, mereka seperti teman sebaya saja.

Beberapa menit setelah Renata pergi, Joandra membuka pintu ruangannya dan berjalan keluar.

Langkahnya terhenti di depan pintu ruangan Renata.

Sedari tadi Joandra menahan keinginannya untuk menemui Renata. Padahal bisa saja dia meminta Renata ke ruangannya. Suruh ngapain aja, yang penting bisa melihat lagi gadis itu. Tapi perasaan gengsi menahannya.

Seorang OB laki laki tiba tiba melintas di depannya dan berhenti.

"Nona Renata sudah keluar, tuan muda," lapor sang OB yang tadi melihat kepergian Renata sopan. Dia menduga Bosnya sedang mencari sekertarisnya, karena bosnya berhenti di depan ruangan sekertaris barunya itu.

"Ya." Joandra melirik jam mewahnya.

"Saya permisi tuan," pamitnya kemudian merundukkan kepalanya sebelum pergi.

Dia malah pergi duluan sebelum bos nya, tawa Joandra dalam hati. Senyum tipisnya terukir.

"Tuan muda?" panggil Bu Inggrit heran karena melihat bosnya melangkah sendiri meninggalkan ruangannya.

Mana sekertarisnya?" batin bu Ingrit bertanya dalam hati.

Ini juga belum jam makan siang, batinnya lagi.

"Kasih sekertaris baru itu SP 1. Pergi sebelum jam kerja kantor berakhir," kata Joandra sambil berlalu pergi meninggalkan Bu Inggrit yang masih ngga percaya mendengarnya.

"Ya, tuan muda," ucapnya buru buru setelah menyadari kepergian bosnya.

Dia menghela nafas panjang.

Ada apa dengan anak bosnya ini. Dulu Prisila malah setengah jam sebelum berakhir jam kerjanya sudah minggat ngga apa apa. Tapi kenapa sekertaris yang baru ini hanya ngga sampai sepuluh menit aja sudah mendapatkan SP? batin Bu Inggrit sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Kemudian beliau pun pergi ke ruang HRD untuk memproses permintaan sang tuan muda.

Kasian, batinnya ngga tega. Tapi Bu Inggrit ngga bisa berbuat apa apa.

"SP bu?" tanya Lia kaget yang mendapat tugas itu.

"Ya. Setelah itu kamu antar ke ruang nona Renata," perintah Bu Inggrit tegas.

"Ya bu," jawab Lia patuh. Tapi dalam hati merasa ngga enak, karena alasan kesalahan sekertaris baru itu hanya keluar sepuluh menit sebelum jam kantor usai.

Sepuluh menit, catat, ulang Lia membatin aneh.

"Mungkin juga buat peringatan yang lain," kata Bu Inggrit sebelum berlalu.

DEG

Bosnya kenapa berubah jadi seram gini, ya, padahal biasanya cuek, batin Lia mulai parno melakukan kesalahan.

*

*

*

Renata bersyukur, saat ojeknya tiba tepat waktu berhenti di dekat Susan yang baru saja memarkirkan motornya.

"Renataa!" seru Susan sangat ceria.

Renata mengembangkan senyumnya setelah membayar ongkos ojek onlinenya.

Keduanya pun berpelukan sambil tertawa tawa. Ngga peduli jadi pusat tontanan pengunjung resto atau pun tukang parkir.

"Gila, kamu cantik banget sekarang," puji Susan setelah melepaskan pelukannya.

"Kamu juga," balas Renata tulus. Sahabatnya pun lebih cantik dan lebih terawat dari pada dulu, cengir Renata dalam hati.

Mengingat Susan yang tomboy, yang selalu menguncir asal rambutnya waktu SMA.

Lihatlah sekarang, rambut panjang se dadanya malah dibiarkannya tergerai. Padahal dulu dia paling risih kalo ujung ujung rambut itu menyentuh kulitnya.

"Masa, sih?" tanyanya sambil menyisir rambut dengan jari jari lentiknya.

"Iya."

Renata tersenyum melihatnya. Perasaannya mengatakan sahabatnya berubah agak centil.

"Yuk, kita ke dalam. Menu menunya masih sama. Cuma sekarang yang ngelola anaknya, si mba Cicih," jelas Susan sambil menarik tangan Renata masuk ke dalam restoran favorit mereka.

"Kamu masih sering ke sini?"

"Masih, dong."

Selain menunya yang enak enak, harganya juga pas di kantong pelajar.dan mahasiswa.

"Di cat lagi, ya," komentar Renata sambil menatap sekeliling dindingnya yang berwarna lebih cerah.

"Bulan kemarin kayaknya. Sempat tutup dua hari, sih."

Mereka pun duduk di tempat biasa yang sudah diletakkan tanda sudah dipesan.

"Kamu niat banget sanpe pesan tempat dulu," kekeh Renata sambil menatap sekitarnya yang sudah rame.

"Iya, dong. Kalo ngga gitu, kita ngga bisa duduk di tempat favorit kita," balas Susan sangat bersemangat.

Sebenarnya ada satu orang lagi yang kadang ikut bersama mereka. Tapi Susan sudah telanjur kesal dan belum bisa melupakan, hingga lebih suka mengabaikannya.

"Kita pesan menu biasa kita dulu, ya," lanjutnya penuh semangat.

"Oke," sahut Renata setuju. Dia juga kangen dengan menu menu yang selalu mereka pesan. Kadang Diana juga ikut bersama mereka. Tapi sepertinya kali ini Susan ngga mengajak Diana.

Apa hubungan mereka masih memburuk? batin Renata menduga.

"Pesanan buat langganan nomer wahid udh tiba," sapa mba Cicih sambil membawa pesanannya dengan dibantu dua orang pegawainya.

"Halo mba Cicih," sapa Renata hangat.

"Akhirnya non Renata pulang juga. Selamat kembali ke negara banyak hutangnya, non," sambut mba Cicih sangat gembira.

Renata dan Susan tertawa lepas mendengarnya.

Itu adalah kata kata favoritnya. Dulu setiap mendengar pembelinya numpang ngutang, mba Cicih ngga pernah marah, malah sering mencandai sampai yang punya hutang tersipu malu.

"Boleh, mas. Negara kita aja kalo susah berhutang ke negara lain. Tapi dicatat ya, identitasnya," kekehnya selalu.

"Silakan dinikmati. Jangan lupa bawa temannya yang lain," katanya setelah meletakkan pesanan Susan.

Itu juga semboyan favorit mba Cicih.

"Beres, mba," sahut Susan dengan senyum lebarnya.

Renata juga ikut tersenyum melihat keceriaan mba Cicih yang ngga pernah berubah.

"Kamu pesan sebanyak ini?" tanya Renata takjub saat melihat banyaknya pesanan Susan yang ada di meja mereka.

Nasi satu bakul, udang goreng mentega, udang saos asam, cumi bakar, stik ikan, sayur asem, oseng kangkung, dan dendeng goreng.

Tapi memang itu adalah makanan yang selalu mereka pesan jika ke sini secara bergantian. Tapi bukan sekaligus begini.

Renata pun tersenyum lebar.

"Gue lapar banget. Tadi abis kuis," kata SuSan cuek sambil meraih udang goreng saos mentega dan mulai mengulitinya.

Renata tersenyum senang akrena melihat cara makan sahabatnya belum berubah. Penampilan boleh berubah cantik dan anggun , tapi cara makan tetap aja harus bar bar.

Renata pun jadi ngga sungkan, karena Susan masih mempertahankan cara makannya seperti dulu saat mereka SMA.

1
Taty Hartaty
tuh kan bener, temen nya boong
Taty Hartaty
curiga temannya bokis dehh
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Liana Wati
Kecewa
Liana Wati
Buruk
Emai
saya suka ceritanya. gak papa kaka terus bersemangat berkarya. ringan. ini cerita keempat yg saya baca
Jenny Muntu
Luar biasa
Jenny Muntu
Lumayan
3sna
joan cm acuh tp gk tegas jd msih membuka harapn untuk orang2 brbwt jahat dn bertindak sesuka hati
aca
gampang bgt maafin wanita lemah bodoh tolol lengkap sudah semua. novelmu karakternya payah
aca
wanita bodoh qm ne diandra
Noorjamilah Sulaiman
hebat
Nanik Lestyawati
keren
Simba Berry
sayang sekali dicerita ini tdk diceritan sudah berapa tahun berlalu.tahu2 sudah renata sudah befubah aja wajahnya.bingung kita bacanya.
Siti Suhaenah
Luar biasa
Anita Choirun Nisa
good
Uba Muhammad Al-varo
Renata punya sahabat penghianat begitu juga papa joandra penghianat,hadeuh ........
Uba Muhammad Al-varo
kasian kamu Renata karena kesalah pahaman membuat kamu dibenci oleh joandra,begitu pun mamanya joandra karena kamu miskin.
Uba Muhammad Al-varo
huh joandra lain dimulut lain dihati
bunda DF 💞
bagus bgt ceritanyaa,, lanjut aku baca cerita yg lainnya yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!