NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 4

SKUAT INDIGO 4

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Horror Thriller-Horror / Iblis / Epik Petualangan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Baras kabur dari neraka. Ia melarikan diri ke bumi untuk bersembunyi. Handari penjaga pintu neraka mengejarnya.

Baras merekrut makhluk gaib golongan hitam untuk membantunya melawan Handari.

Tapi itu tidak akan mudah. Karena golongan putih berpihak kepada Handari.

Terjadilah perang besar. Sejauh mana makhluk bumi terlibat dalam masalah ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KERA vs BANTENG

Akbar dan Dav Kera Raksasa Putih meninggalkan Hamka dan yang lainnya. Mereka berdua membawa Zan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah tempat gaib. Kampung jin dan siluman yang sudah sangat tua. Di tempat itulah Zan siluman Banteng berasal.

Tempat gaib itu lumayan jauh lokasinya dari tempat pemukiman orang-orang suku pedalaman.

Hari sudah gelap.

“Di sinilah tempatnya”, kata Zan.

Mereka telah sampai di kampung gaib yang dimaksud. Anehnya tempat itu sudah tidak layak untuk disebut sebagai sebuah kampung atau pemukiman. Tempatnya terbengkalai. Tidak ada satu jin atau siluman pun yang berada di sana.

“Kenapa tempat ini sepi sekali?”, tanya Akbar.

“Sudah sejak lama bahkan sebelum aku pergi dari sini, tempat ini hanya dihuni oleh satu orang penguasa”,

“Para jin dan siluman tidak betah tinggal di sini”, jawab Zan.

“Kenapa demikian?”, tanya Akbar.

“Penguasa tempat ini sudah gila”, jawab Zan.

Alasan Akbar datang ke tempat ini adalah karena penguasa kampung gaib inilah yang menyebabkan wilayah di hutan belantara tempat orang-orang suku pedalaman tinggal berselimut energi gelap dan jahat. Tipu daya dan pengaruh penguasa gaib tempat inilah yang membuat orang-orang suku pedalaman enggan untuk membuka diri.

“Apa kau mengenal penguasa itu?”, tanya Akbar.

“Aku sangat mengenalnya”, jawab Zan.

“Kalau begitu pancing lah dia keluar. Aku dan Dav akan mengikuti mu dari belakang”, perintah Akbar.

“Akan aku lakukan. Kalian berdua berhati-hatilah dia sangat kuat”, Zan memberi peringatan.

Zan berjalan memasuki tempat gaib tersebut. Tidak banyak yang berubah semenjak ia meninggalkan tempat yang kumuh itu.

Zan mendekati sebuah goa yang di luarnya dihiasi berbagai macam sesembahan. Rupanya penguasa di tempat gaib inilah makhluk yang disembah oleh orang-orang suku pedalaman.

Baru juga sampai di depan mulut goa. Zan tidak perlu beranjak lebih jauh lagi. Penghuni goa tersebut keluar menemui siluman banteng yang setelah sekian lama akhirnya kembali ke tempat asalnya.

“Zan, anakku”,

Sosoknya sama seperti Zan. Siluman Banteng dengan tubuh yang lebih tinggi. Warna kulitnya lebih gelap. Bedanya ia juga memakai berbagai macam perhiasan di tubuhnya. Seperti gelang-gelang dan kalung-kalung yang terbuat dari tulang binatang. Moncong dan telinganya juga memakai piercing yang besar-besar.

Penguasa di tempat itu adalah ayah Zan sendiri. Siluman Banteng tua itu langsung memeluk anaknya erat-erat.

“Darimana saja kau selama ini?”,

Belum juga Zan sempat menjawab. Akbar dan Dav yang melihat dari persembunyian jauh diperlihatkan pemandangan yang begitu sadis dan mengenaskan.

Zan tiba-tiba dibunuh oleh ayahnya sendiri. Siluman Banteng penguasa tempat gaib itu membunuh anaknya sendiri dengan menggunakan tulang tajam yang ia kenakan sebagai gelang. Gelang itu ia lepas dari pergelangan tangannya. Gelang yang melingkar itu ia luruskan. Ujungnya lancip dan tajam. Zan tanpa perlawanan tumbang ketika tulang tajam itu menusuk dalam lehernya.

“Dasar anak durhaka!”, maki Siluman Banteng tua kepada Zan yang telah rubuh.

“Keluarlah kalian”,

Tiba-tiba Siluman Banteng tua itu berteriak kepada Akbar dan Dav seolah tahu kedatangan mereka.

“Tidak mungkin anak durhaka ini berani pulang sendiri”, kata Siluman Banteng tua.

Akbar dan Dav keluar dari persembunyian. Mereka datang kepada penguasa tempat gaib di tengah hutan belantara yang terisolasi tersebut.

Malam itu langit di atas naungan penguasa tempat gaib tersebut terlihat jauh lebih gelap karena kekuatan sihir hitam yang ia gunakan untuk memonopoli tempat tersebut. Tapi tiba-tiba.

Terdengar suara ledakan dahsyat. Langit yang terselubung hitam itu hilang. Kini orang-orang di sana bisa melihat langit yang terang bahkan ketika di malam hari. Bulan dan bintang-bintang berhamburan di langit memancarkan sinarnya menerangi bumi.

“Sialan. Pasti ada yang merusak mantra sihirku”,

Siluman Banteng tua penguasa tempat itu pun lekas menyadari. Hamka dan kawan-kawan yang lainnya telah mematahkan sihir gelap yang selama ini memanipulasi pikiran orang-orang suku pedalaman.

Siluman Banteng tua mengubah wujudnya menjadi banteng hitam yang sangat besar. Ia hendak pergi ke pemukiman tempat orang suku pedalaman tinggal. Secepatnya ia harus menghabisi orang-orang yang telah mengganggu kekuasaannya.

Tapi di sana ada Akbar dan Dav yang siap menghentikan.

“Minggir kalian atau aku bunuh”, ancam Banteng Hitam besar itu kepada Akbar dan Dav.

Tidak takut dengan ancaman itu Akbar menyerang terlebih dahulu. Pertarungan dua lawan satu pun terjadi. Akbar dan Dav melawan Banteng Hitam Raksasa.

Apa yang sudah diperingatkan oleh Zan sebelum ia dibunuh memanglah benar. Akbar dan Dav harus ekstra hati-hati menghadapi penguasa tempat gaib itu.

Setelah cukup lama bertarung kini Akbar dan Dav terkapar di tanah hutan gaib belantara. Siluman Banteng tua itu sangatlah kuat. Terkena satu serudukan tanduknya saja rasanya sudah mau mati. Bahkan ketika Akbar dan Dav menyatukan diri. Siluman Banteng tua itu masih belum tergoyahkan. Kera Raksasa Putih masih kalah tenaga. Ajian lahar api juga tidak mampu berbicara banyak. Hanya meninggalkan luka ringan saja bagi Banteng Raksasa. Akbar tidak ada kesempatan untuk selalu menembakkan ajian lahar api kerena kecepatan dan tenaga Banteng Hitam yang selalu datang berbalik menyerang.

“Ini adalah ajal kalian”, ucap Siluman Banteng tua.

Siluman Banteng Raksasa mengambil ancang-ancang. Ia mengayun-ayunkan kaki kanan belakangnya. Tanduknya berubah merah menyala. Dari moncongnya keluar asap yang mengepul.

Siluman Banteng berlari menuju bidikannya, menyerang dengan serudukan maut pamungkasnya. Akbar dan Dav yang telah menjadi satu adalah targetnya. Kera Putih itu sekarang sedang terkapar di tanah tidak cukup tenaga.

Akbar dan Dav hanya bisa pasrah melihat kedatangan serangan dahsyat itu akan segera menimpa mereka.

“Apakah kita akan selamat?”, tanya Akbar.

“Sepertinya kita masih bisa hidup tapi dengan luka yang lumayan parah”,

“Aku tidak mengira siluman Banteng bisa sekuat ini”, jawab Dav.

“Bagaimana jika Banteng itu datang kepada mereka?”, tanya Dav.

“Aku kira mereka berempat akan sanggup mengatasinya”,

“Lagi pula ada Manusia Tengkorak”, jawab Akbar tenang.

Tapi bukan itu yang selanjutnya terjadi. Ada sebuah pertolongan yang datang kepada Akbar dan Dav.

Sebuah kilatan serangan datang. Menyerang Banteng Raksasa yang sedang berlari. Akbar dan Dav dibuat kebingungan melihatnya.

Kepala Siluman Banteng tua itu menggelinding. Mati terputus dari badannya. Tubuh Siluman Banteng yang sudah tidak punya kepala berlari ke arah sembarangan hingga terhenti dan ambruk ketika menabrak pohon besar.

“Apa itu?”, tanya Dav tercengang.

“Aku tahu siapa yang baru saja menolong kita”,

“Dahulu aku pernah melihat ajian itu”,

“Aku pernah melawannya”,

“Dia juga pernah menyelamatkan nyawaku”,

“Dia adalah Cakar Elang”, terang Akbar.

“Apa kau pernah berbicara dengannya?”, tanya Dav.

“Belum”,

“Tapi sekarang Kerajaan Langit dan makhluk bumi sudah berbaikan”,

“Suatu hari nanti aku akan pergi menemuinya”, ucap Akbar.

Dari atas langit malam yang terang benderang terdengar suara lengkingan burung elang yang memekakkan telinga.

*

Dakwah Pedalaman. Misi telah terpenuhi.

Hamka dan kawan-kawan telah berhasil berbicara dengan orang-orang dari suku pedalaman. Para penghuni pemukiman pelosok hutan belantara itu bersedia untuk berkenalan dengan dunia luar. Mereka bersedia menerima hal-hal baru. Terbuka dengan perkembangan zaman. Dan mereka juga bersedia diperkenalkan dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa Tuhan itu ada.

Dari sisi gaib Hamka dan kawan-kawan juga telah berhasil mengatasinya. Sudah tidak ada lagi jin setan dan siluman yang akan menyesatkan dan menghalangi orang-orang suku pedalaman untuk mendapatkan pengetahuan, kehidupan dan kesejahteraan yang lebih layak.

Misi dakwah pedalaman tahap pertama selesai. Selanjutnya di beberapa hari ke depan akan datang tim lain yang tinggal meneruskannya. Tim-tim itu akan datang untuk bekerja dengan lebih tenang dan tanpa gangguan.

Setelah tim Hamka dan kawan-kawannya berhasil. Maka akan dilakukan misi serupa yaitu Dakwah Pedalaman di tempat-tempat terpencil lainnya kepada suku-suku orang-orang pedalaman lainnya yang masih menutup diri dan tertinggal dari dunia luar.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua
yu gabung dengan GC BCM
d sini kita akan belajar bareng bersama Kaka senior juga mengadakan event tertentu seperti lomba puisi, pantun, dll ya
caranya mudah hanya cukup Follow akun saya saja maka kalian akan aku undang langsung masuk GC kami. Terima Kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!