Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sofi dilamar
Terhitung lima hari sudah aku tidak bisa menghubungi nomer Mas Andi. Dia pun tak ada menghubungi sama sekali. Jujur aku rindu perhatiannya, tapi aku tepis dengan mengalihkan rasa ini dengan cara lebih banyak berdzikir dan mengaju. Karna aku tau belum saatnya aku memikirkannya terlalu jauh, karna kami belum halal. Sebentar lagi aku juga akan pergi KKN ke kota S. Meski pikiranku agak terganggu karna kehilangan kontak dengan Mas Andi, tapi aku tetap harus fokus dengan persiapan KKN. Saat aku sedang asyik baca buku di dalam kamar, Sofi masuk menghampiriku.
"Kebiasaan nic
h anak gadis main nyelonong aja."
"Iya maaf mbak, Lupa hehe."
" Kamu hari ini gak ada kuliah dik?
"Ada tapi males banget mbak, dosennya killer."
"Yang penting kamu gak bikin ulah dik, pasti aman. Dosen juga gk bakal killer kalau kitanya aman sentosa."
"Tetap aja mbak, udah dari sononya tuch dosen... mbak kak Andi belum bisa dihubungi?"
"Belum dik, mungkin HP nya belum bener kayaknya."
"Ya masa gak bisa gitu pinjam punya temennya atau saudaranya buat ngabarin, SMS kek mski cuma sekali, katanya cinta kok gantung sich."
"Yang gantung siapa dik? dia kan udah pami,. paling besok atau lusa kalau HP nya udah bener pasti ngubungin dia."
"Ya ya, asal bukan alasan dia aja untuk menghindari mbak."
"Kok kamu mikirnya jauh amat sich dik, gak boleh suudzon gitu."
"Ya bukannya apa sih mbak, aku kan udah sering kenal dan dekat sama cowok, secara aku ini kan sekolah di luar, aku sering tuch di PHP in sama cowok. Aku takut mbak juga digituin sama Kak Andi. Mbak kan polos, siapa tau dia cuma manfaatin kepolosan mbak," Sofi menjeda perkataannya."Tuh kan aku jdi ngomong jujur."
"InsyaAllah mbak baik-baik saja, Mas Andi gak mungkin bohongin mbak. Kalau memang dia mau menghindar ngapain pake alasan HP nya rusak, dia nisa aja langsung ngomong baik- baik kan?"
"Itu sih menurut mbak, laki-laki mach susah ditebak, ya udah aku mau siap-siap mandi bentar lagi dzuhur. Sofi keluar dari kamarku. Munafik kalau aku tidak memikirkan omongan Sofi, karna kenyataannya aku jadi kepikiran.
...****************...
Jam 12 malam aku terbangun dari tidurku, pertama yang kulakukan melihat HP ku, barang kali ada SMS atau telpon yang masuk. Ada SMS dari Putri dan teman kampus. Aku ingin sekali menghubungi Mas Andi. Reflek jariku mencari namanya di daftar panggilan, lalu kutelpon. Dan tentu aku sangat senang ternyata bisa dihubungi. Tapi dia tak menjawab telponku, mungkin sudah tidur karna malam. Akhirnya kuputuskan intuk mengirim pesan.
💌 Raisya
Assalamu'alaikum mas.. Gimana kabarnya mas Andi? kalau HPnya sudah bener tolong segera hubungi aku ya mas. Salam rindu dariku.
Setidaknya pesan itu bisa dibaca kalau memang HP nya sudah bener.Ingin mrmejamkan mata lagi tapi belum bisa padahal masih tengah malam. Akhirnya aku memutuskan untuk sholat malam saja, mungkin setelah ini aku bisa tidur. Alhamdulillah setelah bermanfaat aku bisa tidur kembali dan bangun di waktu subuh.
Pagi harinya aku coba cek HP ku belum ada balasan dari Mas Andi, aku coba menelponnya tapi ternyata tidak aktif lagi. Aku tetap positif thinking mungkin semalam hanya kebetulan bisa.
Hari ini aku berangkat kuliah seperti biasa dengan si putih. Sebelum ke kelas aku duduk di taman kampus. Tempat favorit kami karna di sana ada gazebo yang enak dibuat nongkrong sambil mengerjakan tugas.Putri hari ini tidak masuk karna tidak enak badan. Sepuluh menit sebelum masuk jam kuliah, Taufik teman kelasku menghampiri.
" Sendirian aja Rai?"
"Iya fik, Putri lagi gak enak badan jadi izin dulu katanya.
"Kamu kebagian KKN dimana Rai?
"Di kota S, kalau kamu dimana fik?
"Deket masih di kota ini."
"Enak dong dekat."
" Ya gitu dech, Rai aku mau minta maaf ya. Karna aku udah lancang ngasih nomor kamu ke seseorang."
"Maksudmu?"
"E... itu kamu kenal kan sama Andi?"
"O iya iya, jadi yang dimaksud teman kuliahku yang ngasih nomer HP ku itu kamu fik?
"Hehe iya, maaf ya. Habisnya dia maksa banget pengen kenal sama kamu, ya udah daripada aku ditero terus aku kasih aja." Taufik menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya gak apa udah terlanjur juga, makasih fik.tapi jangan diulang lagi ya, yang punya nomerku itu paling cuma teman-teman kelas dan beberapa teman pondok."
"Wah roman romannya ada yang udah dekat nih! apa aku yang ketinggalan berita ya?"
"Berita apa? tanya aja sama orangnya! udah waktunya masuk nicmh, ayo ke kelas fik." ajakku karna memang sudah waktunya masuk, dan lagi pula aku tak mau banyak menanggapi. meskipun sebenarnya aku pingin banget bertanya, karna aku kehilangan kontak beberapa hari ini. Tapi ya sudahlah aku harus bersabar.
Sampai di kelas kami duduk dengan tenang, karna tidak lama kemudian dosen kami datang dan kuliahpun dimulai.
Pulang kuliah aku langsung pulang ke rumah, karna tidak ada teman ngantuk. Sebenarnya teman kelas ada beberapa yang dekat, tapi aku memang paling dekat dengan Putri. Tapi kali ini aku lagi malas gabung dengan yang lain, pingin pulang aja istirahat di rumah.
Sampai di rumah sepertinya sedang ada tamu. ada mobil yang parkir di depan pagar.
Aku masuk lewat garasi.Di dapur kulihat ummi sedang membuat minuman.
"Siapa tamunya mi?" tanyaku penasaran.
"Itu Rai!" Ummi menjeda ucapannya."Orang tuanya Irfan pacarnya Sofi, mereka silaturrahmi."
"Apa mereka ada niatan lain mi?"
"emm iya sebenarnya mereka mau melamar Sofi gitu katanya, biar mereka tunangan dulu. menurutmu gimana Rai?"
"Ya kalau mereka berdua sudah yakin dan cocok kita cuma bisa mendukung mi, meskipun Sofi baru semester 3 tapi itu gak masalah. Asal mereka punya komitmen kenapa tidak?"
"Kamu gak pa-pa nak kalau misalkan suatu saat adikmu mendahului kamu?".
"Raisya gak pa-pa ummi, asal Sofi bahagia ummi dan abi merestui mau apa lagi? lebih bagus lagi kalu mereka menikah. Biar gak pacaran mulu."
"Ah iya, biar kami bicarakan dulu nanti. Ya sudah kamu istirahat dulu sana, pasti capek kan?"
"Iya ummi, maaf gak bisa bantu ummi."
"Nggak apa-apa, ini juga udah selesai."
Aku pun masuk ke kamar ganti baju dan sholat ashar karna tadi belum semoat sholat di kampus. Ada rasa yang berbeda di hatiku ketika mendengar adikku akan dilamar, bukan karna aku iri. Tapi mengingat usianya yang masih muda, aku takut nasibnya sepertiku.
"Tidak Raisya, Sofi beda dengan kamu. Dia cukup dewasa dan Irfan adalah pilihannya sendiri bukan dijodohkan seperti kamu. Pasti mereka saling mencintai. Apa lagi Irfan sudah cukup mapan dengan pekerjaannya. Sofi pasti bahagia jika hidup bersama Irfan." batinku dalam hati.
-
-
See you again kakak, terima kasih atas dukungannya 🤗😍