NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Pengganti / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:562.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Amanda Ferina

Perjodohan

Terdengar klasik tapi masih banyak praktik tersebut di tengah masyarakat. Capella Permata Adityawarman, gadis 23 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai jurnalis. Capella sudah dijodohkan saat ia kecil dengan Mahen. Kedua orang tersebut saling mencintai. Sebentar lagi Mahen dan Capella akan menikah, namun beberapa hari lagi pesta yang akan diselenggarakan berubah kacau saat Mahen menjadi tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Capella ingin membatalkan pernikahan itu dan orangtua Mahen yang terlanjur menyukai Capella serta persiapan pernikahan 90% memaksanya menikah dengan anak bungsunya yang super dingin dan nakal, Januari Harrisman Trysatia, pemuda yang masih 19 tahun. Capella harus menikahi Januari yang jauh di bawahnya dan masih labil.

"DASAR PELACUR!!" Januar meludahi Capella di depan orangtunya.

"JANUARI! DIA ISTRIMU!" teriak Megan kepada anak bungsunya.

"Sampai kapan pun gue tidak akan pernah menganggap lo istri." Januar mendorong Capella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Seharian penuh Capella harus bekerja dan meliput berita. Tak jarang ia pun mencari segala informasi untuk dikumpulkan dan menulis berita untuk media cetak.

Hari-harinya sangat melelahkan. Bahkan banyak jadwal yang mengharuskan Capella keluar kota untuk meliput segala kejadian baik itu kondisinya menegangkan ataupun tidak begitu menegangkan.

Tapi yang tengah dikhawatirkan oleh wanita itu bagaimana dengan Januar, apakah ia boleh bekerja seperti itu. Apakah ia mengizinkan Capella keluar kota.

Melihat sifat Januar yang sangat keras kepala dan memiliki sifat manja Capella dapat beranggapan jika pria itu bahkan tak mungkin mengizinkan dirinya untuk meliput keluar kota.

Ia tahu pasti dirinya akan dilarang atau tidak bisa saja enggan membiarkan dia bekerja lagi. Capella benar-benar tak bisa berpikir lagi. Bahkan di dalam kantor ia lebih banyak termenung ketimbang menjalankan tugasnya membuat berita.

"Hayolo, kenapa nih? Kayaknya banyak pikiran banget."

Capella tersenyum menatap Meta yang baru datang. Meta adalah teman kantornya yang kursi kantor wanita itu tak jauh darinya.

"Gak papa. Lagi gak enak badan aja, capek banget kerja."

"I know, gue juga kaya gitu. Nih minum dulu ntar makin sakit gak dapat kerja lagi."

Meta menyerahkan es yang ia beli di pinggir jalan. Capella pun mengambil pemberian dari Meta dan menyeruput minuman tersebut dengan perasaan lega.

Ia pun memijat keningnya yang sedikit berdenyut hebat. Pekerjaan menumpuk dan Capella sama sekali tak bisa fokus dengan pekerjaannya.

"Kalau capek resign aja dulu beberapa hari."

"Dan gaji gue dipotong," ujar Capella seraya menatap Meta dengan mata menyindir. Wanita itu hanya tertawa kecil menanggapinya.

"Iya lo kan butuh banget duit jadi gak mungkin lo berhenti dulu."

"Nah tuh paham," ucap Capella dan menghabiskan es yang diberikan oleh Meta.

"Eh ngomong-ngomong nih El, gimana dengan Mahen? Yang sabar yah cowok mah emang kebanyakan pada ban.gsat! Lo kan udah tunangan sama dia dan hampir banget nih nikah dan masa dibatalin gitu aja."

"Mau gimana lagi, gak mungkin gue nikah sama dia. Meskipun bisa gue gak akan mau nikah sama penjahat kaya Mahen."

Meta mengangguk membenarkan. Bahkan saat itu ketika Capella mengetahui kebenarannya ia bahkan tak bisa berhenti menangis. Satu kantor menyindir dirinya namun juga ada yang memberikan ia support.

Apalagi saat ditugaskan meliput dan mewawancarai kasus tersebut adalah dirinya. Makin membuat Capella tak bisa melupakan Mahen. Ia bertemu dengan pria itu dan pria tersebut pun terus meminta maaf kepadanya.

Namun Capella harus bersikap profesional. Ia adalah jurnalis dengan performa baik di kantornya.

"Tuhkan lo sedih lagi. Maafin gue ngungkit masalah ini."

Capella menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah itu datang Sheila dan Rahma menghampiri mereka.

"Woy ada apa nih."

"Gak ada apa-apa," sahut Meta dan menyilakan kedua temannya yang baru datang itu duduk.

"Baru selesai meliput di rumah Raffi Ahmad, sumpah capek banget gue. Baik banget dia sumpah sama wartawan," ucap Rahma seraya merenggangkan tubuhnya. "Kalian ada tugas apa lagi?"

"Nih si Ella bakal ngeliput ke sirkuit ntar. Bisa ketemu banyak cogan nih, apalagi sama pembalap-pembalap nya. Jadi pengen gantiin tugas Ella."

Ella hanya tertawa kecil seraya menghela napas panjang. Bukan Meta namannya jika tidak mata keranjang.

"Ih waw jadi pengen juga," ucap Sheila dan duduk lalu merebut es milik Meta. "Bagi dikitlah."

"Gue denger-denger si Jamur adiknya mantan lo itu pembalap, kan? Katanya dia juga ikut balapan di sana."

Sontak Capella melirik Rahma. Ia baru tahu jika Januar juga mengikuti perlombaan itu. Capella khawatir jika ia akan mewawancarai Januar.

"Kenapa wajah lo tegang gitu?"

"Gak papa."

"Ganteng tau si Januar. Kayaknya dia pembalap paling ganteng dah. Bahkan gak si Januar aja tapi circle nya pada good looking semua. Kayaknya pemilihan circle mereka seleksi muka dulu," ucap Meta sambil berangan-angan bisa meliput Januar.

Capella tidak begitu mengenal Januar. Ia hanya tahu Januar dari teman-temannya ini seperti sekarang.

"Baru tau," ujar Capella sembari mengambil handphonenya.

"Lah ini mantan calon adik ipar pun gak tau. Masa gitu."

"Mahen jarang cerita."

"Tapi gantengan Januari dari pada Mahen. Kenapa gak sama adiknya aja." Capella melirik Rahma yang berbicara tidak bisa ditahan. "UPS!!"

"Udah-udah. Mau siapapun pasti ganteng dan cantik."

Capella melirik jam tangannya. Saatnya untuk ia pergi ke sirkuit bersama tim-nya.

"Aku pergi dulu. Makasih semua."

"Semangat Ella! Jangan lupa titip salam buat Januar."

"Hm."

Capella pun pergi dan teman-temannya lanjut bergibah. Capella penasaran dengan kehidupan pria yang sudah menjadi suaminya. Rasanya ia bahkan tak seperti mengenal siapa suaminya. Malah teman-temannya yang lebih tahu.

"Siapa aku? Kenapa aku berharap seperti itu? Pasti Januar malu jika mereka tahu bahwa dia sudah menikah." Capella pun lebih sadar diri ketimbang semakin dalam dan dikhianati.

_____________

Capella pun sibuk mengejar para pembalap dan mewawancarai mereka berebutan dengan wartawan yang lain.

Capella harus berdempet-dempetan dengan para awak media. Ia pun menanyai seputar balapan dan pertanyaan lain.

Saatnya para wartawan untuk mewawancarai sang juara. Capella terdiam melihat jika Januar tengah dikerumuni wanita cantik dan seksi.

Tidak tahu malunya para wartawan pun mengejar Januar dan menyeroboti Januar dengan beberapa pertanyaan.

Januar tampak kesal namun ia harus bersikap profesional. Januar sambil merangkul salah satu wanita yang sangat cantik dan dengan pakaian seksi melihatkan sebagian payu.darannya.

Capella yang semula semangat pun terdiam dan sama sekali tak peduli bagaimana marahnya para tim-nya kepadanya.

"Kenapa kau tak maju? Kita bisa ketinggalan berita. Kau mau dipecat?"

Capella menatap para tim nya dan ia pun maju mendekati Januar. Januar belum menyadari jika ada Capella di antara banyaknya para wartawan.

"Januar ini pacarnya atau bukan?" tanya salah satu wartawan kepada Januar.

"Yeah my Girlfriend, Delisha."

"Januar! Januar kalau boleh tahu sudah berapa bulan pacarannya?"

"Eum... Paling beberapa hari yang lalu."

"Apa kesan mu Delisha punya pacar pembalap seperti Januar yang banyak penggemar wanitanya. Sering cemburu?"

"Kesannya, i am so happy. Cemburu? I think yeah, cewek mana gitu gak cemburu boyfriend nya disukai banyak cewek. Gak cewek aja tapi cowok kayaknya banyak juga."

Capella semakin merasa tak percaya diri. Orang yang dekat dengan Januar berkelas dan cantik-cantik. Sayangnya Januar harus memiliki istri kusam dan tak tahu apa-apa dengan dunia mewah dan ketinggalan zaman.

"Bagaimana perasaan kalian berdua ketika Januar memenangkan pertandingan?" tanya Capella yang akhirnya bertanya kepada Januar dan Delisha.

Januar pun melirik Capella dan ia baru tahu jika ada isterinya di sini. Tampak raut wajah Januar berubah datar dan merangkul sang pacar dengan erat.

"Bahagia, dan semoga kedepannya makin baik."

Setelahnya Januar pun pergi meninggalkan para wartawan itu sambil menarik tangan Delisha. Capella melihat perhatian Januar yang diberikan kepada Delisha yang tak akan pernah ia dapatkan dari pria itu.

_____________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA

1
Leew
absolutely berakhir bahagia 🗣️🔥
Leew
bibit unggul tuh lek
Leew
susah bang, gua trust issue 🥰
Leew
APA INI RAJU ENTENG BANGET LU MINTA BAIKAN🗿
Leew
tsundere gini boy
Leew
ngatain orang begitu sendirinya kek anying elah jamur🗿
Leew
alamak, galak galak suka minum susu awokaowka
Leew
ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿
Leew
brutal banget bjir🗿
Adzia Nosta
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Hrawti
Luar biasa
Safa Almira
mampir
Astina Putri
wah,wah,jangan bner ni,klok januar nikung kakaknya
Fi Fin
Januar akhlak nya parah mulut dan perbuatanya ...kok punya dua anak ga ada yg beres ..mahen jg akhlak nya bejad
Risa Risa
hadaaaahhh hari gini kdrt gitu dpn mertua lagi..
Risa Risa
tragis banget
ArlettaByanca
jd saat dijahati balas dendam dg jahat lagi ato lebih jahat itu bukan solusi...
ArlettaByanca
dan kejahatan Januar telah membuat Mahen jd jahat..
Zhie Zhie
hah? nggak punya gojek y? ngapain hujan2n?😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!