Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Part 1

"JANUAR!!"

Pria yang disebut namannya itu pun pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan orangtunya. Laki-laki tersebut melewati ruang tamu dan tak sengaja bertemu dengan sang kakak, Mahen.

Mahen merupakan anak yang baik dan juga pekerja keras. Ia satu-satunya anak dari keluarga Trysatia yang bisa diandalkan dan merupakan penerus dari semua perusahaan yang didirikan orangtunya.

Sedangkan Januar ia seperti kebalikan dari kakaknya. Tidak ada satupun sifatnya yang berkesan di dalam keluarganya. Ia merupakan anak yang pembangkang serta tak mau dikekang. Hidupnya sangat bebas serta gaya hidup yang Westernisasai sangat tak cocok untuk orang Indonesia yang ramah dan juga penuh dengan nilai kesopanan.

Mungkin bagi seberapa orang hal itu wajar karena ia baru saja melewati masa remajanya dan belum bisa dibilang dewasa. Januar masih berumur 19 tahun dan ia sedang berkuliah di salah satu universitas terkenal di Indonesia, Universitas Indonesia.

Mungkin bagi semua orang bisa kuliah di tempat itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan karena hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke universitas tersebut, namun bagi Januar itu hanyalah hal biasa saja.

Januar termasuk orang yang sangat pintar namun sayang kepintarannya tertutupi dengan kenakalan yang melekat padanya.

"Januar! Bunda panggil kamu!" nasehat Mahen kepada adiknya yang melenggang begitu saja.

Januar berhenti berjalan dan melirik sang kakak yang duduk di kursi sofa sambil berkutat dengan pekerjaan kantornya.

"Lo siapa? Terserah gue."

"Kamu!!" Mahen mengusap dadanya agar ia bisa menahan emosi yang dibuat oleh adiknya.

Pria itu pun menarik napas beberapa kali untuk menenangkan dirinya dan lebih berpikir dingin. Ia tersenyum kepada adiknya, Mahen tahu jika adiknya bukanlah tipe orang yang mudah diajak bicara.

"Kenapa? Lo mending urusin diri lo."

"Niat bunda itu baik. Dia gak pengen kamu kenapa-kenapa. Kamu balapan liar gitu apa untungnya, bagaimana jika kamu jatuh dan luka, pikirkan perasaan bunda."

Januar menggeram terbukti dengan desisan marah yang ia keluarkan. Ia mendorong pipi bagian dalamnya dan memainkan lidahnya. Pria itu menatap sang kakak sambil mengangguk puas.

"Lo pikir lo siapa yang berhak ngelarang gue? It's my life not your life, urusin diri lo sendiri, gak usah mikirin hidup orang. Kaya hidup lo benar aja. Telinga gue sampe panas dengar ceramah gak berguna lo tiap hari."

Januar memutar bola matanya dan kemudian berlalu begitu saja. Mahen terdiam dan pena yang sedang ia pegang terjatuh begitu saja. Pria itu menatap punggung sang adik.

Namun raut muramnya langsung berubah penuh semangat saat melihat sang kekasih yang datang  untuknya.

Capella berpapasan langsung dengan Januar. Januar berhenti berjalan dan menatap Capella dengan lekat. Ia memperhatikan Capella seksama. Capella yang merasa tak nyaman menundukkan kepala.

Ia jarang bertemu dengan Januar. Karena pria itu yang jarang berada di rumah. Setiap melihat Januar Capella merasa gugup dan tak berani menatap pria itu dengan langsung.

"Nasehatin pacar lo gak usah ngurusin hidup orang."

Capella mengangkat kepalanya terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Januar. Ia pun melirik ke arah Mahen yang tengah menuju ke arahnya.

Setelah mengatakan itu, Januar pun pergi dengan wajah dingin. Laki-laki tersebut bahkan tak bisa menghargai seorang tamu yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.

"Kamu tidak apa-apa sayang? Kamu tau sendiri kan Januar seperti itu. Jadi jangan dimasukkan ke hati."

Capella menarik napas panjang dan berjalan mendahului Mahen. Ia pun duduk di sofa yang tadi menjadi tempat Mahen bekerja.

Capella menatap Mahen serius. Kemudian ia pun menyunggingkan senyum yang sangat cantik.

"Aku tahu jadi tidak apa-apa. Januar memeng seperti itu. Walau... Kadang aku sedih jika Januar terus bersikap dingin pada ku." Capella mengangkat wajahnya dengan sedih, "apa Januar tidak menyukai ku? Bagaimana dia tidak merestui kita dan tidak ikhlas aku menjadi kakak iparnya."

Mahen pun menggelengkan kepala dan langsung memeluk tubuh Capella. Ia pun mengusap punggung Capella dengan penuh sayang.

"Ella, tidak seperti itu. Dia bukan tidak menyukai mu. Tetapi dia tidak menyukai ku. Dia memang seperti itu, kepada semua orang juga begitu. Kepada bunda, ayah, dan aku dia bahkan menganggap kita seperti orang asing."

"BANGS.AT!! MAHEN SI.ALAN LO!!" teriak Januar dari luar dan berjalan terburu-buru ke arah Mahen.

Pria itu menarik kerah baju Mahen yang tengah memeluk Capella. Kemudian ia meninju wajah kakaknya dengan keras.

"Januar!! Apa yang kamu lakukan!!" histeris Capella dan berusaha memisahkan Mahen dan Januar.

Januar melirik Capella dan mendorong tubuh wanita itu yang menghalangi dirinya. Hingga Capella pun tersungkur di lantai.

"Akhh!!"

"Kau!! Baj.ingan!! Kau boleh memukul ku tapi kau tidak boleh melukai dia!!" marah Mahen melihat kekasihnya didorong.

Kemudian Mahen pun membantu Capella berdiri. Capella menggelengkan kepala agar Mahen tidak terpancing dengan Januar.

"Lo!! Lo kan yang udah bocorin ban honda gue!! Sialan lo!!"

Mahen pun yang sudah habis kesabaran menatap adiknya itu dengan tajam. Ia lantas tersenyum miring menantang Januar.

"Kenapa jika aku yang melakukannya? Kamu tidak lihat bunda sampai nangis di kamar gara-gara kamu. Dan aku membiarkan dia nangis begitu saja. Kamu benar-benar anak durhaka."

Januar seolah menganggap perkataan Mahen hanyalah angin lalu. Terbukti dari pria itu yang balik menantang Mahen.

"Bunda? Bunda lo palingan. Lo kan anak kesayangan Bunda."

Megan menatap Januar anak bungsunya dengan mata yang penuh air mata. Ia menghampiri Januar dan menggelengkan kepala. Megan tak menyangka jika Januar akan menganggapnya seperti itu.

"Bunda sama sekali tidak pernah menganggap mu seperti itu, Januari. Kau dan Mahen sama-sama anak ku. Aku menyayangi kalian sama rata. Kau yang hanya salah sangka dengan bunda."

Januar sejujurnya sudah muak berbasa-basi seperti ini. Pria itu menatap Capella dan menyeringai.

"Lo mau sama dia karena apa? Dia gak sebaik yang lo pikirin."

Megan menatap Capella dengan penuh mohon maaf. Ia mengusap tangan Capella agar wanita itu bisa memaafkan anaknya.

"Capella."

"Tidak apa-apa Tante."

"Cuih!! Drama!" Ucapan Januar benar-benar menyakiti hati Capella. Namun wanita itu berusaha terlihat baik-baik saja.

Mungkin ia bisa lebih mendekati Januar agar pria itu bisa menerima dirinya dan lebih bisa beradaptasi dengan laki-laki tersebut.

"Aku mencintainya."

"Cinta emang buat orang buta sampe lo gak bisa liat siapa Mahen sebenarnya. Dia bahkan lebih buruk dari gue. Jangan sok suci lo!"

Capella menatap Mahen. Ia bukan karena marah dengan pria itu tapi ia khawatir jika Mahen akan terpancing dengan adiknya.

"Tidak apa-apa. Aku menerima mu apa adanya."

"Mulut mu jika dibiarkan tidak akan berhenti terus mengoceh hal yang tidak penting."

Januar mengangkat satu alisnya seakan mengejek Mahen. Hampir saja terjadi cekcok antara adik kakak tersebut, namun Megan langsung menghalanginya.

"Kalian ini apa-apaan. Mahen, kamu harus bisa bersikap dewasa kepada adik mu."

Mahen menghela napas panjang dan menatap Januar penuh dengan dendam. Cukup ia menahan amarah selama ini karena pria itu.

Januar pun tersenyum miring. Ia melirik Capella dan menarik tangan Capella hingga Capella tersentak dan jatuh ke dalam pelukan Januar.

Kemudian Januar dengan secepat kilat menyambar bibir Capella dan mencuri ciuman pertama Capella yang bahkan Capella tak pernah lakukan bersama Mahen.

Mahen dan Megan terkejut bukan main. Mahen yang melihat sang kekasih dilecehkan oleh adiknya lantas langsung menghajar Januar brutal.

Capella masih syok dengan apa yang ia alami. Wanita itu menangis histeris namun Megan langsung menegangkan. Megan tak bisa lagi untuk membela Januar. Kali ini anak bungsunya itu benar-benar keterlaluan.

"HAHAHA!" tawa Januar puas sudah mencuri ciuman dari kekasih kakaknya. Ia menatap sang Kakak dengan wajah penuh kemenangan. Kakaknya tampak marah padam.

"Kau!!"

_____________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA

Terpopuler

Comments

Lia

Lia

Aku kok bacanya jaguar kek kucing

2023-11-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Januar nekad sekali mencuri ciuman Capella

2023-08-01

0

Sri Supeni

Sri Supeni

awal yg bagus

2023-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!