Bukan Pemuasmu, Om Duda!

"Itu ada beberapa berkas yang harus kau tanda tangani.." Tunjuk Reiki ke arah meja.

Sementara Kaivan hanya mengangguk, setelah rambutnya kering Kaivan merapikannya seperti semula.

Cklek!!! Pintu ruang CEO utama terbuka, Rei dan Kaivan menoleh, pasalnya tidak ada yang berani masuk tanpa mendapat izin, tapi ini?...

Terlihat Nathan datang dengan nafas ngos-ngosan, ia celingak-celinguk melihat seluruh isi ruangan itu.

"Kenapa anda kemari? bukankah tidak sopan jika masuk tanpa izin!..." Tegas Reiki penuh penekanan.

Tanpa berniat menjawab, Nathan memasuki ruang gym, yang dicarinya tidak ada ia pindah ke kamar pribadi Kaivan, namun ternyata pintu itu terkunci harus dengan sidik jari pemiliknya sendiri.

"Nathan!!..." Tukas Kaivan dengan nada suara menakutkan penuh penekanan.

Nathan terdiam ia menatap ke arah kakak tirinya itu.

Tangan Reiki gatal ia geram, rasanya ingin menendang adik tiri sahabatnya dari lantai itu juga. "Sedang apa kau di sini!..."

"Mana wanita yang bermesraan denganmu tadi?..." Tanya Nathan to the point, ia harus tahu! jangan sampai wanita yang dimaksud Elsa adalah Arabella.

Dengan wajah santai Kaivan duduk di kursi kebesarannya. "Kau datang untuk mencari tahu itu? jangan melewati batas Nathan, ini kekuasaanku kau bisa ku tendang kapan saja!!..."

Nathan berdecak menahan amarah. "Apa Arabella? hah!..."

Kaivan mengerti, mungkin Nathan mengetahuinya karena berpapasan dengan Elsa. "Jika iya bagaimana? dia bukan wanitamu lagi! buka mata dan lihatlah fakta..."

Nathan memijit pusing kening. "Ternyata lo bisa setega itu! walaupun gue adik tiri lo harusnya lo mikir, masih banyak di luaran sana yang cocok, kenapa harus Arabella!..."

"Kau!!!...." Bentak Rei, ia naik pitam mendapati tutur kata Nathan yang jauh dari kata sopan.

Tangan kekar Kaivan menahan Rei. "Cukup!..."

Rei memutar mata malas. "Cih!.."

"Ingat ini baik-baik Nathan, Arabella sendiri yang datang kepadaku. Berhenti mengharapkan wanitaku lagi, apalagi terus menguntit segala kegiatannya! sadar diri perlu, sebajingan-nya aku, tidak pernah bermain dengan dua wanita sekaligus!..." Sindir Kaivan.

Nathan merasa tertampar, namun bagaimanapun juga ia masih menginginkan Bella di samping memiliki Sely, sebagai wanita keduanya.

"Kembali ke ruang kerja, jika kau masih mencari aman!..." Tegas Kaivan.

Nathan menggertakan rahang menahan emosi, mau tak mau ia berlalu dari ruang CEO utama, sangat memalukan memang hingga berani berbuat seperti itu terhadap Kaivan, di mana kakak tirinya pernah memberi kepercayaan 800 juta, namun ia hambur-hamburkan begitu saja demi kesenangan.

Masih untung Kaivan baik hati itu juga demi papa Dyandra, tapi hati Nathan tetap saja tak terima jika Kaivan mau merebut Arabella dari dirinya.

"Ah anak itu! bolehkah aku meringkusnya?..." Reiki gatal sendiri..

"Cukup awasi saja setiap pergerakannya, jika dia sampai berani melakukan sesuatu terhadap Arabella, baru ku serahkan kepadamu!.." Timpal Kaivan.

"Ya ya..." Balas Rei masih geram. "Aku keluar, silahkan lanjutkan pekerjaanmu tuan.."

Tidak ada jawaban dari Kaivan, sementara Rei berlalu untuk mengurus hal lain..

.

.

Papa Rendi mengepal tangannya kuat, ia bukan hanya sekali menggebrak meja namun berkali-kali. Emosinya tak terkontrol saat menatap layar komputer, dimana ia meletakkan cctv tersembunyi pada mobil putrinya, Arabella.

Sehingga firasat yang tak diinginkannya benar terjadi, dimana Nathan mantan kekasihnya selalu menguntit kemana pun Bella pergi, membawa Arabella ke tempat sepi hanya ingin bertemu, bahkan di sana terlihat Nathan sering memaksa Bella, hal itu dilakukan Nathan sudah hampir 2 bulan sejak putus.

"Anak brengsek, bagaimana caraku untuk memberinya pelajaran!..." Emosi Rendi, ayah mana yang tidak marah dan khawatir jika putrinya terus dikuntit kemanapun langkahnya pergi.

Dalam waktu bersamaan tiba-tiba handphone papa Rendi bunyi, ia menerima panggilan dari orang yang dikenalnya, ya Dyandra..

"Ini tentang Kaivan dan Arabella, kita bicara di restoran A.." Ucap Dyandra dari seberang.

"Kebetulan aku juga ada sesuatu yang ingin dibicarakan.." Timpal Rendi.

"Oke.."

Panggilan pun berakhir, Rendi mengambil kunci mobil dan jaketnya, ia meninggalkan pelataran rumah menuju tempat yang dimaksud Dyandra.

Restoran A...

Dyandra melihat kedatangan sahabat, yang dipercayakan mengelola rumah sakit miliknya itu. Rendi duduk berhadapan dengannya.

"Apa yang kau ingin bicarakan?..." Mulai Rendi.

"Arabella kuliah berapa bulan lagi?.." Tanya Dyandra to the point.

"Kebetulan dia sedang menyelesaikan skripsi, sekitar satu bulanan lebih dia wisuda.."

Dyandra manggut-manggut. "Kurasa ini waktu yang tepat untuk membicarakan hal serius..." Batin Dyandra