Sadiyah, seorang gadis yatim piatu, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Demi mengabulkan permintaan terakhir sahabat kakeknya itu, Sadiyah harus rela mengorbankan masa depannya dengan menikahi pria yang belum pernah ia temui sama sekali.
Kagendra, pengusaha muda yang sukses, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Disaat ia sedang menanti kekasih hatinya kembali, dengan terpaksa ia menerima gadis pilihan kakeknya untuk dinikahi.
Setelah pernikahan itu terjadi, Natasha, cinta sejati dari Kagendra kembali untuk menawarkan dan mengembalikan hari-hari bahagia untuk Kagendra.
Apakah Sadiyah harus merelakan pernikahannya dan kembali mengejar cita-citanya yang tertunda? Akankan Kagendra dan Natasha mendapatkan cinta sejati mereka?
Siapa yang akan bersama-sama menemukan cinta sejati? Apakah Sadiyah dan Kagendra? Ataukah Natasha dan Kagendra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Masih Menolak
“Saat kami sudah menikah dan masing-masing memiliki anak, kami berjanji untuk mengikat persahabatan kami dengan ikatan pernikahan. Niat kami saat itu adalah menjodohkan Abah kamu dengan anak perempuan Aki Idi. Tapi sayang, Abah kamu lebih memilih Ibu kamu. Awalnya Aki sangat marah pada Abah kamu karena menolak dijodohkan. Aki merasa sedih karena tidak bisa menepati janji Aki. Pun ketika kami berniat untuk menikahkan Bibi kamu, Maya dengan anak laki-lakinya Aki Idi ternyata gagal juga karena Nandang, anak lelaki Aki Idi telah memiliki pilihannya sendiri.” Tatapan Pak Musa berubah menjadi sendu mengingat janji yang belum berhasil terwujud.
“Tapi, Aki…..” Kagendra dengan perasaan tak menentu mencoba untuk berbicara.
“Jangan dipotong dulu perkataan Aki. Aki tahu kalau Aa sangat menyayangi dan menghormati Aki. Aki pun sangat menyayangi kamu. Aki tidak pernah berniat untuk menyakiti ataupun menjerumuskan kamu. Aki tahu kalau Sadiyah, cucu Aki Idi itu anak yang baik dan sholehah. Aki yakin kalau Sadiyah akan menjadi istri yang baik buat kamu. Ini kesempatan terakhir Aki untuk menunaikan janji Aki pada sahabat Aki.”
Pak Musa menatap Kagendra dan memegang tangan Kagendra yang tertelungkup di tas meja dengan erat.
“Aki mohon sama Aa, Aki mohon keikhlasan Aa untuk membantu Aki menunaikan janji Aki dan membalas kebaikan Aki Idi pada Aki selama ini. Sadiyah adalah yatim piatu, ayah dan Ibunya meninggal dalam kecelakaan ketika ia berumur 15 tahun. Aki ingin menjadikan cucu laki-laki Aki untuk bisa menjadi suaminya agar bisa menjaganya. Kamu tahu kan seberapa banyak kekayaan yang dimiliki oleh Sadiyah dan adiknya. Bibinya, Rostita bukan orang yang tamak, dia benar-benar menjaga harta yang dititipkan oleh ayahnya Sadiyah untuk kelak diserahkan pada Sadiyah dan adiknya. Aki tidak ingin Sadiyah mendapatkan pasangan yang kurang baik dan hanya mengincar kekayaan Sadiyah saja.”
“Memangnya Aki yakin, Aa bakal bisa jadi suami yang baik buat cucu sahabat Aki itu?. Bisa jadi Aa tidak akan bisa membahagiakan dia karena Aa tidak akan bisa memberikan hati Aa buat dia.”
“Aki yakin, Aa tidak akan menyakiti hati seorang perempuan. Aki yang mendidik dan mengasuh Aa. Aki yakin Aa bukan laki-laki pengecut yang mampu menyakiti perempuan.”
“Tapi Aki. Aki kan tahu kalau Aa sedang menunggu seseorang.” Ucap Kagendra lirih.
“Waktu Aa memilih perempuan itu sebagai kekasih Aa, Aki tidak pernah melarang ataupun menolaknya. Tapi perempuan itu meninggalkan Aa tanpa kejelasan dan kepastian.”
“Tapi…..”
“Aki memohon dan meminta pada Aa untuk membantu Aki menunaikan janji Aki pada sahabat Aki. Waktu Aki di dunia ini mungkin tidak akan lama lagi. Dan mungkin juga ini adalah kesempatan terakhir Aki untuk menunaikan janji itu. Aki ingin ketika kelak Aki bertemu lagi dengan Aki Idi, Aki bisa mengatakan kepadanya kalau janji yang terucap telah tertunaikan. Aa mau kan menolong Aki. Aki tidak pernah memohon atau meminta pada Aa seumur hidup Aa kan?. Sekarang Aki memohon dan meminta pada Aa. Mungkin ini adalah permintaan pertama dan terakhir Aki.” Pak Musa memandang Kagendra dengan matanya yang sendu.
Sekarang ini, hati Kagendra terasa semakin tak karuan. Hatinya sangat bimbang. Jika dia menuruti permintaan Akinya, maka ia harus mengorbankan hati dan kebahagiannya. Tetapi bila Kagendra menolak permintaan Akinya maka ia akan mengorbankan hati dan kebahagiaan Akinya. Kagendra berada dalam dilemma besar.
“Boleh Aa minta waktu untuk memikirkannya?” tanya Kagendra
“Aki harap Aa bisa mengabulkan harapan Aki. Minggu depan, Aki akan berkunjung kembali ke rumah keluarga Sadiyah. Aki harap sebelum itu, Aa sudah memberikan jawaban” Ujar Pak Musa sambil menepuk bahu Kagendra.
“Baik Aki.” Kagendra pamit sambil mencium punggung tangan Pak Musa.
***********************************
semangat