BALASAN UNTUK SUAMI PENGKHIANAT.

sesampai di meja, aku segera duduk dan langsung menyantap olahan seafood yang sangat menggugah selera.

" mas kok kamu diam aja sih? ayo di makan, makanan nya."

" E-eh iya sayang."

" mas, ini kepiting nya enak lho. coba buka mulut nya aku suapin yah, Aaaa.."

" sayang mas bisa makan sendiri."

" mas kamu ini kenapa sih? aku ini istri kamu lho, wajar dong kalau aku mau suapin suami ku sendiri.

waktu di kafe x aja kamu mau di suapin."

mendengar ucapan ku mata mas Gio melotot sempurna, wajah menegang dan menjadi pucat.

" aku di suapin sama siapa s-sayang.?"

dia malah balik tanya. aku hanya mengangkat bahu tanpa berniat menjawab pertanyaan nya.

" aku ngak ngomong kayak gitu, memang nya kamu pernah di suapin sama siapa?"

aku pura-pura ngak tau dan balik bertanya.

" Umm ngak ada kok sayang, aku kan selalu di suapin kamu hehee"

mas Gio jadi salah tingkah dan menggaruk ke pala nya.

******

"maaf mbak, kalau mbak nya tidak berniat memesan silakan keluar. soal nya banyak pengunjung yang mau duduk." terdengar salah satu pelayan restoran berbicara tepat di depan meja yang di tempati oleh Henny.

terlihat Henny segera berdiri dari tempat duduk nya, dan berjalan cepat keluar restoran dengan kepala menunduk. karena tidak melihat kedepan dia pun tidak sengaja menabrak salah satu pengunjung yang baru masuk. dan membuatnya hampir terjungkal ke belakang. untung teman nya sigap memegang tangan nya, kalau ngak pasti dia sudah terjatuh.

" Eh lho punya mata ngak sih? pake nabrak orang segala." ucap pengunjung itu sambil menunjuk Henny.

" maaf mbak, saya ngak sengaja. permisi." sahut henny sambil segera keluar.

sedang kan mas Gio yang melihat itu langsung berdiri, aku menarik tangan nya.

" mas kamu mau ke mana sih.?"

" Eh sayang, mas mau lihat ke depan itu, ada apa yah? ribut-ribut."

" sudah lah mas kamu ngak usah kepo dengan urusan orang, lebih baik kamu duduk makan."

aku menatap nya tajam mas Gio pun terpaksa kembali duduk menuruti perkataan ku.

"ada-ada saja itu orang, masa masuk restoran tapi ngak makan. dasar wanita aneh."

" kamu jangan ngomong kayak gitu."

mas Gio menatap ku dengan tajam.

" loh, kok jadi kamu yang marah sih mas.? aku kan cuma ngomong fakta, bukan ngada- ngada kan."

jawab ku membuat mas Gio jadi salah tingkah.

" Biasa nya kamu ngak pernah gini sama orang lain."

" memangnya mas kenal sama perempuan itu, kenapa mas seperti berusaha membela nya.?" tanya ku.

membuat mas Gio jadi semakin salah tingkah.

" Maaf sayang, bukan nya mas marah atau membela dia, tapi kamu ngak boleh kayak gitu sama orang lain."

" orang ngomong kayak gitu liat orang nya dulu kali mas, ngak punya uang kok berani masuk restoran."

wajah mas Gio jadi masam, nampak sekali kalau dia tidak suka dengan ucapan ku tadi.

aku ngak peduli, aku menyantap semua makanan yang kami pesan.luar

setelah selesai kami pun keluar dari restoran itu.

******

ketika aku sama Gio sudah berada di luar restoran itu.

mata ku tertuju kepada seorang wanita yang tengah duduk di gazebo.

'ternyata dia masih di sini.' Gumamku.

" kamu lagi ngomong apa sayang.?"

"Haa, aku ngak ngomong apa-apa mas, oh ya mas aku pulang bareng kamu yah.?

"tapi sayang mas masih harus kekantor, kamu pulang sendiri ngak apa-apa yah ?"

"Mas kok gitu, aku tadi itu datang ke sini bareng Desi, jadi aku ngak bawa mobil." ucap ku

"kalau gitu kamu pulang pake taksi online aja yah."

" terus guna nya kamu apa?

masa punya suami ngak berguna. lagian apa susah nya sih cuma anterin istri pulang, yang kamu pakai itu juga mobil aku kok.

kalau kamu ngak mau pulang sama aku, sini kunci mobil nya ." aku menyodorkan tangan kedepan wajah mas Gio.

" untuk apa sayang?."

"aku akan bawa mobil nya pulang." ketus ku.

" yah, terus aku pulang pake apa dong nanti.?"

" itu terserah kamu mas, aku ngak peduli. sini kunci nya."

" kamu kok gitu sayang, Yah udah deh mas anterin kamu pulang."

akhirnya kami memasuki mobil dan segera meninggalkan tempat itu. saat kami sudah di perjalanan aku masih mendiamkan mas Gio.

dia sesekali melirik ke arah ku kemudian kembali fokus menyetir.

" sayang jangan lagi dong." rayu nya.

aku menoleh ke arah nya sebentar.

" siapa yang marah." aku menjawab nya ketus.

" kalau kamu ngak marah, kenapa muka nya gitu. senyum dong." rayu nya lagi. kalau dulu aku akan langsung luluh kalau mas Gio ngomong gitu. tapi sekarang malah terdengar menjijikan. dasar kadal.

aku menoleh lagi ke arah nya begitu pun mas Gio aku tersenyum tepat senyum paksa.

" nah gitu dong, kamu cantik kalau tersenyum gitu." Uweek aku menjulur lidah ku saat aku menghadap ke arah jendela mobil.

'oh iya aku penasaran, tadi aku sempat melirik ke arah Henny sebelum aku masuk kedalam mobil. terlihat jelas wajah nya sendu.'

aku tersenyum miring mengingat itu, puas sekali rasa nya.

'udah ngak dapat berlian, ngak dapat makan sekarang Eh jalan kaki pula hahaaa. kaciaan."

*********

beda dengan Shinta dan Gio, Henny yang melihat Gio sudah pulang bersama Shinta pun memutuskan untuk pulang ke rumah nya.

' lebih baik aku pulang aja deh, tega banget kamu mas ninggalin aku sendirian di sini. aku pulang pakai apa? naik taksi online tapi uang aku ngak cukup. aku pesan ojol aja lah.' Gumam nya.

tak lama kemudian ajek online yang dia pesan pun sampai.

" Dengan mbak Henny yah.?"

henny hanya mengangguk kemudian mengambil helm yang di kasi sama abang ojol nya untuk dia pake.

" alamat sesuai yang di aplikasikan mbak.?"

" iya mas." jawab Henny.

***********

shinta dan juga Gio saat ini sudah sampai di rumah.

shinta turun lebih dulu dari mobil di susul sama Gio.

mereka segera masuk kedalam rumah dan langsung di sambut oleh bi Sumi Art yang sudah lama mengikuti Shinta mulai dari shinta masih tinggal bersama orang tua nya sampai sekarang.

bahkan shinta sudah menganggap bi Sumi seperti keluarga nya sendiri.

"Eh bapak sama non Shinta sudah pulang.?" tanya wanita paruh baya itu.

" iya bi." jawab shinta sambil menghempaskan tubuh nya ke sofa dia cukup lelah hari ini.

" non butuh sesuatu, biar bibi ambilkan.?"

" air putih saja bi."

" baik non, kalau bapak mau apa biar sekalian bibi ambilkan.? tanya wanita paruh baya itu sambil menatap ke arah Gio yang juga sudah duduk di sofa yang berbeda dengan Shinta.

" ngak usah bi, saya tidak ingin apa- apa." jawab Gio.

dia melirik ke arah shinta tapi Shinta tidak peduli.

" sayang, mas kekamar duduan yah, mau mandi nih gerah." ucap nya.

" Hmmm." jawab shinta singkat.

Gio pun segera berlalu dari hadapan shinta menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.

setelah sampai di dalam kamar dia menutup pintu rapat, kemudian mengeluarkan ponsel nya.

untuk menghubungi seseorang.

truuut....

panggilan tersambung ...

(" Hallo sayang, kamu di mana sekarang.?" )

(......…..)

( maaf yah, mas ninggalin kamu tadi soal nya mas harus anterin Shinta pulang, mas gak mau membuat dia curiga.")

(........)

( Yah udah sayang, mas mati kan dulu telpon nya.")

tuuut. Gio mengakhiri panggilan nya.

Dia tidak menyadari kalau shinta mendengar semua percakapan nya

dari balik pintu kamar, shinta sengaja ngak langsung masuk karena dia tau Gio buru-buru ke kamar duluan tadi pasti ingin menelpon selingkuhan nya

setelah melihat Gio sudah selesai menelpon, shinta pun masuk. namun Gio belum juga menyadari nya.

" Ekheemm."

seketika Gio berbalik melihat ke belakang dia terkejut melihat Shinta yang sudah ber diri di belakang nya.

" S-sayang, sejak kapan kamu di sini.?" tanya Gio dengan gugup.

" baru saja." jawab Shinta membuat Gio menghela napas nya lega.

' syukur aku cepat memutuskan sambungan telepon dengan Henny, kalau ngak bisa ketahuan sama Shinta.' batin nya.

" mas, kata nya mau mandi, kok malah bengong di situ.?"

" E-eh iya sayang, ini mas baru aja mau masuk ke kamar mandi." jawab nya gugup.

" ya udah sana cepet, aku juga mau mandi ni." ujar Shinta.

Gio pun buru- buru masuk ke kamar mandi lalu menutup pintu nya.

terlihat sekali kalau dia masih gugup.

shinta yang melihat itu tersenyum miring. bersenang- senang lah dulu mas, sebelum aku menghancurkan hidup kalian..

*************

....BERSAMBUNG.....