BALASAN UNTUK SUAMI PENGKHIANAT.
'' hai semua nya, selamat pagi" aku menyapa semu karyawan di restoran milik ku.
" pagi juga bu." jawab mereka serentak.
"bagai mana dengan perkembangan restoran Reva?." tanyaku ke pada Reva tangan kanan kepercayaan ku.
" semua lancar bu, bulqn ini pendapatan jauh lebih besar dari bulan lalu." jawab nya.
"syukurlah kalau begitu, ya sudah silakan lanjutkan pekerjaan kalian saya mau ke ruangan saya dulu.
dan kamu Reva jangan lupa awasi mereka." Rev mengangguk dan segera berlalu untuk melanjutkan tugas nya.
****************
Namaku Shinta Maharani, aku memiliki sebuah restoran yang cukup terkenal di kota ku. bukan hanya itu, aku juga mengurus salah satu perusahaan milik orang tua ku. tapi aku lebih fokus ke restoran sedang kan perusahaan di pimpin oleh suamiku mas gio.
aku sama mas gio menikah dua tahun yang lalu. namun kami belum memiliki momongan, mungkin Tuhan belum mempercayai kami untuk menjadi orang tua. tapi aku mau pun mas gio tidak mempermasalah kan hal tersebut.
" pagi Shinta, masih pagi kok sudah melamun aja." sapa seseorang di balik pintu, aku yang tengah sibuk melamun langsung mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang datang.
aku tersenyum saat tau ternyata Desi sahabatku yang datang berkunjung. Desi masuk dan duduk tepat di depan ku.
" kamu apa kabar Des?." tanya ku basa basi.
" Baik." jawab nya singkat.
" tumben kamu ke sini, lagi ngak sibuk?" tanyaku biasa nya sibuk.
" aku lagi ambil cuti, lagian aku ke sini ada yang mau aku omongin sama kamu." ucap nya dengan tatapan serius ke arahku.
aku mengeryit heran dan menatapnya dengan bingung.
" ngomong apa?." tanyaku ntah kenapa perasaanku jadi was-was.
" kalau aku ngomong, kamu ngak akan percaya, coba kamu liat sendiri video ini" kata nya sambil menyodorkan ponselnya ke arahku.
aku pun mengambil ponselnya dan melihat video yang di maksud Desi tersebut.
Deggh.
" mataku membulat sempurna, terlihat dalam video tersebut seorang wanita tengah menggandeng mesra lengan se orang pria layaknya sepasang kekasih. dan pria dalam video tersebut seperti nya aku kenali. tunggu dulu, bukankah itu seperti mas gio.
" mas gio!" lirihku ketika ku tau pria yang di gandeng wanita itu benar- benar mas gio suamiku.
' kalau benar kamu ber khianat. liat saja apa yang akan ku lakukan untuk membalas pengkhianatan kamu mas. kau akan menyesal telah bermain- main denganku.' geramku.
baiklah akan ku ikuti permainan mu mas.
" awalnya aku ngak terlalu yakin kalau itu Gio, tapi setelah aku ikuti mereka dan ternyata benar itu Gio. tadi nya aku tidak mau memberi tahu hal ini takut kamu ke pikiran, tapi setelah ku pikir - pikir akan lebih baik kamu tau kelakuan Gio itu seperti apa."
aku mendengar semua penjelasan dari Desi.
aku ngak boleh gegabah, aku harus bermain cantik dan mengumpulkan bukti agar aku bisa dengan mudah menyingkirkan aki- laki brengs*k itu dan membuat nya merasakan akibat dari perbuatan nya.
" Des, aku bisa minta tolong ngak.? tanya ku sambil menatap mata cantik sahabatku itu.
" minta tolong apa? aku akan berusaha membantu mu semampuku.
kamu jangan pernah merasa sendiri oke, aku selalu ada kok buat kamu." ucap nya.
" aku minta tolong, kamu cari tau tentang permpuan itu, tinggal di mana dan sudah berapa lama dia menjalin hubungan dengan mas Gio."
" oke, kamu tenang aja aku bakal cari tau semua tentang ulet bulu itu."
jawaban Desi sungguh membuat ku lega, setidak nya ada yang mau membantuku.
" thanks ya Des, atas impformasi nya."
" santai aja, kamu ini kayak sama siapa aja.
ya udah aku pamit dulu yah, nanti aku ke sini lagi kalau aku sudah mendapatkan imformasi tentang perempuan itu."
aku mengangguk, Desi menepuk pundak ku dan berlalu pergi.
setelah kepergian Desi, aku menghela napas panjang benar- benar sesak sekali rasa nya. melihat semua kenyataan yang tak pernah sekali pun terpikirkan olehku, bodohnya aku yang terlalu percaya sama mas Gio.
yang ternyata dia telah mengkhianatiku, dan tega mengkhianati pernikahan kami. ke pala ku mendadak sakit dan pikiran pun menjadi buntu, kalau sudah seperti ini aku ngak akan fokus bekerja.
lebih baik ku pulang saja. moodku benar benar kacau.
aku segera menyambar tas ku dan keluar dari ruangan.
" Reva kamu handle semua pekerjaan ya saya mau pulang dulu, mendadak tak enak badan." kata ku
Reva adalah gadis yang pernah aku tolong di saat dia hampir di leceh kan oleh sekelompok preman di jalanan dulu.
" baik bu, semoga ibu cepat sehat." ucap nya. aku mengangguk dan segera berlalu.
aku segera keluar dari restoran dan berjalan ke arah parkiran di mana aku memarkirkan mobilku.
setelah di dalam mobil aku pun tancap gas tak sabar segera sampai di rumah.
' kamu salah kalau harus bermain- main dengan ku mas, kamu beserta ****** mu itu harus membayar mahal atas pengkhianatan ini.' batinku.
tak butuh waktu lama aku pun sampai di rumah, aku segera masuk dan naik ke lantai dua menuju kamar ku.
saat sampai di depan pintu kamar aku melihat pintu kamar itu terbuka.
aku ingat betul kalau aku sudah menutup rapat pintu kamar bahkan sudah ku kunci sebelum aku pergi ke restoran, tapi kenapa pintu kamarku terbuka.?
aku segera masuk kedalam kamar melihat siapa tau ada maling yang masuk.
dan benar saja aku melihat ada seseorang yang tengah berdiri di depan lemari pakaian ku.
aku langsung memukul kepala nya dengan tas yang aku jinjing di tangan sekuat tenaga, " kena kau maling teriak ku."
orang itu pun langsung jatuh terduduk di lantai sambil melindungi belakang kepala nya, belum sempat orang itu melihat kebelakang aku juga mengambil ancang - ancang kemudian menendang bokong nya hinga dia terjerembab mencium dinding kamar.
" rasakan itu berani sekali kau maling di rumah ku." teriakku lagi.
" aduh aduh."
'suara itu' batinku sesaat aku mengingat video yang tadi Desi berikan kepada ku seketika hati ku merasa panas. 'sekalian aja aku kerjain kau mas' geramku aku tersenyum smirk. aku kembali memukulnya dengan tas yang kebetulan masih aku pegang.
"Aduh aduh duh, stop " teriak nya. dia pun bangun dan menoleh ke arahku.
"Mas Gio sedang apa?. ku kira maling maka nya aku tabok aja." kata ku tanpa dosa.
" sedang apa mas berdiri di depan lemari pakaianku?." tanyaku sambil memicing kan mata menatap nya penuh selidik. mas Gio gelagapan.
" E-eh anu sa-sayang, ini mas sedang mengambil berkas yang ketinggalan." ucap nya terlihat jelas kalau dia tengah gugup ketika aku menatap nya lekat.
" bukan kah semua berkas ada di atas meja kerja?." aku bertanya sambil sedikit mengintimidasi nya. dan berhasil membuat nya lebih gugup bahkan wajah nya sudah pucat pasi.
'awas aja kalau kamu berani mencuri aset yang aku simpan, akan aku cincang kamu mas.' gumamku.
" Oh iya, mas lupa kalau berkasnya sudah mas kasi ke Diana, sejak kapan mas jadi pelupa begini yah? tumben jam segini kamu udah pulang.?"
" emang kenapa mas, ngak boleh? tanya ku sambil terus menatap nya.
dia terlihat salah tingkah.
" bu-bukan begitu maksud mas sayang, mas hanya khawatir sama kamu soal nya ngak biasa nya kamu pulang jam segini." ucap nya.
' pintar sekali kamu mencari alasan' batinku.
" mas ngak usah khawatir, aku hanya sedikit ngak enak badan saja." ucapku
dia segera mendekat dan menempelkan punggung tangan nya di kening ku. aku segera menepis tangan nya dengan kasar muak rasanya lihat dia sok perhatian begitu.
" aku cuma sedikit pusing, sudah sana balik kekantor ." ucapku ketus ntah kenapa aku malas melihat wajah nya.
" Ya sudah kalau gitu, mas pergi dulu.
kamu istirahat aja yah."
aku mengangguk dan dia pun segera keluar dari kamar.
setelah memastikan dia sudah benar- benar pergi dan merasa ke adaan sudah aman aku segera beranjak dari ranjang menuju lemari. ku buka lemari dan segera membuka brankas, mengecek isi nya masih utuh tak ada yang hilang. aku pun bernapas lega.
mungkin ketika aku datang, dia juga baru datang. jadi aku berhasil menggagalkan aksi nya.
' tapi kenapa tadi aku tidak melihat mobil mas Gio ya, apa dia sengaja naik taxi online yah?
Aah masa bodoh lah, mau dia naik taxi online kek, mau dia jalan kaki kek, bukan urusanku. aku harus mengganti pin nya.
agar mas Gio tidak seenak nya.' gumamku.
setelah selesai menggantikan pin brankas aku pun segera membaringkan tubuhku di kasur, karena kepalaku benar-benar sakit.
tak terasa aku ke tiduran dan bangun melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul lima sore. aku segera beranjak dari ranjang kemudian menuju kamar mandi .
untuk membersihkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments