Di saat seorang pria tampan yang sedang tulus mencintai seseorang,tapi tiba-tiba saja pria tersebut di campakkan dan juga di hina oleh sang kekasih karena dirinya yang hidup serba kekurangan.
Dari situlah,dirinya memutuskan untuk tidak akan mau mencintai wanita lagi dan menutup hatinya untuk wanita manapun.Tapi belum sempat luka di hatinya sepenuhnya pulih,di saat itu juga,seorang wanita yang derajatnya sangat berbeda jauh dari dirinya yang jauh dari kata mewah,malah selalu terlibat di dalam kehidupannya dan perlahan-lahan berhasil membuka hatinya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.eliane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7
Sedangkan wanita tersebut,ia hanya mampu terdiam dengan wajah tidak percayanya yang bercampur rasa malu.
Karena biasanya,pria-pria yang tidak sengaja ataupun sengaja ingin bertemu dengannya akan langsung mengumbarkan kata-kata manis untuk merayu dirinya dan menatapnya dengan penuh mesum ataupun penuh ketertarikan,bahkan mereka semua rela berlama-lama untuk bisa mengobrol panjang lebar sama dirinya.
Tapi pria yang satu ini malah sangat berbeda sama pria yang lainnya,bahkan saat pria ini baru saja mengeluarkan suaranya tadipun,pria ini sudah mengajukan pertanyaan yang terdengar sangat menyebalkan menurutnya.Dan satu lagi,wajahnya pria tersebut sama sekali tidak tersenyum padanya.
"Maaf" ucap Elvan dengan wajah tersenyum ramahnya,sambil berjalan melewati wanita tersebut dengan langkah cepat karena ingin mengejar Sebastian yang sudah sibuk memilih-milih Jasnya.
Wanita tersebut yang masih sedang menatap tidak percaya ke arah punggung lebarnya Sebastian itu,langsung tersadar dari bengongnya dan menatap punggung pria yang baru saja mengucap maaf padanya itu,lalu matanya kembali beralih menatap punggung lebarnya pria tadi yang telah membuat dirinya merasa kesal dan juga tidak percaya.
Walaupun pria yang barusan terdengar agak ramah dan juga terlihat tampan,tapi di matanya pria yang tadi lebih tampan dari yang barusan dan juga mampu membuat dirinya lebih tertantang,karena baru pria tadi,pria pertama yang telah berani mengabaikan dirinya seperti ini.
"Nona muda" panggil tante tersebut dengan wajah herannya yang bercampur khawatir,setelah ia sudah selesai mengambil kembali barang belanjaan nona mudanya yang ia letakkan di lantai tadi,sambil menatap nona mudanya yang tidak berhenti menatap punggungnya pria tampan tadi.
"Hm"jawab wanita tersebut dengan singkat,tanpa mengalihkan tatapannya.
"Nona muda,kita harus segera pulang.Kalau tidak,Tuan dan Nyonya pasti akan menelepon lagi" ucap tante tersebut dengan wajah seriusnya,sambil terus menatap heran ke arah nona mudanya.
"Ya Tuhan,kenapa tante baru bilang" ucap wanita tersebut dengan wajah kagetnya,sambil mengalihkan tatapannya ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 17.10 sore.
Karena Daddy dan Mommynya sangat tidak suka ia terlalu lama berada di luar rumah dan pulang terlalu malam,sedangkan perjalanannya dari sini ke Mansionnya membutuhkan waktu hampir 1 jam.Sudah di pastikan dirinya akan mendapatkan sedikit omelan dari Mommynya kalau sampai ia pulang setelah matahari terbenam nanti.
"Dasar pria aneh.Awas kalau kita bertemu lagi,aku pasti akan membalaskan rasa kesalku ini" gumam wanita tersebut dengan nada pelan dan wajah kesalnya yang di tujukan untuk pria tampan tersebut.Ia bergumam,sambil menatap punggung pria tersebut yang sudah beralih ke tempat yang lain karena masih sibuk memilih.
Sepertinya tentang lebih menantangnya tadi,akan ia pikirkan lain kali saja,sekarang ia dan tante tersebut harus segera pulang sebelum kedua orang tuanya mengomelinya dengan panjang lebar.
"Tante,ayo kita pulang sekarang" lanjut wanita tersebut lagi,dengan nada lembutnya.Lalu ia segera berjalan keluar dari dalam Butik tersebut dengan wajah yang memberengut kesal.
"Nona muda,nona muda,ternyata sikapmu ini masih saja sama seperti dulu dan sama sekali tidak berubah setelah beberapa tahun tinggal di Australia" gumam tante tersebut dengan nada pelannya setelah ia selesai menghela napas dengan pelan.
Ia bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan,saat ia melihat tingkah lucu nona mudanya yang sudah lama tidak ia lihat itu.
Karena nona mudanya itu baru saja semalam pulang dari Australia,atas perintah dari Tuannya yaitu Daddynya nona mudanya itu.
Sedangkan Elvan yang dari tadi sedang menemani Sebastian,sesekali ia melirik ke arah 2 wanita beda usia itu dengan wajah penasarannya.
"Bas,apa kamu tidak tertarik sama wanita itu?" tanya Elvan dengan wajah seriusnya,sambil mengalihkan pandangannya dari punggung wanita tersebut yang sudah menghilang itu ke wajah datarnya Sebastian yang masih saja sibuk memilih Jas dan dasi.
"Apa kamu sudah gila? Aku sudah memiliki kekasih,kalau saja kamu lupa" jawab Sebastian dengan nada kesalnya,tanpa menatap ke arah Elvan yang langsung mendengkus kesal.
"Cih,kamu itu adalah pria bodoh yang pernah aku temui dan aku jadikan sahabat" ucap Elvan dengan nada kesalnya juga.
'Kekasih apanya...Tidak ada wanita yang akan mempersulitkan pasangannya,jika wanita itu benar-benar mencintai pasangannya' batin Elvan dengan wajah kesalnya.
Sebastian yang mendengar perkataannya Elvan barusan,langsung mendengkus kesal.Lalu ia kembali memilih dengan wajah bingungnya,sambil menatap harga di Jas yang sedang ia pegang itu yang berharga 1 juta 500 ribu.
Ternyata harga Jas-Jas dan dasi yang ada di dalam Butik tersebut,semuanya di atas harga 1 juta (Jas) dan juga harga di atas 500.000 (dasi).
"Kamu ini kelamaan" ucap Elvan,masih dengan nada kesalnya.Kemudian ia langsung merebut Jas yang di pegang oleh Sebastian dan Dasi dengan sembarangan,karena Sebastian sudah dari tadi memilih dan membolak-balikkan Jas-Jas tersebut tapi belum juga ada satupun yang terpilih hingga mampu membuat dirinya merasa semakin kesal sama sahabatnya itu.
Di tambah lagi dengan pertanyaan seriusnya yang di jawab oleh Sebastian sama jawaban yang menyebalkan menurut dirinya.
Lalu ia segera membawa Jas dan dasi tersebut ke kasir,tanpa memperdulikan teriakan kecil dari sahabatnya itu.
"Apa yang sedang kamu lakukan hah?" tanya Sebastian dengan nada kaget dan juga kesal,karena tiba-tiba saja Elvan merebut dan membawa Jas dan dasinya begitu saja.
"Elvan,aku belum selesai memilihnya.Jas itu harganya sangat....." kata mahal yang baru saja akan keluar dari mulutnya Sebastian langsung menghilang ke udara saat ia baru menyadari kalau semua karyawan-karyawan wanita yang ada di sana sedang memerhatikannya dan juga menatap penuh damba ke arah dirinya.
Iapun segera berjalan ke arah di mana Elvan berada,dengan wajah datarnya kembali sambil menahan rasa malu dan juga rasa kesal di dalam hatinya.
Di meja kasir.
"Berapa ?" tanya Elvan dengan nada kesal yang sudah sedikit berkurang, setelah ia melihat kasir wanita tersebut baru saja selesai menghitung.
"Totalnya 2 .***.000 Tuan" jawab kasir wanita tersebut dengan tersenyum malu,sambil terus menatap wajah tampan yang di hadapannya dan juga wajah tampan pria lain yang baru saja sampai di hadapannya juga.
"Ini" ucap Elvan dengan nada santainya,sambil berniat ingin menyodorkan uang yang berjumlah 2.*00.000 pada kasir wanita tersebut.
"Tidak perlu sok baik" ucap Sebastian dengan nada kesalnya tapi ia masih tetap menampilkan wajah datarnya,sambil mendorong pelan tangannya Elvan yang berisi uang itu ke samping.Walaupun ia tahu kalau Elvan berniat baik padanya,tapi ia tidak menyukai itu.
"Ini" lanjut Sebastian lagi,sambil meletakkan uang dengan jumlah yang sama seperti Elvan tadi,untung saja tadi ia membawa uang yang cukup untuk membayar.
Jika tidak,ntah harus letak di mana wajahnya saat ini.Walaupun ia tahu kalau Elvan akan langsung membantunya,tetap saja itu bukan tipenya.
Sedangkan Elvan,ia hanya mampu menghela napas dengan berat karena Sebastian selalu saja seperti ini setiap ia ingin membantu.
Lalu ia tersenyum geli saat ia melihat tersenyum malunya kasir wanita tersebut,beda sama Sebastian yang langsung memutar kedua matanya dengan malas,karena ia sudah bosan dan hampir setiap hari ia melihat wanita-wanita yang selalu saja bersikap begitu ketika melihat mereka ataupun dirinya.
"Nona,siapa wanita tadi yang baru saja pergi dari sini itu?" tanya Elvan pada kasir wanita tersebut dengan nada penasaran dan wajah yang tersenyum ramah.
"Wanita yang mana,Tuan?" tanya kasir wanita tersebut dengan wajah bingungnya,sambil membungkus Jas dan juga dasinya pria yang sama-sama mampu membuat dirinya tersenyum malu itu.
"Wanita tadi yang telah menabrak sahabatku ini" jawab Elvan dengan nada semangatnya.
"Owh...Wanita yang cantik tadi itu namanya Jennifer Amora Naava,Tuan.Dia itu putrinya Tuan Arka Septian Naava,Seorang Pengusaha yang terkaya di kota ini dan juga no 1 seasia,Tuan.Dan Nona Jennifer,baru saja pulang dari Australia semalam" jawab kasir wanita tersebut dengan panjang lebar sambil melirik sekilas ke arah wajah pria tampan yang satunya lagi,masih dengan wajah yang tersenyum senang dan juga malu,karena di tanya oleh pria tampan tersebut.
"Nona,apa kamu sudah selesai? kalau sudah selesai,cepat berikan padaku sisa uang belanjaanku ini" tanya Sebastian dengan nada kesalnya,sambil mengangkat sedikit tinggi,Jas dan dasi miliknya yang sudah di bungkus dan di letakkan di atas meja tadi.
"Ma maaf Tuan,ini Tuan" jawab kasir tersebut dengan nada gugup dan juga salah tingkah sambil menyodorkan sisa uangnya pada pria tampan tersebut.Karena terlalu fokus menjawab dan juga menatap kedua pria tampan tersebut,ia jadi lupa sama sisa uang yang sudah ia ambil tadi.
Sebastian yang sudah mendapatkan sisa uangnya itupun,langsung berbalik badan dan berjalan keluar dari dalam Butik tersebut dengan wajah datarnya sambil menahan rasa kesalnya tanpa menunggu Elvan lagi.
"Terima kasih" ucap Elvan dengan cepat dan tidak lupa juga ia tersenyum ramah,hingga membuat kasir wanita tersebut menjadi semakin salah tingkah.
Lalu ia segera mengejar langkah lebarnya Sebastian dengan sedikit berlari,sambil menggerutu kesal yang di tujukan untuk Sebastian karena tidak menunggu dirinya.
"Apa kamu tidak bisa menghargai sesama sahabat? Sudah tidak tahu terima kasih,sekarang pakai di tinggal saja" tanya Elvan dengan menggerutu kesal,sambil duduk di kemudi mobil miliknya setelah ia sudah sampai dan membuka pintu mobilnya.
"Kalau begitu,aku bayar saja bensin mobilmu" jawab sebastian dengan nada kesalnya,sambil menyandarkan tubuh dan juga kepalanya kebelakang dan menatap kesal ke arah samping di mana Elvan sudah duduk rapi di kursi kemudi tersebut.
"Tidak perlu,terima kasih saja" ucap Elvan dengan cepat dan juga nada kesalnya,sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kenapa hari ini,kamu sensitif sekali?" tanya Elvan dengan wajah penasarannya sambil menatap ke arah sebastian dan jalan di depannya secara bergantian.
Sedangkan Sebastian,ia hanya duduk diam saja dengan wajah kesalnya dan juga kedua mata yang sedang terpejam.
Setelah sahabatnya itu membuat dirinya menjadi semakin boros sore ini,kemudian sahabatnya itu bertanya padanya tentang wanita tadi yang telah membuat moodnya menjadi bertambah buruk.
Belum lagi,urusannya tentang kekasihnya yang semakin lama semakin merenggang itu,dan masih belum ada penyelesaiannya lagi.Lalu sekarang,Elvan masih bertanya tentang sensitifnya.Lebih baik ia diam saja,dari pada berdebat sama Elvan yang tidak jauh beda mengesalkan dengan Erik.
"Bro,ada apa sih denganmu?" tanya Elvan lagi dengan nada bingungnya,sambil memperhatikan jalanan yang banyak kendaraan yang sedang berlalu lalang.
"Bas,bagaimana menurutmu tentang wanita tadi?" tanya Elvan saat ia melihat sahabatnya itu hanya diam saja,iapun mencoba mencari pembahasan yang lain.
Ia bertanya dengan wajah yang penuh minat dan tersenyum senang,sambil membayangkan wajah cantik wanita tadi yang membuat dirinya sedikit tertarik.
Sedangkan Sebastian yang mendengar pertanyaannya Elvan barusan,ia langsung membuka pelan kedua matanya dan memalingkan wajahnya ke arah Elvan dengan kepala yang tetap bersandar dan juga wajah kesal yang bercampur rasa penasaran.
"Apa kamu dengar kata kasir wanita tadi,Bas...Nama wanita itu Jennifer Amora Naava,terdengar cantik dan indah seperti pemilik namanya.Pria manapun yang mampu menjadikannya sebagai istri, pasti akan selalu merasa bahagia seumur hidup" lanjut Elvan lagi,dengan wajah yang terus tersenyum tanpa menghilangkan bayangan-bayangan wajah wanita tersebut di dalam kepalanya.
"Sepertinya kamu sendiri yang tertarik sama wanita itu,kenapa tadi kamu malah bertanya padaku tertarik atau tidaknya.Kamu ini ada-ada saja" ucap Sebastian dengan nada kesalnya,sambil terus menatap ke wajah tersenyumnya Elvan.
"Dan pernyataan-pernyataan yang kamu katakan barusan,terdengar sangat menggelikan di kedua telingaku.Kamu ini kalau berbicara tentang wanita,selalu saja suka berlebihan" lanjut Sebastian lagi,dengan wajah yang tersenyum geli ke arah Elvan.
"Tertarik? mungkin juga.Tapi mungkin juga,hanya rasa kagum saja" ucap Elvan dengan wajah bingungnya,sambil berpikir keras.Dirinya yang masih berumur 22 tahun itu,dan sama sekali belum pernah berpacaran,ia jadi bingung mau bagaimana cara mengartikan rasa senangnya saat melihat wanita tadi.
"Dan itu bukan berlebihan,tapi itu karena aku sedang menghayati apa yang sedang aku katakan tadi dengan penuh perasaan.Dan aku rasa,kalau wanita tadi itu terlihat seperti wanita yang baik dan juga manis" lanjut Elvan lagi,dengan nada senangnya,sambil mengingat kembali kedua lesung pipinya wanita tersebut.
'Tidak seperti dirimu yang tidak mampu menilai wanita,sampai wanita itu memanfaatkanmupun, kamu tidak mampu menyadarinya' batin Elvan dengan rasa kesal di dalam hatinya,saat ia mengingat kembali ketika awal Sebastian berpacaran sama Siska.Siska terus saja datang ke Restoran untuk meminta uang, hingga beberapa bulan yang lalu,Siska sudah tidak begitu terlihat datang ke Restoran lagi.
"Cih,baru seperti saja kan?" tanya Sebastian dengan memutar kedua bola matanya dengan malas,sambil kembali memejamkan kedua matanya.
kalau tertarik follow me. Thank you