KETIKA HATI TLAH MEMILIH

Azkia termenung sambil memainkan kakinya di air kolam, sangat membosankan rasanya, ia tidak bisa terus-terusan mengganggu Elio yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Entah di Zkenti maupun di sini rasanya ia selalu banyak kerjaan.

" Ah, aku merindukan miss Bel " ucapnya tanpa sadar.

Matanya kembali mengamati sekelilingnya, sekitar kolam itu banyak di tumbuhi tanaman bahkan ada beberapa patung ikan dan air mancur yang menghiasi sekitarnya.

Sepasang mata dari jauh melihatnya yang tengah mengepakkan kakinya di air sehingga menimbulkan suara gemericik, ia cukup penasaran siapakah Azkia dan apa yang dilakukannya di kediaman kakak lelaki satu-satunya itu.

' Apa mungkin wanitanya ka' Alexi?, temannya kah?' batinya.

Gadis itu berjalan mendekat dan menyapanya.

" Mm, permisi "

Azkia terkejut, ia tidak tahu mengenai gadis yang sekarang ada di sampingnya, semenjak 3 hari yang lalu, rasanya mereka selalu ber-3, Alexi, Elio dan dirinya.

" Aa, Halo, apakah ada yang bisa ku bantu " ucap Azkia, ' bisa saja perempuan di sampingnya ini adalah kenalan dari Alexi atau pun Elio '

" Maaf mengagetkan mu, aku Aqela " katanya sambil sambil mengulurkan tangannya.

" Azkia " balasnya singkat canggung.

" Oh ya aku adik Alexi, apa kakak ku ada di sini ? "

" Ya, mereka sedang bekerja sekarang "

" Oh, baiklah aku akan langsung menyapanya, terima kasih sebelumnya dan maaf menganggu waktumu "

" Tidak masalah, bukan apa-apa "

Azkia melihat gadis itu pergi berjalan menuju ruangan tempat mereka berdua berada.

' Apa yang harus ku perbuat dengan kesunyian ini ? ' pikirnya pasrah.

...****************...

Berkas yang mereka baca dan pilah dari beberapa hari yang lalu kini sedikit demi sedikit akan segera selesai.

Kejadian tempo hari yang menyebabkan Azkia terluka, tidak terdengar ada kabar sama sekali, sepertinya ada yang menutupi dan lagi Alexi mendengar bahwa pihak Roy tuan Herven masi mencari pelaku yang telah memukul anaknya sampai tidak sadarkan diri hingga hari ini.

Elio terlihat santai dan tidak gundah memikirkannya. saat ini ia sangat fokus dengan dokumen di depannya, mereka harus segera menyelesaikannya hari ini.

Terkadang Alexi pun tidak mengerti dengan prinsip maupun keinginan Elio. Banyak hal yang Alexi tidak tahu dari sahabatnya itu, ia cukup misterius, jika emosi, ia bisa sangat kejam, Alexi pun tidak bisa menghentikannya, kadang ia pun tidak mengenal sisinya yang seperti itu, sehingga ia kadang kesusahan di buatnya, kadang pula dirinya terlihat sangat sedih, tatapan matanya seperti merindukan sesuatu.

"Hahh" Alexi menghela nafas berat, tubuhnya terasa pegal dan matanya perih, sempat-sempatnya ia memikirkan pria besar di hadapannya itu, mengingat hal itu membuatnya kesal tak menentu.

Tok tok tok

' Siapa lagi itu?' pikirnya terganggu

" Kakak, kau di dalam ? " Alexi menyadari suara yang tidak asing itu.

Elio dan Alexi menghentikan aktifitas sejenak, mereka saling melihat satu sama lain.

" Sepertinya kau memiliki tamu Lex " ucapnya kemudian melanjutkan mengatur beberapa kertas di meja.

" Aku masuk "

Pintu terbuka, gadis kecil periang telah berdiri di sana dengan tas gandeng nya yang berwarna krem.

Ia berjalan dengan cepat menghampiri Alexi dan berjalan mengabaikan Elio.

" Aqela, apa yang kau lakukan di sini ? "

" Oh kaka ku yang sangat membosankan, aku kemari untuk mengajakmu berjalan-jalan "

Alexi memejamkan matanya dan mengurut keningnya yang agak sakit. Kehadiran Aqela pun malah membuat dirinya lebih merasa pegal dan lelah.

' Tidak bisakah ia beristirahat sejenak ? '

" Aku akan menemanimu, tapi tidak untuk hari ini, bagaimana ? " Alexi bernegosiasi dengan makhluk aktif di hadapannya.

" Mengapa ? mengapa ? " rengek Aqela

' Oh tidak, Aqela mode menjengkelkan muncul '

" Aku sangat lelah dan aku harus istirahat Aqela " jelasnya.

Aqela memerhatikan wajah kakaknya yang memang tampak kelelahan.

" Mmm baiklah, bagaimana jika besok? "

" Baik, kita akan pergi besok "

" Ok, terima kasih ka', kau sangat pengertian " ucapnya sambil memeluk ringan Alexi.

Aqela kemudian mengingat sesuatu dan itu membuatnya sangat penasaran.

" Oh ya, siapa perempuan di kolam itu ?, ia tampak sangat kesepian, aku melihatnya dan itu membuatku berinisiatif menegur, kami pun sudah berkenalan, mmm.. namanya Azkia "

Alexi melirik ke arah Elio yang terlihat menghentikan aktifitas nya setelah mendengar naman Azkia.

" Apakah itu pacar kaka?, pantas saja kau menolak semua perjodohan yang di buat untukmu, ternyata dia secantik itu ya " ucapnya tanpa mengetahui situasi.

Elio tiba-tiba berdiri dan kemudian berjalan meninggalkan kedua saudara yang sangat mengganggu itu.

Aqela menoleh ke arah Elio, ternyata ada seseorang di ruangan ini selain kakaknya.

" Apa itu temanmu ka'? " tanyanya

" Yah, dan kau tolong jaga mulutmu Aqela, dia bukan wanitaku atau pun pacarku "

" Oh maaf, jadi lelaki tadi dan Azkia "

" Kaka nya " sambung Alexi

" Oh ya aku mengerti , baiklah ka' kita akan berangkat besok dan aku akan menghubungimu, jadi kau harus menepati janjimu dan jangan ingkar "

" Baiklah "

Aqela pun berjalan menuju pintu, ia akan meninggalkan kaka'nya untuk membiarkannya beristirahat, tapi ia kemudian menghentikan langkahnya, berbalik lagi dan bertanya sesuatu.

" Ka', mm..temanmu, siapa namanya ? "

Alexi menyilangkan tangannya di dada, menyandarkan bahunya di sandaran kursi dan kemudian menggoda adik bungsunya itu.

" Untuk apa kau bertanya anak nakal? "

Mendengar lelucon Alexi membuat Aqela kesal dan meninggalkannya tergesa.

" Kau sangat menyebalkan, tidak bisakah kau mengatakannya saja?, mmm aku akan pergi "

Aqela pun pergi dengan suasana hati yang kurang baik.

" Sampai berjumpa besok Aqela " ucap Alexi terkekeh.

...****************...