NovelToon NovelToon
Bilionaire Barista

Bilionaire Barista

Status: sedang berlangsung
Genre:Kaya Raya / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Healing
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.

Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.

Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.

Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.

100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Ketika sudah sampai di lantai 3 kafe, Liam berjalan masuk ke kamarnya sambil melepas jas dan dasinya sementara Luna dan Laura berdiri mematung di depan pintu, tidak bergerak sama sekali. Di kamar, Liam mengganti pakaiannya dengan singlet hitam dan celana pendek, kemudian keluar dan melihat keduanya masih mematung tidak bergerak,

“Loh kenapa pada diam saja ?” tanya Liam sambil mengikat rambutnya.

Luna dan Laura menoleh, mata mereka membulat melihat tubuh kekar Liam dengan kedua tangan terangkat ke atas karena sedang mengikat rambutnya. “Gulp,” keduanya menelan saliva mereka dan juga lupa cara berkedip karena mereka terus melihat Liam dari atas ke bawah kemudian kembali lagi ke atas. Dengan santai Liam berjalan ke arah mereka kemudian berdiri di depan mereka.

“Kalian tidur di kamar ku saja ya, aku di sofa, silahkan ambil baju yang mau kalian pakai, besok kita ke apartemen kalian mengambil barang kalian,” ujar Liam.

“I..iya, kita masuk dulu ya,” ujar Luna.

“Yuk...kak,” tambah Laura.

Keduanya bergandengan tangan dan berlari masuk ke kamar Liam dengan wajah merah, Liam menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan wajah penuh tanda tanya.

“Kenapa sih mereka,” ujarnya dalam hati.

Dia pergi ke dapur merebus air untuk membuat kopi dan bertengger di meja dapur sambil melihat smartphone nya. “Dling,” sebuah notifikasi masuk ke dalam smartphone nya, sebuah posting sosial media masuk kembali ke smartphone nya, dia membukanya dan melihat foto Grace yang sedang duduk di sofa dengan segelas kopi di kedua tangannya dan memakai sweater lengkap dengan kerudungnya. Captionnya hanya ada satu kata, “menunggu,” Liam mengamati wajahnya, nampak wajah Grace tidak berdandan dan polos namun dahinya berkerut seakan akan memikirkan sesuatu.

“Hmm dia belum kena ya,” ujar Liam dalam hati.

Matanya mengarah ke like, view dan komen di bawahnya, karena malas membacanya, dia menutup smartphone nya dan melihat teko airnya, dia menuangkan air panas ke dalam tiga cangkir kopi yang sudah dia siapkan sebelumnya. “Klek,” terdengar pintu di buka di belakangnya, Liam mengambil dua cankir kopi dan berbalik, namun matanya langsung membulat karena melihat Luna dan Laura memakai kaus oblong miliknya yang nampak sangat kebesaran dengan rambut panjang bergelombang turun ke bawah dan susah di bedakan satu dengan lainnya. Melihat Liam tertegun, keduanya menjadi salah tingkah,

“Eh...aduh..sori ya, aku pinjam kaus sama celana pendek,” ujar Luna.

“I..iya, sama,” tambah Laura.

“Tidak apa apa, sori bengong....ini ada kopi buat kalian,” ujar Liam menaruh cangkirnya di meja makan tepat di depan keduanya.

Luna dan Laura langsung mengambil cangkir kopinya namun mereka tetap bediri sambil memegang cangkir di tangan mereka seperti menunggu Liam bergerak. Melihat keduanya nampak kaku di depannya, Liam mencondongkan tubuhnya ke depan dan kedua tangannya bertumpu ke meja dapur,

“Kalian santai aja napa, anggap saja rumah sendiri, tidak perlu sungkan,” ujar Liam.

“I..iya, tidak biasa saja hahaha,” ujar Luna.

“Sama hahaha,” tambah Laura.

Akhirnya Liam menyambar cangkir kopi miliknya dan berjalan menunju sofa di ikuti keduanya. Setelah duduk, tidak ada yang bicara satu patah katapun, mereka hanya minum kopi dan tenggelam dalam pikiran masing masing. Akhirnya Laura membuka suaranya,

“Liam, kamu tidur di kamar mu saja, aku dan kak Luna di sini,” ujar Laura.

“Tidak, kalian saja di kamar ku, aku di sini tidak apa apa, setelah kejadian tadi dan pertemuan di kantor tadi, ku rasa aku tidak akan bisa tidur juga,” balas Liam.

“Gitu...ya,” balas Laura.

“Sudah, tidak usah kaku kaku dengan ku, anggap saja rumah sendiri, atau kalian takut dengan ku ?” tanya Liam.

“Tidak, aku dan Laura tidak takut sama kamu, boleh terus terang ?” tanya Luna.

“Silahkan saja,” jawab Liam.

“Jujur saja, tadi sewaktu aku dan Laura berganti pakaian di kamar, entah kenapa kita berdua merasa di rumah sendiri, semua nampak nyaman dan apa adanya begitu saja, sulit menjelaskannya dengan kata kata dan itulah yang membuat kita berdua canggung,” ujar Luna.

“Hmm gitu, syukurlah kalau begitu, sekarang tidak perlu canggung dan kaku lagi kan ? oh ya, kalau mau mandi, kamar mandinya di kamar ya,” balas Liam.

“Iya, tenang saja, kita gampang, kalau kamu mau mandi, duluan saja,” ujar Luna.

“Ah sudah malam, besok pagi saja,” balas Liam santai.

Tiba tiba, “driiiiing,” telepon Luna berbunyi, Luna dan Laura saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian Laura mengambil smartphonenya di meja dan memberikannya pada Luna, keduanya menatap layar smartphone nya, wajah keduanya berubah seketika ketika melihat nama penelpon nya. Keduanya menoleh melihat Liam,

“Siapa ?” tanya Liam.

“Alex, kakak kita berdua, mau apa dia malam malam begini,” jawab Laura.

“Entahlah, aku malas bicara sama dia,” tambah Luna.

“Sudah, kalau tidak mau di angkat tidak usah di angkat, biarkan saja,” ujar Liam.

“Iya, aku mengerti,” ujar Luna.

Dering pun berhenti, Luna cepat cepan mengubah deringnya menjadi getar, tak lama kemudian smartphone bergetar sekali lagi dan kali ini mereka letakkan di meja tanpa mengambilnya. Liam melihat Alex kembali menelpon mereka. Akhirnya smartphone bergetar tiga kali lagi namun tidak di angkat sama sekali oleh keduanya. “Drrrt,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone nya, Luna mengambil smartphone nya dan membuka pesannya, Alex mengirim sebuah pesan suara. Keduanya ragu ragu ingin menekan tombol “play,” nya.

“Tidak apa apa, dengarkan saja,” ujar Liam santai.

Jari Luna bergerak ke arah tombol play dan pesan suara berdurasi 30 detik pun di mulai, Luna menaruh smartphone nya di meja,

“Luna, lo dimana, laki lo nyariin lo, dia bilang lo menelantarkan dia, masalah tunangan memang udah selesai tapi lo ga bisa main kabur gitu aja, trus mana si Laura, kenapa dia ga angkat telepon, kalian ini benar benar menyusahkan ya, papa lagi pusing berat, tolong jangan nambah masalah yang bisa membuat reputasi keluarga hancur, cepet samperin laki lo,”

Pesan pun selesai, tanpa ada halo, tanpa basa basi, langsung pada inti poinnya dengan suara penuh amarah. Liam bisa melihat tubuh Luna dan Laura gemetar setelah mendengar pesannya, kemudian dia mengambil smartphone Luna dimeja dan mematikannya, dia mencabut kartu nya dan meremasnya,

“Besok kita beli kartu baru, punya mu juga Laura,” ujar Liam.

“I..iya, makasih ya,” balas Luna sekalian mewakili Laura yang masih gemetar.

“Rupanya si James tidak kapok ya, tapi memang orang seperti dia pasti banyak cara untuk memutar fakta pakai omongan, diamkan saja, kita diam karena diam itu emas,” ujar Liam santai.

“Iya, aku mengerti,” balas Luna.

“Sama, aku juga ngerti,” tambah Laura.

“Haaaah...kalau begini, sementara kita tidak usah buka kafe dan kuliah dulu deh beberapa hari, santai aja dulu di sini ya, James masih macam macam di luar sana,” ujar Liam.

“Dling,” sebuah notifikasi masuk lagi ke smartphone Liam, dia langsung mengambilnya kemudian melihat layarnya, “ck,” Liam berdecak, dia membuka lagi instagram nya, ada postingan baru lagi dari Grace yang menampilkan foto dirinya sedang memeluk James yang nampak pucat dan bingung dengan caption “masalah selalu ada jika kita ingin berkembang menjadi baik, tabah ya sayang ku, dia tidak sepadan dengan mu,” Liam menaruh kembali smartphone nya di meja.

Luna menjulurkan tangannya dan mengambil smartphone Liam, dia melihat posting nya bersama dengan Laura, tanpa mereka sadari, mereka tersenyum dan wajah mereka nampak puas, Liam memperhatikan keduanya dan tersenyum,

“Sepertinya kalian senang,” ujarnya.

“Heheh sori, berkembang lebih baik ya, lucu sekali,” balas Laura.

“Dia yang di maksud di sini aku kan ya ?” tanya Luna.

“Yap, sudah pasti,” jawab Laura.

“Tapi yang posting si Grace, berarti dia tahu dong kalau James tadi ke apartemen menemui ku, masa dia tidak cemburu sih,” ujar Luna.

“Ya, mereka ada rencana, kita tidak perlu tahu apa rencana mereka karena kita punya rencana sendiri dan tentu saja rencana kita lebih matang dari mereka,” ujar Liam santai.

“Iya bener, pasti begitu, mereka pasti berusaha menyeret kita ikut jatuh bersama mereka,” balas Laura.

“Makanya, kita diam dulu saja di sini, besok tidak usah kuliah dan tidak usah buka kafe, okay ?” tanya Liam.

Luna dan Laura tidak menjawab, namun keduanya mengangguk kencang tanda mereka setuju, kemudian Liam megatakan kalau dia akan meminta bantuan orangnya untuk mengambil seluruh barang barang Luna dan Laura di apartemen, dia meminta kuci apartemennya di taruh saja di meja. Tanpa pikir panjang, Luna berdiri dan mengambil tas jinjingya, dia menaruh kuncinya di meja tepat di depan Liam.

“Aku percaya kamu Liam,” ujar Luna lantang.

“Sama, aku juga percaya kamu, terima kasih Liam,” tambah Laura.

“Sama sama, kalau kalian udah ngantuk, silahkan tidur duluan,” balas Liam tersenyum.

“Enggak deh, nanti saja tidurnya, baru juga minum kopi,” ujar Luna tersenyum.

Akhirnya mereka mengobrol sampai melewati tengah malam tanpa memikirkan apa apa, tapi ketika waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi, tiba tiba “driiiing,” smartphone Liam berbunyi, dia mengambilnya dari meja dan melihat layarnya, Liam agak terkejut melihat nama penelponnya, wajahnya berubah dan dia terlihat berpikir membiarkan teleponnya berdering.

“Siapa ?” tanya Luna.

“Mason, ingat kan, yang waktu itu kemari dan ketemu kamu ?” jawab Liam.

"Siapa ? aku ga kenal," tanya Laura.

"Adik laki laki Grace," jawab Liam.

“Mau apa dia ?” tanya Luna.

“Tidak tahu dan tidak perlu di angkat, biarkan saja,” ujar Liam.

Begitu telepon mati, Liam langsung mematikan smartphone nya agar tidak ada gangguan lagi malam itu.

1
Was pray
liam sering kurang mengantisipasi setiap tindakannya dan kejadian yg menimpanya sehingga musuh2nya mudah mencundanginya
Was pray
liam kan orang kaya dan cerdas kenapa di kafe gak ada penjaganya? aneh gitu lho ..
Sutono jijien 1976 Sugeng
keren menurut ku suka dgn cerita seperti ini
Mobs Jinsei: terima kasih kak
total 1 replies
mummy_aling
Luar biasa
Was pray
terlalu gampang dan terlalu mudah hati liam menilai seseorang,dan hati liam gampang terpesona sama cewek, jadi ya wajar ditinggalin grace, krn terlalu cepat hati menjatuhkan pilihan tanpa pertimbangan yg masak, kamu tipe cowok mudah move on tapi mudah juga pindah ke lain hati liam
雅那
ɯαԋ ʂҽɾυ ʂҽɾυ....
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
雅那
υԋυιιιι ɳιƙαԋιɳ 22 ɳყα αԋԋԋԋ
Dewiendahsetiowati
pusing ya Liam karena sama2 cantiknya
雅那
ƚԋσɾ αραƙαԋ ʅαυɾα ԃαɳ ʅιαɱ αƙαɳ ʝαԃι ραʂαɳɠαɳ ƚԋσɾ
雅那
υɠԋ ƚҽɾɳყαƚ ʂι ʝαɱҽƚ ʝαɱҽʂ ιƚυ ʂυԃαԋ ρυɳყα ƚυɳαɳɠαɳ ƈƙƈƙƈƙƈƙ
雅那
ʂҽɱαɳɠαƚ ԃαʅαɱ Ⴆҽɾƙαɾყα αυƚԋσɾ, ʂҽԋαƚ ʂҽʅαʅυ Ⴆιαɾ Ⴆιʂα υρԃαƚҽ ƚҽɾυʂ
Mobs Jinsei: terima kasih atas dukungan nya kak /Pray/
total 1 replies
雅那
ʂҽɱσɠα ʂҽƚҽʅαԋ ιɳι ʂҽɱυα Ⴆυƙƚι ƚҽɾυɳɠƙαρƙαɳ ԃαɳ ʂι ɠɾҽƈҽ ԃι ƚυɳƚυƚ ԃαɳ ԃι ρҽɳʝαɾαƙαɳ
雅那
ʂҽɱαɳɠαƚ ʅιαɱ
Adri Pratama
keren thor, semangat ya
Mobs Jinsei: makasih kakak dukungannya
total 1 replies
雅那
ɱαɱριɾ ƚԋσɾ
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ
Mobs Jinsei: makasih kaka support nya
total 1 replies
Ricky Adhitya
apa tuh yang kebesaran 🗿
Aqlul /aqlan
siip...lanjutkan...mantap
Zahra An
waduh itu Liam di kata katain gitu yaa dasar komentar nya....
Zahra An
semangat kak buat novelnyaa😁
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungannya kak /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!