Dangerous Woman

Mansion Renner.

Atha mengemas seluruh pakaiannya yang ada di dalam lemari, dengan kasar ia menarik dua koper besar keluar dari kamar yang selama satu tahun ini sudah menjadi tempatnya.

Sungguh tragis jalan hidupnya. Bukan hanya hidupnya yang menderita namun kini ia juga harus menerima bahwa masa depannya sudah hancur.

Para pelayan yang melihat apa yang di lakukan Atha mencoba mencegahnya.

“Apa yang anda lakukan Nona? Anda mau pergi kemana?”

Atha tak menjawab, ia tetap melanjutkan langkah kakinya.

Matanya sembab, rambutnya berantakan, Atha bagaikan orang gila yang tengah meratapi nasibnya.

“Nona!”

“Berhenti bertanya! Aku akan meninggalkan mansion ini.”

“Anda mau kemana?”

Atha menghentikan langkahnya. “Bukan urusanmu!”

Mendengar ucapan Atha yang sinis pelayan tersebut terkejut. Pasalnya selama ini wanita itu sangat lemah lembut dan tak pernah membentak siapapun.

Namun hari ini ia bisa melihat kemarahan dari sorot matanya.

“Tuan akan marah jika anda pergi, Nona.”

“Apa perduli ku!”

"Nona! Jangan sampai Tuan menyakiti anda.”

“Aku tidak perduli!”

“Nona!”

“Justru aku pergi agar lelaki jahat itu tak lagi menyakitiku!” teriak Atha dengan marah.

Ia marah sebab hatinya yang terluka. Marah setelah mendapatkan kenyataan yang ada.

Menyakitkan, lebih sakit daripada siksaan yang tiap kali di lakukan suaminya.

Sakit, sesak menyatu menjadi satu di hatinya.

“Jangan berani meninggalkan mansion ini, Atha!”

Suara lantang itu membuat bulu kuduk semua orang berdiri termasuk Atha.

Suara itu tak lain adalah milik suaminya, Jeremy berdiri di pintu masuk dengan tatapan tajam.

“Aku tidak perduli apa katamu, yang aku mau hanyalah meninggalkan neraka ini,” bantah Atha dengan wajah marah. “Bukankah aku hanya bonekamu? Kau sudah memiliki istri, untuk apa lagi kau menahan ku? Jika kau ingin menyakitiku, silakan! Jika perlu bunuh saja aku dengan tanganmu! Aku lelah dengan semua ini.” Atha tetap berjalan dengan menyeret kedua kopernya.

Matanya menampilkan guratan luka penuh kecewa.

“Satu langkah saja kau berani keluar dari pintu utama....” Jeremy menggantungkan ucapannya.

Atha tidak perduli, ia tetap melangkah dengan air mata yang sudah tidak bisa di tahan lagi.

“Jika begitu maka bersiaplah menerima kehancuran, Atha. Kau akan menyaksikan Tuan besar Dominic membusuk di dalam penjara.”

Deg!

Seketika langkah Atha terhenti jika menyangkut sang Opa.

“Apa maksudmu?” tanya Atha dengan suara yang lemah.

“Dana yang mengalir untuk membangkitkan Dominic Company dari kehancuran adalah milikku. Dan keluargamu sudah menyetujuinya, bahkan Tuan besar Dominic sudah menandatangani berkas perjanjian tersebut.”

Atha membeku dengan penjelasan suaminya. “Kau licik, Jeremy!”

“Ya itu aku!”

“Jadi bagaimana keputusanmu istriku?!” tanyanya lagi tanpa rasa bersalah sama sekali.

“Aku akan tetap disini,” jawab Atha lirih.

Jika Atha punya pilihan lain, ia benar-benar memilih pergi.

Namun jika keadaannya seperti itu mana bisa ia meninggalkan sang Opa dan membiarkannya dalam masalah. Selama ini hanya Opa yang selalu menyayanginya, ia tak bisa egois tapi ia juga tak punya pilihan lain yang baik.

“Keputusan yang bagus!”

Atha menatap Jeremy penuh kebencian. Lelaki yang selalu di hormati ternyata hanya lelaki brengsek yang memuja seorang wanita hingga menyakiti wanita lainnya.

Selama ini Atha menahan diri untuk tak melawan. Bukan karena ia lemah, tidak! Atha menghargai Jeremy dan keluarga Dominic karena mereka adalah suami dan keluarganya.

Patuh kepada suami yang setiap hari menyiksanya. Hormat atas perintah keluarga Dominic bahkan dengan pernikahan ini.

Kurang apalagi dirinya?

Atha masih berdiri di tempatnya dengan lutut yang bergetar.

Ia tak menyangka semuanya akan berakhir dengan tragis seperti ini.

Jeremy berjalan ke arah Atha dengan wajah dingin.

Mata hitam milik Jeremy menyorot tajam wajah Atha yang sudah sangat kacau.

“Dengarkan aku baik-baik Alatha Senora Dominic. Sampai kapanpun kau akan tetap menjadi bonekaku, semua yang ada padamu adalah milikku semenjak keluargamu menyerahkan dirimu, baik tubuhmu, jiwamu, kebebasan dan hidupmu. Semuanya adalah milikku. Jika kau berani melawan maka kau akan tahu akibatnya!”

🍁

Bersambung...