Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.
Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.
Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.
bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 (nama baru)
"Ada yang aneh dengan nya? " Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Krittin ketika memasuki ruang milik Arsenal, menjatuhkan dirinya di sofa dengan kaki menyilang menampilkan keagungan nya.
" Dia terlihat kebingungan. "
Arsenal bangkit dan bergabung dengan Krittin di sofa, menyerahkan hasil pemeriksaan yang beberapa menit lalu selesai ia baca " Gadis itu mengalami amnesia akibat benturan keras yang mengenai kepala nya. "
Krittin membaca dengan seksama, mencoba memahami setiap kata yang tertulis di lembaran putih itu dan mengamati hasil rongsen bagian otak yang di sana memperlihatkan tempat di mana cedera berada.
" Bisa jelaskan aku tidak mengerti dengan bahasa seperti ini? " Tanya nya setelah lama bergelut dengan pikiran nya sendiri.
Arsenal memutar bola mata, mengambil alih kembali laporan kesehatan itu dari tangan Krittin, " Hanian terkena Traumatic brain injury (TBI) atau bisa di sebut cedera otak traumatis, hal itu di akibat kan karena benturan yang menyebabkan kerusakan pada otak dan mengakibatkan amnesia. Amnesia yang terjadi akibat benturan ini biasanya disebut amnesia pasca-trauma atau post-traumatic amnesia, PTA. Dan itu ada dua macam jenis, Amnesia Retrograd dan Amnesia Anterograd. "
" Tidak tidak, kepala ku pusing memikirkan nama-nama aneh itu. Sebutkan saja kemungkinan terburuk nya apa? Dan apakah dia masih bisa pulih lagi? "
" Kau memang pendengar yang sepesial. " Arsenal kembali memperlihatkan gambaran otak yang rusak, " Intinya, jika dia mengalami Amnesia Anterograd itu masih bisa terbilang aman, karena sebagian memori saja yang hilang, seperti contoh sebelum, atau apa saja yang terjadi ketika dia mengalami kecelakaan. Tapi jika yang dia alami adalah Amnesia Retrograd, itu sepenuhnya buruk karena bisa saja dia melupakan semua nya tentang apa saja yang dia alami di masa lalu, baik kenangan masa kecil dan kecelakaan itu. "
Krittin mengangguk paham " Lalu jika dia mengalami opsi yang ke dua, apa mungkin dia tidak akan pernah mendapat ingatan nya kembali? "
" Tidak bisa di pastikan, Sebagian orang bisa pulih dari amnesia Retrograd seiring waktu, sementara yang lain mungkin mengalami kehilangan memori permanen, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan cedera otak."
Ke dua nya sama- sama terdiam, " Sebaiknya kita lihat sekarang. " Ucap Arsenal yang langsung beranjak pergi menuju ruangan Hanian.
Hanian mengangkat pandangan nya, menyapu tampilan dua pria tampan yang sekarang berjalan mendekat dengan outfit berbeda, yang satu dokter spesialis saraf dan satunya lagi CEO. Sungguh mengagumkan, jika saja Hanian sekarang normal mungkin dia tidak akan ada habis nya memuji kesempurnaan itu.
" Bagaimana kondisi mu, apa ada yang terasa sakit? " Arsenal berdiri, mengecek selang infus sebentar sebelum mendudukkan diri di sisi kasur menghadap Hanian.
Hanian menggeleng " Aku hanya sedikit pusing dan mual, tapi itu tidak parah. "
" Bagus, katakan jika ada yang membuat mu kesulitan jangan berpikir untuk mendiamkan nya. "
Hanian mengangguk ringan, tatapan nya teralihkan pada Krittin yang masih mengamati, lalu kembali lagi pada Arsenal ketika suara pria itu terdengar.
" Ada beberapa pertanyaan yang akan aku berikan untuk mengetahui kondisi mu, apa kamu sudah siap? "
" Iya. "
" Kalau nanti kamu kesulitan jangan memaksa, angkat saja tangan kanan mu dan kita akan melewati itu, oke? "
" Baik. "
Arsenal melempar lirikan kilat pada Krittin, tapi itu tetap tertangkap oleh netra Hanian yang tak bergeming. Menghembuskan nafas kasar, sebelum benar-benar serius menghadap pasien nya.
" Oke kita mulai. Siapa nama mu? "
Hanian terdiam, lalu tanpa ragu mengangkat tangan kanan nya. Krittin dan Arsenal bertukar pandang, ini baru permulaan tapi sepertinya tebakan mereka langsung mengarah pada satu hal yang buruk.
" Baik, apa kau mengingat kejadian sebelum sesuatu menimpa mu? " Arsenal berusaha terlihat natural.
Hanian kembali mengangkat tangan kanan nya. Lalu Arsenal menambahkan, " Ini yang terakhir. Bisa kau ceritakan apa saja yang kamu ingat sekarang, apa pun, hal sekecil atau sepele, kami perlu tahu! "
" Aku... Aku tidak bisa mengingat apa pun, semua nya terasa kosong, tapi... Tapi telinga ku terus berdengung sejak tadi, itu seperti suara benturan yang begitu keras. Entah apa aku tidak mengerti?! "
" Apa sekarang masih mendengar nya? " Tanya Arsenal.
" Tidak, mungkin ketika aku mencoba menemukan sesuatu dalam diriku, dan ketika aku merasa kesepian. "
Arsenal mengangguk mengerti, menuliskan beberapa hal di lembar laporan kesehatan Hanian sebelum mengajak Krittin untuk bicara sedikit menjauh dari kasur Hanian.
" Kau bisa melihatnya? "
Krittin mengangguk, "aku tidak menyangka dia mengalami yang buruk. "
" Lalu kau akan bagaimana? Sebentar lagi dia pasti akan bertanya tentang banyak hal, di mana keluarga nya, kemana dia akan pergi untuk tinggal dan yang lain... Apa kita perlu cari orang lain untuk menjaga nya. "
" Tidak perlu, aku sendiri yang akan melakukan itu. "
" Kau serius? " Arsenal terlihat menelisik, mencari kebohongan di wajah Krittin namun tak dapat ia temukan.
" Dia seperti ini karena ku, jadi biar saja aku yang bertanggung jawab sampai ingatan nya pulih. "
" Bagaimana kalau itu tak pernah terjadi, dan dia akan terus terjebak dalam kebohongan mu. Apa kamu akan tetap melakukan nya? "
" Tidak apa, aku tidak akan bangkrut hanya karena menambah satu orang lagi yang harus ku hidupi. Cukup bantu saja aku merawat nya, aku janji akan memberimu bayaran tambahan. "
" Aku tidak se perhitungan itu. "
Sudah dengan obrolan nya mereka kembali ke tempat Hanian terduduk sambil menatap senja dari jendela kamar.
" Apa kau menyukai nya? " Ujar Krittin duduk di kasur sambil melempar pandangan nya ke luar jendela, Hanian menoleh ke arah Krittin sekilas lalu tersenyum dan kembali lagi.
" Iya, itu terlihat cantik. "
Arsenal tersenyum, mendudukkan diri di kursi rak jauh dari kasur, " Akan lebih bagus jika melihat nya dari atas bukit atau di pantai, apa kau ingin melakukan itu? "
Dengan semangat Hanian mengangguk, "sangat, semoga saja aku memiliki kesempatan. "
" Baiklah, kita akan membahas itu nanti setelah diri mu sembuh dan boleh mulai beraktivitas. kamu melupakan hampir seluruh ingatan mu, tidak tahu apakah itu permanen atau sementara, tapi jangan pernah memaksa untuk memulihkan nya karena itu bisa berdampak buruk pada kesadaran dan mungkin akan menumbuhkan cedera lain di otak atau saraf. Jadi lebih baik jalani dengan perlahan, jangan khawatir kami akan membantu mu, dan memberitahu suatu hal yang perlu saja agar tak membuat otak mu bekerja terlalu keras. Kau mengerti kan? "
" Iya. "
Krittin tersenyum tipis, pegangi pundak Hanian " Nama kamu Aizivella Zelda Sylvester, adik dari Krittin Revenor Sylvester. "
"Usia mu hampir menginjak tujuh belas tahun, kamu seharusnya masih sekolah di senior high School, tapi untuk kondisi yang sekarang itu di berhenti kan karena kakak tidak mau kamu semakin kebingungan. Tapi kalau nanti sudah membaik dan pulih, terserah kamu, mau kembali Ke sekolah atau tidak, tidak akan ada yang melarang mu. "
" Meskipun telat satu tahun, apa aku masih bisa melanjutkan sekolah? " Tanya Hanian dengan berbinar.
" Tentu saja, Kamu berhak memilih asal tidak bertindak di luar jangkauan dan dalam kondisi yang baik. "
Mendengar jawaban yang begitu menggembirakan, Hanian dengan tanpa segan memeluk tubuh Krittin, sempat terkejut sebentar, sebelum akhirnya Krittin membalas pelukan itu dan mengusap punggung kecil Hanian. Arsenal yang melihat hanya bisa terdiam dan bertanya- tanya ketika menyadari seberapa tulus nya sikap Krittin terhadap gadis yang baru di temui nya itu.
" Istirahatlah," Krittin melepaskan,mengusap lembut rambut Hanian sebelum merapikan nya "ada orang yang menjaga mu di luar, jadi jika memerlukan apa pun panggil saja mereka.dan katakan jika ada yang berani tak mematuhi keinginan mu. "
Hanian tertawa kecil " Terima kasih kak, terima kasih dokter. " Ia kembali berbaring dan menutup dirinya dengan selimut. Abaikan bunyi pintu yang tertutup.
" Apa kau serius hanya ingin melindungi nya karena dia korban? " Arsenal bertanya cepat setelah mereka sampai di ruangan pribadi milik Arsenal.
"Lalu kau berharap aku jadi apa? "
" Tidak jadi apa-apa, aku hanya pertama kali melihat mu begitu tulus pada orang lain! "
" Aku selalu tulus pada mu, apa kau tak merasakan itu. " Krittin menyinggung kan senyum.
" Cukup, kau membuat ku merinding. " Arsenal meraih dua kaleng bir dari kulkas mini milik nya, "aku takut kau salah mengartikan saja tentang perasaan mu, kepedulian mu bisa saja karena kau menginginkan hal lain. "
" Jangan menuduhku mencintai nya, aku jelas tidak merasakan itu. "
" Aku tidak menuduh, hanya menduga. Memang nya ada yang pernah membicarakan hal ini juga? Tentang perasaan mu pada gadis malang itu? "
" Iya, bahkan dia berlagak seolah-olah mengerti tentang perasaan. "
" Siapa? "
" Jayden. "
Hampir saja Arsenal menyemburkan minuman yang ada dalam mulut, namun dapat dengan segera dia atasi dan menelan nya, " J-jayden.. Ini tidak salah? Sejak kapan? "
" Entahlah, dia hanya memaparkan hasil bacaan nya dari buku bodoh tentang cinta. Dia bilang kalau aku jatuh cinta aku pasti merasakan jantung ku berdetak kencang, tak masuk akal bukan, aku hidup tentu saja jantung ku berdetak kencang. Dia aneh, dan buku yang di bacanya lebih aneh. "
Tawa Arsenal benar-benar meledak, pegangi perut nya yang terasa sakit tanpa peduli tatapan malas dari sahabatnya " Tuan muda, sirkel anda benar-benar kacau, sungguh akhh.... Perut ku sakit, hahaha... "
Next
Jangan lupa komen, like dan subscribe. Bintang lima nya juga ya....
Terimakasih, lop yuu....