NovelToon NovelToon
Anak Untuk CEO Mandul

Anak Untuk CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nyonya_Doremi

"Tubuhmu milikku. Waktumu milikku. Tapi ingat satu aturan mutlak, jangan pernah berharap aku menanam benih di rahimmu."

Bagi dunia, Ryu Dirgantara adalah definisi kesempurnaan. CEO muda yang dingin, tangan besi di dunia bisnis, dan memiliki kekayaan yang tak habis tujuh turunan. Namun, di balik setelan Armani dan tatapan arogannya, ia menyimpan rahasia yang menghancurkan egonya sebagai laki-laki, Ia divonis tidak bisa memberikan keturunan.

Lelah dengan tuntutan keluarga soal ahli waris, ia menutup hati dan memilih jalan pintas. Ia tidak butuh istri. Ia butuh pelarian.

Sedangkan Naomi Darmawan tidak pernah bermimpi menjual kebebasannya. Namun, jeratan hutang peninggalan sang ayah memaksanya menandatangani kontrak itu. Menjadi Sugar Baby bagi bos besar yang tak tersentuh. Tugasnya sederhana, yaitu menjadi boneka cantik yang siap sedia kapan pun sang Tuan membutuhkan kehangatan. Tanpa ikatan, tanpa perasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Setelah kunjungannya yang singkat ke rumah sakit, Naomi kembali ke Penthouse B. Ia sekarang menyandang status baru yang tidak terucapkan, yaitu istri kontrak yang harus menjaga aset terpenting Dirgantara, yaitu rahimnya. Namun, ia tidak sendiri. Sekretaris Han memastikan Penthouse B diawasi ketat.

Meskipun Naomi tahu ibunya aman, pengetahuan tentang kemandulan Ryu, kondisi jantungnya yang rapuh, dan ancaman nyata dari Vanessa membuat ia merasa tercekik. Ia adalah pion, dan kini ia tahu ia adalah pion terpenting dalam permainan yang dipimpin oleh seorang pria yang membangun seluruh kekuasaannya di atas kebohongan.

Di Penthouse, Han menyerahkan sebuah folder tebal kepada Naomi di ruang tamu.

“Ini adalah jadwal harian Anda, Nona Naomi,” kata Han, berdiri tegak dan efisien. “Termasuk kelas etiket sosial, kursus bahasa Mandarin dasar, dan yang paling penting, jadwal konsultasi dengan Dokter Adrian. Semua jadwal prosedur IUI diundur bulan depan, tetapi persiapannya harus dimulai dari sekarang.”

Naomi membuka folder itu. Halamannya dipenuhi tabel waktu yang ketat. Tidak ada ruang untuk berpikir, apalagi memberontak. Ia adalah mesin yang harus beroperasi sesuai program.

“Keputusan Tuan Ryu untuk menunda prosedur hingga bulan depan adalah untuk memastikan semuanya sempurna, Nona. Stres yang ia alami kemarin tidak boleh terulang,” jelas Han. “Sementara itu, Anda harus mempersiapkan fisik dan mental Anda untuk prosedur itu.”

“Dan donor itu?” tanya Naomi, merasa dingin. Ia memikirkan bagaimana tubuhnya akan digunakan untuk menumbuhkan anak orang asing, yang akan diklaim oleh Ryu.

“Semua sudah diatur, Nona. Tuan Ryu memastikan semuanya berada di bawah pengawasan ketat. Tuan Ryu hanya ingin anak itu dikenal sebagai Anak Dirgantara.”

Han melihat jam tangannya. “Tuan Ryu akan kembali ke Penthouse malam ini dari kantor. Dia ingin makan malam dengan Anda. Ini bukan kencan, Nona. Ini adalah pertemuan kerja terakhir sebelum prosedur dimulai. Tuan Ryu ingin menegaskan kembali aturannya, sekarang setelah Anda mengetahui rahasia besarnya.”

Naomi merasakan ketakutan. Menghadapi Ryu yang pulih, dan kini mengetahui rahasia kemandulannya, jauh lebih menakutkan daripada menghadapi pria yang arogan.

Sore Hari. Serangan yang Tidak Terduga.

Naomi baru saja selesai menjalani sesi fitting gaun, ketika ia mendengar suara gemuruh lift pribadi. Itu bukan suara Ryu, yang biasanya didahului oleh kehadiran Han.

Pintu Penthouse terbuka dengan dorongan keras, dan seorang wanita memasuki ruangan. Naomi berdiri di tengah ruang tamu, terpaku.

Wanita itu adalah Nyonya Helena Dirgantara. Dia mengenakan suit rancangan desainer yang mahal, dan aura dominasinya lebih kuat daripada Ryu sendiri.

“Siapa kau?” Suara Nyonya Helena tajam, menusuk, dan penuh jijik.

Naomi menelan ludah. Ia mencoba tersenyum, mengingat pelajaran etiketnya yang baru. “Selamat sore, Nyonya Dirgantara. Saya Naomi.”

Nyonya Helena melangkah mendekat, matanya memindai Naomi dari ujung kaki hingga ujung kepala, seolah sedang menilai kualitas suatu barang.

“Naomi. Jadi kau adalah gadis yang dibeli Ryu untuk menjadi inkubatornya?”

Naomi merasakan wajahnya memanas. “Saya... Saya adalah tunangan Tuan Ryu, Nyonya.”

Nyonya Helena tertawa kecil, tawa yang tidak mengandung kegembiraan sama sekali.

“Tunangan. Jangan konyol, gadis muda. Kau hanyalah klausa dalam kontrak. Aku sudah tahu rencana Ryu. Dia menggunakan kebohongan tentang kemandulannya untuk mendapatkan gadis bodoh yang terdesak sepertimu, yang tidak memiliki koneksi, sehingga dia bisa mengamankan pewarisnya dari ancaman Vanessa.”

Nyonya Helena mendekat, hingga jarak mereka hanya beberapa inci.

“Dengarkan aku baik-baik, Naomi. Aku adalah ibu kandung dari pewaris Dirgantara yang sah. Aku tidak peduli dengan latar belakangmu, karena kau akan segera hilang dari hidup kami. Selama kau mengandung anak itu, kau adalah aset berharga. Tapi setelah anak itu lahir, kau harus enyah. Kau akan menerima dua miliar itu dan kau akan menghilang. Kau tidak akan pernah memiliki klaim apa pun atas anakku, atau cucuku.”

Nyonya Helena mencondongkan tubuhnya lagi. “Jika kau berani berpikir kau bisa mengambil posisi Nyonya Dirgantara, atau jika kau berani mencoba melarikan diri, aku akan memastikan ibumu dipindahkan ke rumah sakit umum besok pagi. Kau mengerti rantai kepatuhan di sini, gadis muda?”

Ancaman itu jauh lebih menakutkan daripada ancaman Ryu. Nyonya Helena adalah penguasa sejati di balik layar.

“Saya mengerti, Nyonya,” bisik Naomi, suaranya bergetar. “Saya hanya menginginkan keselamatan ibu saya.”

“Bagus. Pastikan kau patuh. Dan jangan pernah berani menanyakan tentang masa lalu Ryu atau keluarganya. Kau bukan bagian dari kami.” Nyonya Helena berbalik, meninggalkan penthouse dengan langkah anggun yang penuh ancaman.

Malam Hari di Penthouse B. Ryu tiba setelah Nyonya Helena pergi. Dia tampak lelah, tetapi dominasinya tidak berkurang. Dia melihat Naomi duduk di sofa, wajahnya pucat.

“Ibu datang,” kata Naomi, tidak bertanya, tetapi menyatakan fakta.

Ryu menarik napas. “Aku tahu. Dia meneleponku. Dia mencoba mengintimidasi mu?”

“Dia berhasil,” jawab Naomi jujur. “Dia bilang, dia akan memastikan saya pergi setelah anak itu lahir. Dan dia tahu saya hanya inkubator.”

Ryu duduk di seberang Naomi. Ia melepaskan dasinya. “Dia adalah alasanku mengapa kita harus bertindak cepat. Aku tidak peduli apa yang dia katakan. Selama aku yang membayar, kau adalah milikku. Dan akulah yang memutuskan kapan kau boleh pergi.”

Mereka makan malam dalam keheningan yang tegang, hanya diselingi oleh bunyi denting garpu. Malam ini, Ryu tidak berbicara tentang bisnis atau acara amal. Ia hanya menatap Naomi, matanya menilai dan mengukur.

Setelah makan malam, saat mereka kembali ke ruang tamu, Ryu berhenti di depan Naomi. Han telah pergi, meninggalkan mereka berdua sendirian di dalam sangkar emas itu.

“Prosedur IUI akan dimulai bulan depan. Sebelum itu, aku ingin kau fokus pada kesehatanmu,” kata Ryu.

Ia mengangkat tangannya, dan perlahan menyentuh rahang Naomi. Sentuhannya terasa panas dan memaksa.

“Kau telah melanggar batas dengan mengetahui rahasia pribadiku. Aku tidak bisa membiarkan itu terulang,” Ryu mengancam. “Kau harus sepenuhnya menjadi istri kontrak. Dan itu termasuk kepatuhan fisik.”

Ia menarik Naomi mendekat. “Aku ingin kau tahu bahwa meskipun aku tidak bisa memberimu anak secara genetik, tubuhmu sepenuhnya berada di bawah kendaliku. Aku membayar untuk setiap sel, setiap jam, setiap sentuhan. Itu adalah penanda kepemilikan yang harus kau rasakan. Ini adalah pengingat, Naomi. Kau adalah aset.”

Ryu mencium Naomi, ciuman yang mendominasi, menunjukkan klaimnya tanpa ampun. Naomi membiarkannya, membiarkan tubuhnya bereaksi di bawah tekanan kekuasaan.

Malam itu, Ryu menuntut lebih banyak dari sekadar sentuhan. Ia menuntut pemenuhan kepemilikannya, seolah ia ingin menghilangkan sisa-sisa kebebasan yang tersisa pada Naomi sebelum prosedur IUI dimulai. Naomi kembali menjadi objek di bawah sentuhan pria yang kejam, tetapi kini rapuh, itu.

Satu Minggu Kemudian. Sore Hari.

Ryu harus terbang ke Tokyo untuk menyelesaikan krisis bisnis. Naomi ditinggalkan sendirian di Penthouse dengan pengawasan Han.

Selama seminggu terakhir, Naomi mengalami mual yang parah di pagi hari, dan kelelahan yang luar biasa. Ia menganggapnya sebagai efek samping stres dan diet ketat yang diterapkan stylist Ryu.

Sore itu, Naomi sedang berjalan menuju kamar mandi setelah minum segelas air. Tiba-tiba, pandangannya menjadi gelap. Rasa pusing yang tajam menyerang kepalanya, membuat Penthouse yang mewah itu berputar dengan cepat.

Ia mencoba meraih dinding, tetapi ia terlambat. Lututnya lemas, dan ia ambruk ke lantai marmer yang dingin.

Han, yang berada di dapur, mendengar bunyi gedebuk keras. Ia segera bergegas ke ruang tamu dan melihat Naomi terbaring tak sadarkan diri di lantai, pakaiannya acak-acakan.

Kepala Han pucat. Ia tahu, aset terpenting Dirgantara sedang dalam bahaya. Ia segera menelepon tim medis.

“Nona Naomi pingsan! Kirim tim ke penthouse B sekarang!” perintah Han ke telepon dengan suara penuh panik.

Han berlutut di samping Naomi, mencoba menyadarkannya, tetapi Naomi tetap tak bergerak.

Di Rumah Sakit Dirgantara, tepatnya tiga puluh menit kemudian.....

Naomi segera dibawa ke ruang pemeriksaan. Han, yang telah menelepon Ryu di Tokyo, berdiri di luar, menjepit telepon di telinganya.

“Tuan, dia pingsan. Kami membawanya ke rumah sakit. Dokter Adrian sedang memeriksanya.”

Ryu, yang berada ribuan mil jauhnya, terdengar marah dan panik. “Jaga dia, Han! Jangan biarkan berita ini bocor! Jika terjadi sesuatu pada Naomi, aku akan menghancurkanmu!”

Beberapa menit kemudian, Dokter Adrian keluar. Wajahnya menunjukkan campuran kebingungan dan kegembiraan.

“Han, Anda harus ikut saya.”

Han mengikuti dokter itu ke kantor.

“Ada apa, Dokter? Apakah Nona Naomi baik-baik saja? Apakah ini karena stres prosedur IUI?” tanya Han.

Dokter Adrian tersenyum lebar. “Nona Naomi baik-baik saja, Tuan Han. Tapi ada berita yang sangat mengejutkan. Kami melakukan tes cepat untuk memastikan tidak ada masalah serius. Han, kita tidak perlu menunggu prosedur bulan depan.”

Han mengerutkan kening. “Maksud Anda? Apakah donor sudah bisa digunakan sekarang?”

“Bukan, Tuan Han,” Dokter Adrian menggelengkan kepalanya. “Selamat. Nona Naomi hamil.”

Han tertegun, ponselnya nyaris jatuh. “Hamil? Tapi... IUI belum dimulai! Donornya belum digunakan!”

“Tepat sekali, Tuan Han. Kehamilan ini terjadi secara alami. Berdasarkan perhitungan kami, konsepsi terjadi sekitar tiga minggu yang lalu.” Dokter Adrian menatap Han dengan aneh. “Itu berarti, anak ini murni. Anak kandung Tuan Ryu.”

Han menelan ludah. Ia ingat bahwa Ryu telah mendatangi Naomi dengan tuntutan kepemilikan beberapa kali selama tiga minggu terakhir.

Han gemetar. Ia tahu, Ryu benar-benar yakin dirinya mandul. Ini adalah keajaiban atau kebohongan yang melahirkan kebenaran.

Ryu, yang membayar dua miliar untuk inkubator karena ia yakin tidak bisa memiliki anak, ternyata mampu menjadi seorang ayah.

Beberapa saat kemudian, setelah Han keluar dari ruangan Dokter Adrian, Han segera menghubungi Ryu di Tokyo.

"Tuan Ryu, Anda harus kembali sekarang. Naomi, dia, dia," ucap Han terputus.

"Naomi kenapa Han? Katakan? Ada apa dengannya? Apa semuanya baik-baik saja? Katakan yang jelas Han!" tanya Ryu menuntut jawaban yang jelas dan pasti. Ryu tidak bisa membiarkan kesehatan Naomi bermasalah. Bisa hancur harapannya jika ada masalah dengan Naomi.

Suara Ryu di seberang telepon terdengar seperti badai yang siap meledak.

"Naomi dia, dia, dia hamil. Dia hamil darah daging anda secara murni Tuan," jawab Han seketika membuat Ryu terkejut bukan main.

"Apa?! Tidak mungkin! Tes labku..." Ryu terdiam sesaat. Lalu, suara Ryu menjadi dingin dan menakutkan, dipenuhi tekad baru yang kejam.

"Aku akan segera kembali. Batalkan semua rencana IUI. Batalkan kontrak dua miliar itu. Ganti dengan kontrak pernikahan sah tanpa batas waktu. Nikahkan kami segera. Aku akan mengikat Naomi dan anak itu selamanya."

1
Ara putri
Hay kak, jika berkenan saling dukung yuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!