Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan.Sonev
Sebenarnya Sonev merasakan ketidak nyamanan karena harus pulang menggunakan motor Vano. Kalau bukan karena terpaksa, Sonev tidak akan mau untuk ikut pulang dengan naik motor.
"Sebelum kita pulanh, gue mau mampir dulu ke tempat makan langganan gue, buat nanti sampai rumah gue nggak usah makan lagi."
"Kenapa elo nggak mau makan di rumah, makanannya lebih higienis dan juga bergizi bukan cuma buat kenyang saja."
"Gue nggak mau, lebih baik gue nggak makan kalau harus di suruh makan di rumah. Sekarang ayo jalan nanti di perempstan belok kanan, di situ ada yang jual nasi uduk sama pecel lele."
Walaupun kesal, Vano mengikuti kemauan Sonev, hingga sampai di tempat yang di tuju.
Tempat makan warung tenda yang menjual pecel lele dan juga soto babat dan soto ayam.
"Kalau bukan karena bokap.yang nyuruh jemput elo, gue nggak bakalan mau, apalagi gue harus nungguin elo makan. Ogah banget gue."
"Van, elo ikhlas nggak sih anterin gue ke tempat ini, tadi gue udah bilang kalau elo terpaksa jemput gue di tempat kerja, mendingan gue pulang sendiri pake ojek online dari pada harus dengerin elo ngedunel terus dari tadi." Sonev sebelum masuk ke tempat makan karena melihat Vano.yang sedari tadi cemberut terus sampai bibirbya mahu lima senti.
"Kenapa.sih lo, kaya cewek yang lagi PMS cemberut terus."
Tanpa mendengar Vano bicara, Sonev masuk ke dalam tenda kemudian memesan makanan dan juga minuman, sedangkan Vano masih tinggal di luar karena tidak mau masuk ke tempat yang banyak.asapnya.
Setengah jam kemudian, Sonev keluat dati warung tenda sambil mengusap usap perutnya yang sudah penuh.
Eeeeuuuuuu
Sonev bersendawa sangat keras hingga membuat Vano menutup hidungnya."Ih elo cewek jorok banget, bisa nggak sih kalau udah makan itu nggak sendawa, udah kaya tukang becak aja."
"Kenapa.sih lo kaya emak emak tetangga gue yang pakai daster, kerja nya cuma ngomel aja. Udah mulai besok lo pake daster biar sama ama tetangga gue."
"Heh kalau di kasih tahu itu nurut jangan nyolot, bagaimanapun juga gue ini suami elilo walau kita nikah karena terpaksa. Jadi elo setidaknya tahu aturan bersikap."
"Udah deh, gue udah cape dengerin elo ngomong terus, kalau memang elo nggak mau anterim.gue pulang, gue bisa kok pulang sendiri, dan kalau memang elo nggak suka dengan sikap dan kelakuan gue, elo tinggal jatuhin talak buat gue, biar gue.nggak jadi beban buat elo dan elo bisa bebas daru tugas elo.sebagai suami."
Sonev benar benar mengeluarkan unek.unek dalam hatinya, sedangkan Vano.hanyabdiam saja karena malas untuk berdebat debgan Sonev, kalau bukan karena perintah dari papahnya untuk menjemput Sonev di tempat kerja, Vano.tidak akan menjemput Sonev.
"Kita jadi pulanhlg nggak, kalau nggak pulang juga nggak apa apa, biar gue pulang ke rumah nyokap.gue."
"Ayo cepat naik motor, bentar lagi hujan. "
Vano.sudah tidak ingin berdebat lagi dengan Sonev karena pasti akan lebih panjang urusannya. Sepanjang jalan pulang, tidak ada yang bjcara, hanya suara bising kenda yang terdengar, hingga akhirnya mereka sampai juga di rumah, Sonev segera turun dari motor dan langsung masuk ke dalam ruqmh yang sudah gelap. Namun saat kakinya mulai menginjak undakan anak tangga, terdengar suara bu Kania.
"Kamu kerja apq, jam segini baru pulang.jadi l*nte kamu, kalau saja Vano.tidak menjemput kamu, mungkin saja kamu pulang subuh."
Telinga Sonev terasa sangat panas mendengar bu Kania.bicara, ingin hati membalas ucapan bu Kania. Namun Sonev lebih memilih diam dan naik terus ke lantai atas.
"Vano.didik istri kamu, jangan kurang ajar sama mamah." Masih terdengar oleh Sonev suara bu Kania karena memang bu Kania bicara dengan keras.
"Sudahlah mah, Vano.sudah pusing, sekarang Vano mau tidur dulu." Tanpa mendengar umpatan.mamahnya, Vano naik ke lantai atas kemudian masuk ke dalam kamar, namun.tidak.menemukan Sonev di dalam kamar, tapi terdengar suara genericik air dari kamar mandi.
Vano.merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur king size nya, matanya tertutup, pikirannya terus berjalan memikirkan kehidupannya ke depan. Dirinya yangbsudah berstatus sebagai seorang suami harus berhadapan dengan mamahnya yang tidak.menyukai Sonev dan juga sifat Sonev yang tidak bisa di atur.
Ckklek..
Suara pintu kamar mandi terbuka, Sonev keluar dari kamar mandi sudah memakai piyama tidur bergambar melodi, debgab ranbutnya yang di gulung menggunakan handuk. Vano berpura pura tidur, sedikiit membuka matanya melihat apa saja yang di lakukan Sonev.
Setelah rambutnya kering, Soneb melepas handuk yang meggulung rambutnya, kemudian berjalan ke arah meja rias lalu mengaplikasikam handbody ke seluruh permukaan kaki dan.juga tangannya, tidak lupa menggunakan skincare untuk perawatan malam. Setelah selesai melakukan aktivitasnya, Sonev mengambil bantal dan juga selimut kemudian membawanya ke.sofa lalu membaringkan.tubuhnya di atas sofa, semua yang di lakukan Sonev tidak luput dari tatapan Vano.yang pura pura tidur, namun matanya mengintip di halangi.menggunakan tangannya.
Terdengar.suara dengkuran halusbdari Sonev, Vano bangkit dari tidurnya lalu berjalan ke.kamar mandi untuk berganti pakaian tidur.
Terdengar suara pintu kamar mandi yang di.tutup, mata Sonev yang tadi terpejam melihat tempat tidur sudah kosong, kemudian menutup kembali matanya dan melanjutkan tidur, karena seharian ini badannya terasa sangat lelah, bukan hanya tubuhnya yang merasa lelah namun hati dan pikirannya terasa sangat lelah.
Entah akan seperti.apa kehidupannya ke depan, Sonev hanya berdo'a dalam hati agar esok hari kehidupannya akan lebih baik.
Hatinya sedikit menghangat jika mengingat kebaikan pak Gunawan yang sejak awal sudah baik terhadap dirinya. Semoga pak Gunawan akan selalu baik terhadap dirinya sehingga dapat bertahan di dalam rumah tangganya yang baru beberapa hari saja.
Vano keluar dari kamar mandi sudah menggunakan boxer dan kaos.yang sedikit longgar, berjalan ke arah sofa, dimana Sonev sudah tidur dengan nyenyak dengan posisi bergelung di dalam selimut. Vano kembali ke tempat tidurnya kemudian melanjutkan tidurnya. Berdebat dengan Sonev ternyata menguras tenaga dan pikirannya. Vano yang sebelumnya selalu hidup santai, namun sekarang harus selalu berdebat dengan Sonev.
Vano memejamkan matanya dan berlayar ke alam.mimpi, berharap esok pagi tidak ada lagi adu otot dengan Sonev dan juga perintah dari papahnya untuk mengantar ataupun menjemput Sonev.
Malam.semakin larut, kedua insan sudah masuk ke dalam alam mimpinya masing masing. Udara semakin malam semakin dingin.
...****************...
Happy reading....