Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~21
"Katakan dok, apa aku baik-baik saja? aku benar-benar sedang haidkan?" ulang Lily ketika dokter yang memeriksanya tak kunjung berbicara.
"Kenapa dokter diam saja?" imbuhnya dengan tak sabar.
Dokter tersebut pun langsung menghela napasnya. "Nona Lily, apa kamu tidak tahu jika saat ini ada janin yang sedang tumbuh di rahimmu? beruntung dia sangat kuat jadi tak terpengaruh dengan pendarahan yang kamu alami," terangnya dengan tegas dan tentu saja itu membuat Lily langsung terkejut mendengarnya.
Tidak mungkin ia hamil karena ia mandul mengingat haidnya sangat tidak lancar selama ini gumamnya tak percaya.
"Itu tidak mungkin, dokter pasti sedang bercanda kan?" ucapnya menanggapi, ini adalah bulan april dan dokter itu pasti sedang merayakan april mop untuk mengerjainya.
Dokter tersebut kembali membuang napasnya karena disepelekan hasil pemeriksaannya. "Lihatlah kemari, ini kantong rahimmu dan titik kecil seperti biji kacang itu adalah janinmu yang di perkirakan usianya sekitar 10 minggu," terangnya seraya menunjukkan layar monitor tak jauh dihadapannya itu kepada gadis tersebut.
Lily seketika termangu menatap titik kecil seperti biji kacang itu, bagaimana bisa hamil padahal ia mandul.
"Ly, apa kamu tak datang bulan lagi?"
"Berhati-hatilah bisa jadi sedang ada gangguan hormon padamu dan itu bisa menyebabkan kemandulan,"
"Segera pergi ke dokter untuk memeriksanya!"
Ucapan temannya kembali terngiang di kepalanya, sejak remaja ia memang memiliki gangguan haid dan bisa di hitung hanya beberapa kali dalam satu tahun, namun bukannya pergi memeriksakan keadaannya ia justru bersyukur jika memang benar mandul karena ia memang tak ingin menikah apalagi memiliki anak karena laki-laki semuanya sama hanya manis diawal setelah itu pergi tanpa perasaan bersalah seperti ayah kandungnya.
"Se-sepuluh minggu?" ucapnya ketika mengetahui usia janinnya, umurnya sama seperti saat pertema kali Alexander memperkosanya.
"Benar sudah dua bulan setengah, aku akan meresepkan beberapa vitamin juga obat penguat kandungan dan untuk sementara jangan berhubungan intim dahulu dengan suamimu, ngomong-ngomong dimana suamimu nona kamu pendarahan hebat seperti ini tapi dia tak berada disampingmu?" ujar sang dokter seraya menulis resep lalu diberikannya kepada gadis itu.
"Aku tidak punya suami," sahut Lily jujur dan itu membuat sang dokter langsung tertegun mendengarnya.
"Bisakah aku menggugurkannya saja," imbuh gadis itu lagi yang memang tak menginginkan bayinya akan hidup sepertinya.
Lahir tanpa seorang ayah itu sangat sulit, tidak hanya kesulitan dalam hal ekonomi namun predikatnya sebagai anak haram langsung melekat padanya dimana sepanjang hidupnya semua orang akan mengucilkannya karena takut ia akan menjadi wanita yang tidak benar seperti ibunya.
"Apa kamu tahu menggugurkan kandungan tanpa adanya riwayat medis berat itu tindakan kriminal nona?apalagi janinmu sangat sehat meskipun kamu sudah pendarahan berat," terang sang dokter kurang setuju. Pergaulan anak-anak jaman sekarang memang sangat mengerikan namun minim dalam pengetahuan dan juga tanggung jawab pikirnya.
"Tapi aku tetap ingin menggugurkannya dok," keukeh Lily tak peduli dengan tanggapan dokter tersebut. Lebih baik bayinya merasakan sakit sekarang daripada sepanjang hidupnya menderita.
"Tapi nona Lily ...."
"Aku korban pemerkosaan," potong Lily menatapnya dengan butiran kristal mulai mengalir dari sudut matanya.
"A-apa?" tentu saja dokter tersebut langsung syok mendengarnya.
"Aku diperkosa beberapa kali secara paksa dan apa aku layak mempertahankan bayi itu? bayi yang tak pernah ku inginkan." tegas Lily dengan mempertahankan keputusannya.
Dokter itu pun melirik pergelangan tangan gadis itu yang nampak memar dan pasti telah mengalami hari yang sulit bahkan setelah ia periksa masih ada sisa sperma dirahimnya dan beberapa luka kecil di pusat intinya akibat gesekan benda tumpul.
"Apa perlu ku bantu melaporkannya ke polisi?" tawar sang dokter yang mulai merasa iba namun Lily hanya menggeleng kecil, Alexander bukan orang biasa yang ada pria itu akan memutarbalikkan fakta dan ia tak ingin mendekam di penjara.
Akhirnya dokter itu pun mengangguk kecil. "Baiklah kita jadwalkan tindakannya nanti, tapi kita harus menunggu keadaanmu cukup stabil dan besok siang kita bisa mulai mengaborsinya." tukasnya lalu segera meminta perawat untuk mengantar gadis itu ke ruangan perawatan karena keadaannya sangat lemah setelah mengalami pendarahan.
Keesokan harinya ...
Pagi itu para karyawan mulai datang satu persatu ke kantornya begitu juga karyawan departemen desain namun sudah satu jam berlalu dari jam kantor mulai Lily tak kunjung datang dan itu membuat Sarah nampak gelisah lalu mencoba menghubunginya namun ponselnya mati.
"Gadis kampungan itu pasti sudah dipecat oleh tuan Wilson karena terang-terangan menjadi mata-mata musuh bisnisnya," ucap Nancy seraya tersenyum miring menatap Elizabeth ketika menyadari Sarah nampak gelisah di tempat duduknya.
"Tentu saja, Alexku takkan seceroboh itu mempekerjakan kembali seorang penghianat." timpal Elizabeth yang terlihat sangat bahagia pagi ini karena saingannya berkurang satu untuk mendapatkan perhatian bosnya, sebelumnya Lily bukan masuk dalam daftar saingannya karena mereka tak selevel namun sejak peristiwa bosnya memeluk gadis itu ia langsung menganggapnya musuh.
"Itu tidak mungkin, Lily bukan mata-mata tuan Xavier." Sarah tak mempercayainya karena ia masih ingat bagaimana pertemuan Lily dan Xavier pertama kalinya di sebuah cafe dimana gadis itu tak sengaja menumpahkan minumannya.
"Kita lihat saja nanti perkataan siapa yang benar," Elizabeth pun langsung memutar kursinya kembali ke mejanya karena tidak penting terlalu lama membahas karyawan magang tidak penting itu.
Sarah yang penasaran segera beranjak dari duduknya, ia harus memastikan jika Lily belum dikeluarkan dari kantornya dan managernya pasti bisa menjawabnya. Saat baru sampai lobby ia tak sengaja melihat tuan Miller baru datang seorang diri lalu setelah mengumpulkan keberaniannya ia pun mendatangi pria itu.
"Selamat pagi tuan Miller," sapanya berbasa-basi.
"Hm," pria itu hanya menatapnya sekilas dengan kakinya terus melangkah.
"Tunggu tuan Miller!" Sarah pun kembali mendekatinya, sudah kepalang tanggung jadi mencebur sekalian pikirnya.
"Ada apa?" tuan Miller langsung menatapnya tajam, pria itu memang tak pernah ramah dengan semua karyawan dan untuk itu Sarah pun berpikir ribuan kali sebelum memiliki keberanian seperti saat ini.
"Sa-saya ingin bertanya apakah Lily karyawan magang bagian desain sudah dipecat?" ucapnya dengan gugup karena tatapan pria itu begitu menusuk seakan ia seorang penjahat yang sedang menjelaskan kesalahannya.
"Memang kenapa?" tuan Miller langsung menyipitkan matanya.
"Di-dia tidak masuk hari ini tanpa keterangan dan ponselnya pun juga tidak aktif dari kemarin," sahut wanita itu kemudian.
Peraturan di kantornya jika karyawan tidak masuk tanpa keterangan yang jelas dan akurat maka akan langsung diberhentikan tanpa pesangon sedikit pun.
Tuan Miller nampak terdiam sejenak seakan ikut berpikir kemudian ia pun kembali menatap wanita itu. "Bertanyalah pada manager personalia karena semua karyawan yang bermasalah ada disana!" perintahnya lantas berlalu pergi dari hadapannya.
"Ya, anda benar." Sarah pun segera pergi sesuai tujuan awalnya karena rupanya asisten bosnya itu kurang begitu komunikatif dan bisanya hanya menakuti orang saja.
Sementara itu tuan Miller yang baru masuk ke dalam lift nampak menghubungi seseorang. "Apa ada informasi mengenai nona Lily?" ucapnya kepada seseorang diujung telepon.
biasanya ke HRd duluu klu ada sesuatu ga demo2 bgitu
Haduh victori si hama juga datang,,,,,kamu datang aja di abaikan lho🤣🤣🤣🤣🤣piye ngono iku.....
Haduh eong Cinta ae gensi,malu,karena kily culun,,LiLy juga mbok yo berubah ojok katrok nemen2 LiLy