Menikah dengan pria usia matang, jauh di atas usianya bukanlah pilihan Fiona. Gadis 20 tahun tersebut mendadak harus menerima lamaran pria yang merupakan paman dari kekasihnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puas
"Kalau sampai Arga tahu kamu ganggu aku lagi, kamu harus hati-hati!" ucap Fiona.
Mama Azka tersebut mencoba menggertak Davin, mantan pacarnya dulu. Agar tidak berani mengusik nya.
Davin yang diancam seperti itu, dia pun malah memperlihatkan senyumnya yang misterius, seperti psikopat. Fiona heran, kenapa dia bisa suka dengan Davin waktu itu, bahkan sampai pacaran dua tahun lebih. Dulu Davin sangat lembut perhatian dan penyayang, Fiona tak tahu kalau aslinya seperti ini. Sanga berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Oh ya. Anak ini ... Apa itu anak kalian berdua?"
Davin melirik Azka. Seketika Fiona langsung berubah protektif. Ia langsung menjauhkan Azka dari Davin.
"Hei ... Jangan berlebihan. Jika itu adalah anak kalian, artinya dia juga keluarga ku ... Hai ... Siapa namamu?" Davin mendekat dan mencoba bersikap ramah pada Azka.
Anak kecil itu kemudian menatap sang mama. Kemudian menjawab siapa namanya saat ditanya.
"Azka," ucap bibir kecil itu.
"Oh, Azka ... Kau mau permen? Om punya permen untukmu," kata Davin sambil mengeluarkan sebungkus permen dengan merk asing. Sepertinya dibeli di luar negri. Karena memang beberapa tahun terakhir Davin serta keluarga lama pindah.
Pria itu bahkan baru beberapa hari balik ke tanah air. Dia sengaja ke kantor Arga untuk membicarakan pemindahan saham milik keluarganya. Davin sendiri sudah tak begitu lagi takut bertemu Arga, karena kejadian di masa lalu sudah lama berlalu. Ia sangka Arga mungkin sudah memaafkan. Apalagi selama ini Davin tak muncul untuk mengusik hidup keluarga kecil Arga.
Dia sekarang juga terpaksa muncul ke perusahaan karena juga menuntut haknya sendiri. Davin juga bawa pengacara, mungkin juga sebagai jaga-jaga. Takut bila Arga bertindak anarkis jika mengingat masa lalu mereka yang masih ada masalah.
Kini, masih di dalam lift. Azka akan meraih permen aneh dari tangan Davin, tapi langsung dilarang oleh sang mama.
"Azka, tidak boleh."
Seketika Azka menurut, ia langsung terlihat lesu. Davin cuma tersenyum kecut melihatnya.
TING!
Lift terbuka, Fiona bergegas keluar. Di dalam lift, Davin menatap penuh perhitungan.
(Kamu pikir akan bisa hidup bahagia setelah ini? Jangan harap Fiona ... Karena aku yang lebih dulu mendapatkan mu)
Pintu lift tertutup.
...----------------...
Tok tok tok
"Masuk!"
Arga baru siap-siap mau melanjutkan meeting, tapi Tara tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.
"Pak ..."
"Ya."
"Ada pak Davin menunggu Bapak di luar," ucap Tara hati-hati.
Mata Arga langsung melebar, ia langsung bangkit dan berdiri.
"Suruh dia masuk!" titah nya.
(Kau mau mengantar nyawamu sendiri rupanya ... Bertahun-tahun aku diamkan, kini kau muncul. Mau apa lagi anak ini?)
Setelah Tara pergi, masuklah dua orang. Davin bersama kuasa hukumnya.
(Dia takut datang sendiri, dia bahkan membawa teman)
Arga menatap tajam kedatangan Davin ke ruang kerjanya.
"Apa kabar ... Aku lihat-lihat perusahaan ini semakin berkembang pesat saat di tangan Om." Davin mulai basa-basi. Dia berjalan sambil menatap tembok, banyak sekali catatan penghargaan yang di pasang dengan rapi dengan bingkai.
"Katakan apa tujuanmu ke sini!" ujar Arga tidak mau mendengar omong kosong Davin.
Davin kemudian jalan mendekati meja kerja Arga, ia lalu menarik kursi dan langsung duduk tanpa disuruh.
(Tujuanku? Tujuanku mengguncang perusahaan ini ... Merebut saham-saham milik keluarga ku, menyatukannya jadi satu. Membuat Om jatuh, mengambil alih perusahaan dan juga merebut lagi wanitaku yang om curi)
Tujuan Davin yang sebenarnya hanya di ucapkan dalam kepalanya. Karena saat ditanya di depan orangnya langsung, Davin hanya mengulurkan map yang semula di bawa oleh kuasa hukumnya tersebut.
"Aku mau bergabung dengan perusahaan, saham atas nama mama papa, akan jadi satu menjadi milikku."
Arga mengerutkan keningnya.
"Ini perusahaan ... Bukan tempat untuk main-main," ucap Arga setelah membuka map milik Davin.
"Aku serius ... Jika Om tidak setuju, aku akan menempuh jalur hukum."
Arga yang punya dendam sejak dulu, ia langsung mencondongkan tubuhnya, ia raih kerah kemeja Davin lalu menariknya.
"Aku tahu tujuanmu sebenarnya! Lebih baik kamu pergi sekarang dari kantorku! Kali ini aku akan melepasmu!" ancam Arga. Dari awal Arga memang ingin menghajar Davin, jika ingat perbuatan Davin dulu. Tapi karena ini di kantor, ia pun mencoba menahannya. Namun, karena Davin ingin mengusik perusahaan saat ini, ia pun jadi terpancing.
"Om ... tenang ... Tahan dulu. Aku rasa ada banyak CCTV di sudut ruangan ini. Om jangan menyesal kalau sampai aku laporkan atas tindakan penyerangan," gumam Davin dengan muka menantang.
Arga perlahan melepaskan cengkraman tangannya di kerah kemeja Davin, tapi sepersekian detik kemudian, sebuah bogem mentah melayang tepat di perut bagian tengah Davin, seketika lelaki itu memekik kesakitan.
Arga puas, matanya reflek melirik CCTV. Setidaknya dendam masa lalu terbalas sudah.
...****************...
mau sedot sedot aja ooommmm 😂
udah kau bobol sieee
🤣
mlendung fiiiii
😂
pikiran mu liar sekali Tarrrr
😂🙆♀️
😃
kang buaya
beresiko kembung 9 bulan 🤣🤣🤣🤣😂
😃
kejadian 😱
Taraaaa gak usah dipikirin 😃
hiiiiiiiiiiiiiii fio...
semoga tidak kenapa2