Dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang tidak pernah di anggap oleh keluarganya sendiri.
Dini selalu di abaykan oleh seluruh keluarganya.
Namun Dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia.
Dini selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya namun balasan dari keluarganya hanya mengacuhkannya dan memarahinya, dini selalu di anggap gadis yang nakal, karena mereka merasa terganggu dengan dini.
Namun, Dini yang selalu berusaha untuk mendekati mereka namun hasilnya hanya di abaykan dan di acuhkan, dia tidak pernah di anggap oleh mereka.
Dan akhirnya dini memilih menyerah.
Dini bertekad akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Dan dia akan menjauhi orang - orang yang selalu mengacuhkannya, termasuk keluarga kandungnya.
saat Dini mulai menjauhi, mereka baru menyadari kesalahan mereka dan menyesalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
minta izin
Halo semuanya.....
Saya sudah memperbaiki bab - bab yang banyak kesalahan dalam penulisan.
terima kasih untuk kritikan dan Saran nya, dan kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan novel.
Boleh di tulis di kolom komentar...
Terima kasih dan selamat membaca....
...----------------...
Dini yang masih asik menonton kartun kesukaannya, Dini melihat para abangnya keluar dari lift dengan pakaian rapih.
"Abang mau kemana?" tanya dini
"Abang mau nongkrong sama temen - temen Abang!" jawab bima
"ikutttt" ucap Dini dengan semangat
"jangan kamu di rumah aja, ini udah mau malem dek"
"ahhhh aku pengen ikuttt, boleh ya boleh"
manja Dini.
"boleh, tapi kamu haru izin dulu sama bang Lingga Giman?"
Bima yakin kalau Dini tidak akan di beri izin ikut dengannya oleh bang Lingga.
"emm Abang aja yang minta izin, aku takut sama bang Lingga" sambil menggoyangkan tangan Bima.
"kamu aja, kamu kan yang mau ikut sama Abang"
"Mmmm tolong lah bang, aku takut sama bang Lingga. Abang aja yang bilang sama bang Lingga ya ya"
"kamu aja, kalo Abang yang minta izin sama bang Lingga Abang yakin kamu gak bakal dapet izin"
"ahhhh abanggg Help me plissss"
"hah... Ayo kalo gitu kita ke ruang kerja Abang Lingga"
"yey ayooo"
Bian dan Dini langsung pergi ke ruang kerja Lingga.
"tokk tokk tokk abanggg" teriak dini sambil memiringkan kepalanya dan menyelipkan kepalnya di pintu.
Lingga yang melihat kelakuan Dini hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"masuk dek" ucapnya dengan lembut.
Dini dan Bima masuk ke ruangan Lingga, Dini yang pertama kali melihat ruangan kerja Lingga terkesan, karena di dalam ruangan sangat rapih dan banyak sekali buku yang tertata rapih di lemari.
"wahhh ruangan Abang bagus banget aku suka"
"kamu suka? Kalo kamu suka, kamu bisa belajar juga di sini dek"
"boleh emang bang"
"boleh dong"
"asikkk makasih Abang"
Dini yang asik melihat ruangan Lingga dan melupakan apa yang ingin dia sampaikan kepada Lingga.
"bang adek mau ngomong sesuatu!" ucap Bima
"mau ngomong apa dek?" tanya Lingga kepada Dini
Bima yang melihat Dini yang tidak mendengarkan mereka, karena dia sedang asik memandang ruangan Lingga, bima yang melihat dini dia langsung memegang kepala dini dan menghadapkan ke arah Lingga.
"liatnya ke sini dek, emang kamu gak jadi minta izin sama bang Lingga?" tanya Bima.
"bukanya Abang yang mau ngomong ke Abang Lingga ya!" bisik Dini kepada Bima sambil memberi tatapan tajam ke pada Bima.
Bima hanya mengangkat bahunya, membuat Dini kesal.
"ishhh"
"kamu mau minta izin apa dek?" tanya Lingga kembali
"emm Abang boleh gak aku ikut sama bang Bima?" tanya Dini
Lingga langsung menatap kepada Bima dan di balas gelengan kepala.
"emang bang Bima mau kemana?"
"emm Abang Bima mau kumpul sama temen - temen nya, aku mau ikut aku bosen di rumah terus" jawab Dini sambil memainkan tangannya karena gugup.
"gak boleh!!" ucap Lingga tegas.
Dini kaget langsung melihat ke arah Lingga.
"ini udah malem dek terus bang Bima kumpulnya sama cowo semua, jadi kamu diem di rumah aja ya"
"
"Mmm kalo gitu besok boleh ya aku jalan sama Risya bang"
"Risya siapa?" tanya Lingga
"temen baru aku bang, dia perempuan ko"
"boleh tapi besok di temenin sama bang Bima "
"oke, makasih Abangggg" ucap Dini sambil mendekati Lingga dan memeluknya.
Sebenarnya Dini tidak mau ikut dengan Bima, itu hanya alasan Dini buat bisa diizinin jalan - jalan dengan Risya, cerdas bukan.
...****************...
Pagi hari Dini sudah siap dengan seragamnya, dan bersiap untuk pergi ke sekolah, dini langsung keluar dari kamarnya dan pergi ke meja makan untuk sarapan bersama.
"pagi Abang, mamah" teriak Dini
mereka yang sedang duduk di meja makan langsung menoleh ke arah dini.
"pagi juga Adek, wangi banget sih anak mamah yang satu ini, mau kemana sih?"
"ya mau sekolah lah mah"
"kenapa harus pake parfum sih, cuma ke sekolah ini kan" ucap Fauzan
"biar wangi dong bang"
"gak papa lah bang, cuma pake parfum aja" kata mamah Kirana.
Mamah Kirana tau kalau Abang - Abang dini mulai terlihat posesif kepada Dini, dan mereka muali takut kalau ada laki - laki yang mendekati Dini.
mereka pun lanjut sarapan dengan tenang. setelah mereka selesai sarapan.
mereka pun pergi ke sekolah.
"dek udah sarapan nya?" tanya Fauzi
"udah bang"
"ya udah kalo gitu kita berangkat sekarang ya, takutnya macet"
"oke bang"
"kita berangkat duluan ya mah bang" ucap Fauzan.
"iya hati - hati di jalanya, jangan ngebut" ucap mamah Kirana.
"oke bye mah bang" ucap Fauzan.
Dini langsung mendekati mamah Kirana dan mencium pipi mamah Kirana.
Lingga bima Fauzan dan Fauzi yang melihat Dini mencium pipi mamah Kirana.
"Abang ngga nih?" tanya Bima.
Dini yang mendengar perkataan Bima langsung mendekati Bima dan menciumnya, dia langsung beralih ke Lingga dan langsung mencium Lingga tanpa Lingga bilang.
"nih" ucap Lingga sambil memberikan black card.
"ini buat apa?" tanya Dini.
"ini buat kamu, kamu bisa belanja apapun pake kartu ini, ini Ambil" jawab Lingga.
Dini langsung memeluk Lingga dan mencium Lingga kembali.
"makasih Abangggg"
"iya sama - sama, ya udah buruan berangkat keburu telat"
"iya bye Abang"
Dini langsung berjalan keluar, Abang - abang Dini yang lain melihat perlakuan dini kepada Lingga kesal.
"mencari kesempatan dalam kesempitan" ucap Fauzi dan langsung pergi di ikut Fauzan.
Lingga yang mendengar apa yang di katakan adiknya itu hanya tersenyum.
"ayo berangkat" ucap Lingga dingin, Lingga akan berubah menjadi laki - laki lembut saat hanya saat bersama dini dan mamah nya Kirana.
"iya" ucap Bima dengan malas.
"mah kita berangkat dulu ya ke kampus, terus setelah dari kampus kita langsung ke kantor"
ucap Lingga.
"iya hati - hati di jalan, nanti siang mamah kirim Makanan ke kantor ya"
"iya mah, kalo begitu kita pergi dulu bye" ucap Bima Sambil menyalami Kirana.
...****************...
Fauzan, Fauzi dan Dini sudah Sampai di sekolah, sekolahan Dan rumah mereka tidak terlalu jauh jadi tidak membutuhkan waktu yang lama.
Dini Fauzan dan Fauzi pun keluar dari mobil.
"Diniiii" teriak Risya.
"Risya Lo baru sampe?"
"gue udah dari tadi sih, tapi nungguin Lo di sini"
"oh, kalo begitu kita masuk ke kelas yu, lu udah sarapan kan?"
"gue udah ko"
"oke kalo begitu, bang aku sama Risya ke kelas dulu ya bye"
"iya dek"
dini dan Risya pun pergi ke arah kelas mereka.
Fauzan dan Fauzi mereka pergi ke arah parkiran motor, di sana sudah ada teman mereka.
"itu cewe murid baru ya? Cantik juga" ucap Roni.
"mata Lo mau gue colok, itu Adek gue" jawab Fauzan dengan emosi
"hah adek Lo, bukannya cuma Fauzi Adek Lo"
Roni yang kaget langsung menunjuk Fauzi.
"dia Adek angkat kita!" ucap Fauzi.
"oh" ucap Roni sambil mengangguk.
"jangan harap Lo bisa Deket sama Adek gue ya, awas aja Lo" ucap Fauzan.
"santai santai bro, gue juga tau. Gue masih sayang sama nyawa gue. Lo aja udah kaya gini ke adek cewe Lo apa lagi bang Lingga sama bang Bima"
ucap Roni sambil membayangkan amukan Lingga.
mereka tau Fauzan dan Fauzi punya kakak karena mereka sering main ke mansion, jadi mereka kadang bertemu dengan Lingga dan Bima.
teman Fauzan dan Fauzi pernah melihat amukan kedua Abang mereka, mereka pernah kepergok tawuran, membuat Lingga dan Bima mengamuk kepada mereka, menghajar Fauzan dan Fauzi Sampai pingsan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
papa dini salahpaham pasti akan menyesal kehilangan dini tahu kebenarannya....