NovelToon NovelToon
Majikanku Maduku

Majikanku Maduku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:82k
Nilai: 4.9
Nama Author: Buna Seta

Sungguh berat beban hidup yang di jalani Sri Qonita, karena harus membesarkan anak tanpa suami. Ia tidak menyangka, suaminya yang bernama Widodo pamit ingin mencari kerja tetapi tidak pernah pulang. Selama 5 tahun Sri jatuh bangun untuk membesarkan anaknya. Hingga suatu ketika, Sri tidak sanggup lagi hidup di desa karena kerja kerasnya semakin tidak cukup untuk biaya hidup. Sri memutuskan mengajak anaknya bekerja di Jakarta.

Namun, betapa hancur berkeping-keping hati Sri ketika bekerja di salah satu rumah seorang pengusaha. Pengusaha tersebut adalah suaminya sendiri. Widodo suami yang ia tunggu-tunggu sudah menikah lagi bahkan sudah mempunyai anak.

"Kamu tega Mas membiarkan darah dagingmu kelaparan selama 5 tahun, tapi kamu menggait wanita kaya demi kebahagiaan kamu sendiri"

"Bukan begitu Sri, maafkan aku"

Nahlo, apa alasan Widodo sampai menikah lagi? Apakah yang akan terjadi dengan rumah tangga mereka? Kita ikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Papa... ada apa? Tadi Ara dengar Papa berteriak" Maura masuk ruangan diikuti Sally menatap wajah suaminya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Papa tadi kaget karena ada kecoa sayang..." Widodo pura-pura melihat kolong meja dan sekitarnya.

"Mama... Ara takut kecoa... " Ara berlari merangkul Sally.

"Sekarang Ara istirahat di kamar saja sayang..." Sally mengatakan jika di kamar aman dari kecoa.

"Iya Ma" Ara berlari ke kamar.

Sementara Sally duduk di hadapan Widodo, Ara bisa saja percaya dengan penuturan papanya tetapi tidak untuk Sally.

"Sejak kemarin aku perhatikan Mas Wid uring-uringan terus, ada apa sebenarnya Mas?" Sally akhirnya bertanya juga, karena sejak kemarin menyimpan keanehan-keanehan yang ditunjukkan Widodo.

"Tidak ada apa-apa" Widodo mengatakan jika akhir-akhir ini memang badanya terasa lelah.

"Kalau gitu hari sabtu kita harus meluangkan waktu untuk kita jalan-jalan Mas" Sally percaya karena Widodo jarang sekali istirahat, maka dengan jalan-jalan mungkin saja bisa mengembalikan mood sang suami.

"Terserah kamu saja Sally" Widodo lebih baik menurut daripada istrinya terus curiga. Setelah berunding dengan matang hari sabtu mereka akan pergi ke Bali.

"Sri kita ajak saja Sally" Widodo beralasan, jika di sana nanti akan membutuhkan tenaga Sri, walaupun sebenarnya bukan itu tujuan Widodo. Ia tentu ingin anak dan istri pertamanya itu merasakan jalan-jalan juga.

"Tentu saja Mas" Sally memang ingin mengajak asistennya ikut.

"Ara nggak mau kalau mereka ikut" Ara tiba-tiba protes.

"Kamu tidak boleh begitu Ara" Widodo dibuat kesal dengan Ara.

"Ara, jika bibi ikut akan memudahkan kita di sana nanti" Sally mendekati putrinya yang sedang ngambek.

"Ya sudah, kalau gitu bibi saja yang ikut" Ara tidak mau dekat dengan Laras.

"Mana mungkin begitu Ara, terus Laras sama siapa di rumah? Ngawur kamu" Widodo nampak kecewa. Setelah perdebatan panjang Ara yang menang, akhirnya mereka tidak jadi mengajak Sri.

"Selama saya tidak ada, kamu tetap masak untuk kalian berdua Sri" pesan Sally sebelum berangkat.

"Terima kasih Nyonya" Sri masih bersikap sopan kepada Sally walaupun wanita itu telah merampas kebahagiaan keluarga kecilnya.

Sri mendorong koper milik Sally ke samping mobil, kemudian kembali lagi karena masih ada dua koper yang belum dia bawa. Namun langkahnya berhenti karena Widodo tiba-tiba berdiri di depanya.

"Maaf Sri, kali ini aku tidak bisa mengajak kamu bersama Laras ikut jalan-jalan. Tetapi percayalah jika kalian mau, lain kali kita akan jalan-jalan sendiri kemanapun yang kamu mau tinggal tentukan tempat" Widodo rupanya masih berharap Sri denganya akan bersatu.

"Tidak usah banyak janji, karena jika tidak bisa menepati, Anda akan mendapatkan laknat Allah, Malaikat, dan juga manusia" Sri melengos sambil menarik dua koper. Bagi Sri, sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata Widodo.

"Sri, tunggu sebentar" Widodo mengeluarkan kartu atm dari saku memberikan kepada Sri.

"Saya tidak butuh uang dari istri pertamamu yang kaya itu, saya hanya ingin surat cerai" Sri tidak ada lagi ampun.

"Saya tidak akan menceraikan kamu sampai kapanpun Sri" lirih Widodo. Dadanya sesak mendengar kata cerai.

"Sri... Kamu benar-benar sudah berubah" batin Widodo membuntuti Sri. Widodo rupanya belum begitu sadar bahwa perbuatannya lah yang telah merubah Sri.

Tiba di teras, Widodo menatap Laras yang hanya memandangi Ara yang kegirangan karena ingin jalan-jalan. Widodo ingin rasanya membawa Laras serta, tetapi tidak mungkin.

"Laras... Om berangkat" ujarnya sembari mengeluarkan uang merah memberikan kepada Laras.

"Uang apa ini Om?" Laras tidak mau menerima uang tersebut hanya memandangi Widodo.

"Buat kamu jajan"

"Terima kasih Om, sebaiknya uangnya untuk Ara saja" tolak Laras. Karena ia tahu jika menerima uang tersebut, bundanya akan marah.

"Papa... ayo..." seru Ara dari dalam mobil.

Dengan rasa kecewa karena uang pemberiannya ditolak Laras, ia segera berangkat. Mobil yang dikendarai Waluyo pun menuju bandara.

Sri kemudian menutup pagar, begitu kembali melihat putrinya tengah duduk di teras rumah sembari menopang dagu.

"Anak bunda kenapa?" Sri duduk di sebelahnya.

"Kalau punya Ayah itu enak ya Bun. Bisa jalan-jalan seperti Non Ara" ucap Laras menatap Sri sendu. "Seandainya Ayah tidak pergi apa mungkin Ayah juga sayang sama Laras Bun" Lanjutnya dengan mata basah.

"Sayang, dengar Bunda" Sri merangkul pundak putrinya hangat.

"Kita ini wanita-wanita yang kuat, tidak boleh sedih hanya karena Ayah kamu tidak ingat pulang. Toh, selama ini kita bisa kok hidup tanpa Ayah. Jika kita ingin jalan-jalan, bisa kok kita jalan-jalan berdua tanpa harus menunggu Ayah kamu. Jadi... kalau bunda sudah punya uang nanti, kita akan minta izin Nyonya untuk jalan-jalan" Sri sebenarnya sedih karena belum mau cerita jika Widodo adalah ayahnya.

"Bunda benar, maaf Bun, karena Laras sudah tidak menghargai kerja keras Bunda" Laras menyesal seharusnya tidak boleh banyak menuntut, baginya bunda bukan hanya sekedar ibu tapi sekaligus ayah.

"Anak pintar" Sri merangkul putrinya

Hari demi hari Sri tetap bertahan di rumah itu walaupun pertengkaran dengan Widodo sering terjadi, hingga 2 bulan Sri bekerja di rumah itu.

"Sayang... Bunda kan sudah punya tabungan, bagaimana kalau besok kita izin Nyonya jalan-jalan" Sri ingin membuktikan ucapanya 2 bulan yang lalu.

"Tidak usah Bunda, sekarang Laras nggak kepengen jalan-jalan kok" jawabnya ketika mereka sudah berada di tempat tidur.

"Kamu yakin?" Sri mengerutkan kening.

"Beneran" Laras merangkul perut Sri. "Laras itu tidak usah jalan-jalan asal bisa selalu bersama Bunda seperti ini sudah senang Bun" Laras menyusupkan kepala ke bawah ketiak Sri.

"Duuh... Anak manja" Sri mengusap rambut putrinya hingga keduanya ketiduran. Sri pun sampai lupa mengunci pintu kamar.

Malam semakin larut, anak dan ibu itu tidur sedang pulasnya, bahkan mereka tidur dalam posisi berbeda. Laras tidur menghadap tembok, sementara Sri terlentang sambil melihat tangan di dada. Mereka tidak tahu jika seseorang masuk kamar itu dan memandangi wajah Sri.

"Sri, kamu kenapa semakin cantik saja?" Tanya pria itu dalam hati. Selama dua bulan tinggal 1 rumah bersama istri pertama, tapi pria itu hanya bisa menahan rindu. Tidak bisa menyentuh sama sekali.

Namun, entah mengapa malam ini rindu Widodo tidak bisa dia bendung lagi, hingga nekat masuk ke kamar dan memberikan ciuman hangat di dahi Sri.

Karena dahinya terasa gatal, Sri menggaruk-garuk lalu membuka mata. Betigu melihat wajah Widodo terlalu dekat dengan wajahnya, Sri bangun cepat mendorong tubuh Widodo hingga terjengkang.

"Mas Wid... Mas di mana?" Tanya Sally di luar sana.

...~Bersambung~...

1
Ma Em
Terima kasih Buna sdh banyak memberi inpirasi dan contoh yg baik untuk kita semua kalau kita selalu berbuat baik pada akhirnya akan dpt yg baik pula seperti Sri karena dia orang yg baik dan sabar setiap menghadapi cobaan akhirnya hdp nya bisa bahagia tdk seperti Selly yg selalu berbuat jahat akhirnya dpt hukuman juga sesuai dgn perbuatannya , semoga Buna selalu sehat dan panjang umur sukses selalu Buna 🙏👍💪😘🥰😍
Buna Seta: Aamiin
total 1 replies
♡Ñùř♡
nangis aku bacanya😭
Ds Phone
terkejut kau
Ds Phone
siapa meraka
Ds Phone
ibu nya tenat
Ds Phone
emak nya masuk campur habis lah
Susi Akbarini
kalo masih pakai pakaian lengkap.

ya berarti gak ngapa ngapain fonk
neng ade
siap-siap otw
vj'z tri
akoh sudah mampir duonkkkk 🎉🎉🎉🎉🎉
Buna Seta: Terima kasih
total 1 replies
Cheng Nyo
Luar biasa
Cheng Nyo
Lumayan
Eka ELissa
Lom insyaf juga Saly kmu smpe tamat
lgi...😀😀🙏Nex Mak....
Buna Seta: Lanjut karya baru say, sudah up tadi pagi
total 1 replies
neng ade
siapa sangka jika Sally akhirnya tertangkap karena menculik bayi nya Sri.. aku pikir saat Azizah yang disangka hilang itu diculik Sally tapi bukan . tamat nya pas ketahuan culik bayi nya Sri
neng ade: ok ! otw mksih ya thor 🙏 ❤️
Buna Seta: Cuuuss lanjut karya baru kak, sudah up tadi pagi 🤣 judulnya: Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Bara
total 2 replies
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉 di tunggu karya keren selanjutnya Thor 🥳🥳🥳🥳 🥳🥳 ehm bonus nya belum turun ini di tunggu bonus bab Thor maksud nya 🤣🤣🤣🤣🤣
Buna Seta: Sampai segini saja sudah malas baca kak para reader 😁
total 1 replies
Rina
Rasain kamu Sally akhirnya masuk penjara kan kamu 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Buna Seta: Cuss, lanjut karya baru kak, sudah up
total 1 replies
Valen Angelina
laris juga si dodo ini... smpai nikah 3 kali ahhaha
Buna Seta: Mampir karya baru kak
total 1 replies
Dwi ratna
ya ampun Buna tamatnya kurang seru nih,tambah boncap dong
Buna Seta: Lanjut karya baru kak, sudah up 2 bab
total 1 replies
Rina
Pasti Azizah di culik Sally nih , semoga Azizah selamat ya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
neng ade
ini pasti ulah nya Sally yang menculik Azizah.. semoga Azizah baik-baik aja dan dapat cepat di temukan
vj'z tri
awas kamu sall ini ulah mu 😏😏😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!