Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Mobil Bergoyang.
Di sebuah Apartemen cukup mewah milik Denada di pusat Jakarta yang dia beli kemarin seharga 3,5 miliar yang sengaja dijadikan basecamp, gadis itu sedang menatap takjub si cupu Gea mengotak-atik laptop untuk melacak keberadaan Juna.
“I found him, yessss!!!" teriak Gea seraya meng klik penemuan nya, jarinya membenarkan bingkai kacamata yang melorot. "Dia ada di night club jalan xxxx!“
“Mari buat pertunjukan! Let's party...! Tunggu aku bocah tua!!!“ teriak Dena semangat.
“Gue ikut! Gue nggak bisa lepasin lo sendirian kesana, Dena! Lo belum pernah masuk ke tempat kayak gitu!“ ujar Gea.
“Go!!“
Keduanya pun gegas bersiap, tentu saja mereka akan berpenampilan dengan outfit ala pakaian klub malam.
Si cupu Gea sudah terbiasa keluar masuk klub malam, selain untuk bersenang-senang dia juga selalu mempunyai misi khusus dari orang-orang yang menyewa jasanya contohnya tugas dari para istri yang meminta bukti perselingkuhan suami-suami mereka.
.
.
Malam itu Arjuna memang ada di ke club malam, dia membutuhkan teman untuk diajak curhat.
“Pengantin baru kok banyak murung nya, wajah you itu malah seperti kurang puas. Apa terjadi sesuatu?“ tanya Arsen.
“Palingan dia bergadang semalaman karena minta jatah terus, jadi matanya kayak panda!" celetuk Dendra.
“Boro-boro minta jatah terus, satu pun enggak dikasih gue!" Arjuna memijit pelipisnya, lalu dia minum satu sloki wiski. Itu sudah gelas keempat yang dia minum, alkohol sudah mulai mempengaruhi kepalanya hingga dia ingin membagi masalahnya pada teman-teman nya.
“Coba kamu jelasin permasalahan mu sama kita!“ Arsen menepuk bahu temannya.
Mulai lah Arjuna menceritakan segala rahasia nya tentang balas dendam pada Devan melalui menjebak Dena, juga tenang rencananya yang ingin membuat Dena bertekuk lutut padanya dan jatuh cinta. Namun, alih-alih semua rencananya berhasil malah semua berbalik pada dirinya sendiri.
“Hahahaha! Gila gila...!!! Ini sih lo yang kejebak permainan lo sendiri Bro! Gue sih puas banget liat luh kayak gini! Gila Men...! Bini lo nggak tau apa-apa... tapi lo malah membalas dendam padanya, dan saat nggak berhasil lo malah merencanakan hal gila lainnya! Bravo...! Applause gue sama sikap bar-bar dan perlawanan dari bini kecil lo! Kejahatan lo padanya terbayar sudah dengan lo dibikin stres kayak gini! Hahaha...!!!" Dendra terbahak-bahak bahkan berguling di atas sofa.
“Teman kampreett! Lo malah tertawa diatas penderitaan gue!!!" namun dibalik ucapannya, Juna sadar kata-kata temannya itu memang benar.
Bagai senjata makan tuan! Berniat mengacaukan Denada malah dirinya sendiri yang terjebak dalam masalah besar dengan kemarahan Dena padanya saat ini dan sikap membangkang istrinya itu malah membuatnya stress.
“Juna! Kayaknya... lo deh yang udah jatuh cinta sama bini lo!“
Kedua teman Juna pun saling melempar ledekan pada temannya yang sedang stres itu, sekaligus menasehati agar Juna tidak keras kepala dan meminta maaf akan perbuatan nya pada Dena.
Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba seseorang datang.
“Hai! Aku datang!" seseorang yang tidak diundang oleh ketiga lelaki itu tiba-tiba duduk di sofa di samping Juna. "Vincent, kamu sudah mabuk?“
Amrita menaruh tangannya di paha lelaki itu, mengusap pelan.
Arjuna yang sudah terpengaruh alkohol, lambat bereaksi hingga tangan Amrita tetap bertahan disana.
"Hm...“ Juna hanya mengangguk pelan.
Keempat orang itu pun mengobrol, dengan Amrita terus tersenyum senang. Tubuh wanita itu bahkan sudah bersender di tubuh Juna, sementara Juna tidak menghiraukan tingkah agresif Amrita padanya.
“Vincent...“ bisik Amrita di telinga Juna. “Ayo check-in“
Deg
Barulah Arjuna menolehkan kepalanya menatap dengan kesadaran yang tersisa. Baru saja Arjuna ingin melepaskan dan mendorong tubuh Amrita karena dia baru sadar jika sejak tadi tubuh Amrita menempel padanya, namun....
Prok
Prok
Prok
“WOW! Pemandangan indah dari dua sejoli yang bukan pasangan suami istri, apa dia wanita-mu... Om?“ tatapan menusuk Dena tertuju pada tangan Amrita diatas paha Juna.
Dena berdiri di hadapan Juna dan kawan-kawan nya dengan wajah yang tidak bisa ditebak. Outfit bodycon dress membalut tubuh mungil namun berisi di beberapa bagian milik gadis itu, dress ketat itu mengikuti lekuk-lekuk tubuh Dena.
“Dena!" Juna mencoba bangkit dari sofa, namun tubuh lelaki itu limbung hingga Amrita menahan tubuh Juna dan keduanya malah terlihat saling berpelukan.
Sial! Kenapa aku kesal liat bocah tua ini menempel dengan wanita lain?! Arghhhtt...! Aku hanya marah karena dia berani bermain wanita...!
Dena mencoba mengolah perasaan nya, dia menoleh pada teman Arjuna. “Abang Arsen kan, temannya Om Juna?“
Arsen malah terpana melihat kecantikan Dena, “Y-ya... saya teman Juna yang menjadi saksi untuk kalian berdua.“
“Saksi? Saksi apa?“ tanya Amrita pura-pura.
“Tante Amrita nggak usah tahu! Oh iya... kenapa seorang Dokter yang harusnya hidup sehat malah pergi ke klub malam untuk mabuk?“ sindir Dena sengaja memanggil wanita seusia Juna itu dengan panggilan Tante membuat wajah Amrita merah padam, ingin membalas namun ucapan Dena memang benar, tadi dia sempat minum 2 sloki wiski.
Dena kemudian berpose sexy sengaja mempertontonkan lekuk tubuhnya. “Abang Arsen, yuk dance!“ ajaknya.
Gea sendiri sudah di lantai dansa, gadis cupu berkacamata itu sudah bertransformasi persis seperti Dena dengan dress pendek dan riasan wajah ala klub malam. Kacamata gadis cupu itu pun sudah tidak bertengger di atas hidung, sebab dia memakai softlens minus.
“Dena! Come on!!!“ teriak Gea, tubuh gadis si cupu itu sudah berlenggak-lenggok di lantai dansa bersama pengunjung lain.
“Ayo, Bang Arsen!“ Dena mengulurkan sebelah tangannya, namun sebelum tangan Arsen menyambut uluran tangan gadis itu... tiba-tiba tubuh Dena melayang dan... Brukk!
Tubuh gadis itu sudah berada di atas bahu Arjuna, ternyata laki-laki itu sudah sadar sepenuhnya. Melihat istri kecilnya menggoda temannya sendiri, darahnya mendidih dan entah kekuatan darimana dia memanggul tubuh Dena berjalan menuju keluar klub.
“Arghhh!!! Lepasin brengsekkkkk!“ Dena memukul-mukul punggung Juna dengan sedikit tenaga, tubuhnya menggeliat berusaha melepaskan diri dari atas pundak suaminya.
“DIAM...!!! Kita pulang!“
Pintu mobil dibuka oleh anak buah Juna saat melihat dia datang dengan memanggul istrinya.
Brukkkkkkkk
Tubuh Dena setengah dibanting ke dalam mobil, untung saja jok empuk menahan benturan hingga punggung Dena hanya terasa sedikit sakit.
“Dasar Om Om serakah! Kau bersenang-senang dengan wanita lain, tapi aku tidak boleh bersenang-senang di dalam sana!“ jerit Dena, tangan nya kembali memukul tubuh Juna saat suaminya itu ikut masuk ke dalam mobil.
Klik!
Mobil terkunci dari dalam, apapun yang terjadi di dalam mobil tidak akan terlihat dari luar.
Sretttt!
Juna menarik tali dress dari bahu Dena, kini bagian atas dress melorot. Da da Dena setengah terekspos, tanpa memberi jeda atau ampun Juna langsung melahap buah ranum milik istrinya.
“Ahhhh....“
Eraangan lolos dari bibir gadis itu, tanpa sadar dia melengkungkan tubuh nya ke depan seolah memberi akses pada suaminya.
Juna tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan kelihaiannya cepat-cepat dia beraksi.
Mobil pun mulai bergoyang, suara-suara erangaann dan lenguhaaan terdengar keluar dari dalam meskipun sudah teredam.
Para anak buah Arjuna saling melirik, namun bibir mereka terlihat tersenyum-senyum mesem karena majikan mereka akhirnya bisa akur juga dan perang mungkin saja berhenti diantara keduanya.
___
Mau double up tapi bingung yang bab kemarin masih belum pada baca semua 🫣