Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Rekan Perjalanan Bernama Lu Yan
Tiga hari berlalu dengan cepat. Qin Tian menggunakan waktunya untuk memulihkan diri, menstabilkan kultivasi, dan menyesuaikan tubuhnya dengan kekuatan tiga teknik warisan. Tubuhnya kini terasa lebih ringan, tapi juga lebih kuat, seolah setiap ototnya berdenyut bersama petir.
Pagi keempat, saat kabut masih menyelimuti pegunungan, ia berdiri di depan gerbang barat Sekte Langit Abadi. Di sana, seorang pemuda bersenjatakan kipas giok menunggunya.
“Qin Tian, ya?” tanya pemuda itu dengan senyum santai.
“Lu Yan?”
“Benar. Murid inti, spesialis formasi dan perangkap. Aku ditugaskan untuk menemanimu ke Lembah Kabut Hitam. Kuharap kau tidak terlalu serius seperti rumor yang kudengar.” Ia menutup kipasnya dan menyelipkannya ke pinggang.
Qin Tian tidak menjawab. Matanya menatap tajam ke arah jalan tanah yang membentang menuju lembah berbahaya.
Lu Yan tertawa kecil. “Kau benar-benar pendiam ya. Baiklah, mari kita mulai.”
---
Perjalanan ke Lembah Kabut Hitam memakan waktu dua hari penuh. Mereka melewati hutan rimba, melintasi tebing curam, dan bertahan dari serangan binatang buas yang haus energi spiritual. Namun berkat kekuatan Qin Tian yang mulai matang, serta formasi perlindungan milik Lu Yan, mereka tak mengalami luka berarti.
Di malam hari, mereka beristirahat di dalam gua kecil yang tersembunyi di balik air terjun. Lu Yan menyalakan api kecil, sementara Qin Tian duduk bersila, menarik energi langit ke dalam tubuhnya.
“Aku penasaran,” ucap Lu Yan setelah lama terdiam. “Kenapa kau? Maksudku… dari semua murid, kenapa warisan itu memilihmu?”
Qin Tian membuka matanya perlahan. “Aku tidak tahu pasti. Tapi aku… punya alasan untuk menjadi kuat.”
“Alasan, ya…” Lu Yan menghela napas. “Aku juga. Tapi bukan alasan sekuatmu, mungkin. Aku hanya ingin membuktikan pada semua orang bahwa aku bukan sekadar pengatur formasi yang hanya tahu teori.”
Qin Tian memandangnya, lalu berkata singkat, “Bakatmu tidak lemah. Di antara murid inti, kau termasuk yang paling tenang dan teliti.”
Lu Yan terlihat terkejut, lalu tertawa. “Hahaha! Aku tidak menyangka kau bisa memuji orang juga!”
Keduanya tertawa kecil. Untuk sesaat, beban misi terasa lebih ringan.
---
Keesokan harinya, mereka tiba di batas Lembah Kabut Hitam. Udara di tempat itu begitu dingin dan lembap. Kabut hitam menyelimuti seluruh lembah, mengaburkan pandangan bahkan dalam jarak sepuluh langkah.
Qin Tian merasakan hawa gelap yang menusuk kulitnya. Aura seperti ini… mirip dengan yang dirasakan sang roh penjaga Paviliun Dalam.
Lu Yan mengeluarkan kristal ungu dari kantongnya. Ia menanamkannya di tanah, lalu menggambar formasi pelindung di sekitarnya.
“Formasi ini akan menahan kabut kegelapan dalam radius sepuluh langkah. Tapi kita harus bergerak cepat. Semakin lama di sini, semakin besar risiko terpengaruh oleh kekuatan jahat.”
Qin Tian mengangguk. Mereka melangkah ke dalam kabut.
Di dalam, semuanya sunyi. Tak ada suara burung, angin, atau binatang. Bahkan langkah mereka nyaris tak menghasilkan gema. Setelah satu jam berjalan, mereka menemukan sesuatu yang membuat jantung mereka berdebar.
Sebuah altar batu tua berdiri di tengah lembah. Di sekitarnya, mayat-mayat binatang buas berserakan, tubuh mereka hangus dan terdistorsi oleh energi gelap. Dan di atas altar, berdiri sebuah patung iblis bermata tiga, dikelilingi oleh ukiran lingkaran hitam.
“Ini… formasi pemanggilan iblis,” gumam Lu Yan.
Qin Tian memperhatikan patung itu. Ada sesuatu yang mengganggunya. Ia mendekat—dan mendadak patung itu membuka mata ketiganya.
Sebuah jeritan mengerikan menggema di seluruh lembah.
“AWAS!!” teriak Lu Yan, membentuk perisai spiritual.
Seketika, dari balik kabut, muncul makhluk-makhluk humanoid dengan kulit hitam legam, mata merah menyala, dan cakar panjang. Mereka berlari cepat ke arah Qin Tian dan Lu Yan.
Qin Tian segera menarik energi dari tubuhnya. Dengan satu gerakan cepat, naga petir melesat keluar dari telapak tangannya dan menghantam makhluk pertama hingga terbakar.
Lu Yan membentuk formasi segel tanah, menjebak dua makhluk sekaligus dan menghancurkan mereka dengan kilatan energi dari bawah tanah.
Namun jumlah mereka semakin banyak.
“Sepertinya ini jebakan…” gumam Qin Tian.
“Dan kita sudah terlalu jauh untuk mundur!” jawab Lu Yan.
---
Pertempuran di Lembah Kabut Hitam telah dimulai. Qin Tian kini menghadapi ancaman yang benar-benar nyata—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi mungkin… untuk seluruh sekte.