Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa
Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Ayu menangis semakin memeluk tubuh Shofiyah, tubuhnya bergetar karena tangisan dan rasa sakit di hatinya.
"Sudah nak, jangan menangis lagi, kasihan kamu". Shofiyah semakin memeluk Ayu dengan sayang.
Shifa dan dan Almira membuang pandangannya dan tak mau menatap mereka, mereka berdua meneteskan Air matanya apalagi Almira yang merasakan hal yang sama karena dia juga mengalaminya.
Sedangkan Ramlah dan kedua anaknya meronta-ronta tak mau keluar dari rumah Ayu tapi tenaga mereka tidak sebanding dengan kedua lelaki ini.
"Sialan, lepaskan tangan kotor kalian dariku, kalian hanya orang munafik yang memanfaatkan kebaikan Ayu selama ini". Teriaknya menarik tangannya.
Rafa dan Sufyan tidak perduli pada teriakan dan umpatan yang keluar dari mulut mereka.
"Pergi kalian". Bentak Sufyan saat mereka sudah melempar ketiganya keluar pagar rumah Ayu.
"Dasar kurang ajar, kalian akan menyesal memperlakukan kami seperti ini". Teriaknya dengan keras.
"Jangan biarkan mereka kembali masuk kerumah ini, kalian dengar pak Security, ini perintah langsung dari Ayu, kalau mereka masuk lagi kalian berdua akan Ayu pecat, mengerti". Ucap Sufyan dengan tegas.
"Baik pak". Kompak keduanya menunduk.
"Maaf pak, bukankah mereka ibu dan adik-adik non Ayu?? Tanya Mereka dengan pelan.
"Itu benar mereka adalah ibu dan saudara tiri Ayu tapi mereka semua bukan orang baik, bahkan saat mereka berada didalam rumah mereka mengambil banyak barang-barang tanpa izin Ayu itu namanya pencuri, lagian mereka membuat Ayu tambah sakit jika mereka datang".
"Baik pak, maafkan kami, kami tidak tahu mereka seperti itu". Ucap mereka menunduk.
"Tidak apa-apa, Ayu sendiri tak mau mereka masuk dan datang kesini lagi jadi jika mereka ada jangan biarkan masuk, mengerti??
"Iya pak".
Sedangkan Ketiganya berusaha menerobos masuk tapi terhalang oleh Sufyan dan Rafa. Mereka berdua langsung menutup gerbang karena mereka akan masuk dan malas meladeni mereka.
"Dasar sialan, kau dan ibumu sama saja, sok merasa baik dan benar padahal kalian semua lintah menghisap, berpura-pura baik, nyatanya ular". Teriak Ramlah dengan penuh Amarah.
"Benar kata ibuku, kalian itu cuma benalu yang tidak tahu diri, dan ibumu itu manusia hina yang sok alim dan sok berkuasa padahal kalian hanya benalu menumpang hidup pada kak Ayu". Teriak Ratna adik Ayu.
Mendengar penghinaan mereka kepada ibu mereka dan mertuanya keduanya meradang, dan berbalik, wajah mereka memerah penuh dengan emosi. Mereka keluar dari pagar itu mendekati ketiganya dengan wajah ingin memakan mereka hidup-hidup.
"Coba ulangi". Ucap Sufyan dingin.
"Coba ulangi perkataanmu perempuan jalang". Teriak Sufyan dengan penuh emosi.
Ketiganya beringsut mundur dengan wajah pucat, mereka jelas melihat kemarahan di kedua mata mereka, bahkan mata mereka berdua berkaca-kaca.
"Kalian mau apa, akan kulaporkan kalian ke polisi kalau kalian berani menganiaya kami". Ucap Ramlah terbata-bata.
"Pergi sebelum kubunuh kalian, pergi sebelum ku robek mulut kalian". Ucap Sufyan penuh penekanan.
Dia maju untuk membungkam mulut jahat mereka, mereka hanya tahu menghina tapi lupa akan kesalahan mereka sendiri.
Ketiganya ketakutan melihat amarah keduanya, mereka segera berbalik dan pergi dari sana karena tidak ingin mati sia-sia, mereka tidak menyangka jika anak Shofiyah seperti psikopat kalau marah.
"Ayo kita masuk kak, tenangkan diri kakak dulu sebelum kakak masuk kedalam, jangan sampai mereka melihat kita seperti tadi". Rafa menepuk pelan pundak sang kakak ipar tertuanya itu.
Sufyan hanya mengangguk kemudian mendengus kasar, hatinya sangat panas dan sakit mendengar makian yang tidak berfaedah dari ibu Ayu itu.
"Mereka sudah pergi nak?? Tanya Shofiyah saat melihat anak dan menantu lelakinya.
"Iya bunda, mereka sudah pergi, bagaimana keadaan dek Ayu?? ". Tanya Rafa melihat Ayu masih posisi yang sama.
"Iya nak, terima kasih yah, Ayu sudah mendingan tapi masih menangis, nanti kalau sudah tenang bunda suruh dia istirahat". Shofiyah masih berdiri sambil memeluk Ayu.
"Ya sudah bunda, sebaiknya biar aku antar bunda dulu jika mau mengambil pakaian dan barang bunda, mereka tidak akan bisa masuk lagi kesini karena tadi aku sudah mengancam security didepan tadi".
"Baguslah nak jika begitu, Ayu bunda pergi dulu yah nak, bunda akan kerumah mengambil barang-barang bunda, kamu tidak apa-apa bunda tinggal?? Tanya Shofiyah dengan pelan.
"Aku ingin ikut kerumah bunda, aku tidak mau keluarga ku datang lagi kesini membuat keributan, aku ingin ketenangan bunda, kalau aku disini, mereka terus menerus datang". Ayu menunduk semakin memeluk Shofiyah.
"Bunda ikut apapun keinginanmu nak, kamu mau ikut kerumah bunda ayo, mau disini juga ayo, asal kamu nyaman, kamu sedang hamil butuh ketenangan, apalagi kamu baru pertama kali".
"Terima kasih bunda". Ayu tersenyum mengangguk.
"Ya sudah, kami akan bantu Ayu berkemas, kakak dan dek Rafa keluar dulu yah, ini urusan perempuan". Ucap Almira dengan senyuman.
"Iya kak, dek". Ucap Sufyan dan Rafa bersamaan kemudian keluar dari kamar Ayu.
Ketiganya membantu Ayu mengurus keperluan yang akan mereka bawah, setelah semuanya beres, mereka membantu Ayu mengganti pakaian dengan pakaian biasa karena mereka hanya langsung kerumah bunda untuk beristirahat.
Rumah Shofiyah memang lumayan jauh dari rumah anak-anak nya, itulah sebabnya setiap rumah anaknya dia memiliki kamar disana karena setiap dirinya datang dia pasti akan menginap bergiliran dirumah menantu dan anaknya.
"Ayo sayang, kamu masuk ke kamarmu yah". Ucap Shofiyah menuntun Ayu dibantu oleh kedua anak perempuan nya.
"Iya bunda terima kasih, sepertinya bunda selalu merapikan kamar kami semua". Ucap Ayu mengedarkan pandangan melihat kamarnya bersih dan terawat.
"Iya nak, bunda pengen kalau anak-anak bunda datang, rumah sudah rapi terutama kamar kalian".
"Ah aku juga mau menginap disni, rindu rumah sendiri". Shifa kini duduk di Sofa penuh kenangan semasa kecil mereka.
"Boleh dek, kalian menginap saja disini, nanti kalian bisa pulang sesuai keinginan kalian, aku akan mengantar anak-anak kesini, bagaimana?? Tanya Rafa kepada istrinya.
"Beneran kak?? Tanya Shifa dengan mata berbinar.
"Tentu dek, urusan toko kan sudah ada yang menghendel, hanya saja, kakak harus terus memantaunya,
"Iya jika kalian mau menginap tidak apa-apa, nanti akan bawah si kembar juga kesini, mumpung masih suasana liburan, bagaimana??, aku akan bawah Fatur juga jika dia mau nanti".
"Asyik". Teriak Shifa dan Almira bersamaan.
Sufyan dan Rafa terkekeh gemas melihat tingkah kedua istri mereka yang seperti anak kecil menggemaskan itu.
"Ya sudah kalian baik-baik disini yah, kan pakaian kalian semua masih ada disini, apa perlu kami bawah kan baju?? Tanya Sufyan.
"Tidak perlu kak, kami punya baju kok jadi kami tidak perlu membawanya, toh barang-barang yang wajib sudah kami bawah di tas".