Putri Mafia Telah Terlahir Kembali

Kini Eve sedang tiduran di kasurnya menatap langit-langit kamarnya.

"ternyata kau ulang tahun hari ini gadis kecil,selamat ulang tahun" ucap Aiden.

"ya, terimakasih.Apa kamu tidak memberi ku hadiah??"ucap Eve.

"apa kau mulai tak tau diri?" ucap Aiden.

"hum, sepertinya begitu"ucap Eve.

"huff katakan apa yang kau ingin sebagai hadiah?" ucap Aiden.

"aku ingin bertarung dengan mu,jika aku kalah maka aku akan memenuhi permintaan mu dan jika kau menang kau harus menjawab jujur apa yang ku tanyakan pada mu"ucap Eve.

"apa kamu tertarik??"ucap Eve.

"ahahhaha kau benar-benar menarik,baiklah akan ku kabulkan permintaan hadiah ulang tahun mu itu,tapi tidak sekarang" ucap Aiden.

"tentu saja,lagipula aku ingin tidur karena kekenyangan makan kue buatan mommy"ucap Eve sambil memejamkan matanya lalu pergi menyelami alam mimpi.

"dasar anak ini"ucap Aiden sambil tertawa kecil.

Sedangkan di sisi ruang makan anak buah Aiden hanya bisa melongo melihat tuannya itu tertawa dengan senyum manisnya.

"tampaknya putri keluarga Leonard bisa mengubah tuan yang kejam menjadi jinak" batinnya.

"ehem,Nevan kembali ke ruangan mu"ucap Aiden datar lalu bangkit dari ruang makan menuju ke kamarnya.

di suatu tempat.

"kita akan menyerang markas mereka besok,di saat itu kita juga menculik putri dan istrinya dan bawa mereka ke pulau T"ucap pria parubaya itu.

"baik tuan"ucap mereka.

"tunggu saja Damian pembalasan ku,kau telah membunuh kekasih tercinta ku"ucap pria parubaya itu.

Sedangkan slah satu dari anggota pria paru baya itu terdiam lalu setelah rapat di bubarkan ia pergi dari sana untuk melaporkan sesuatu pada tuannya yang sebenarnya.

*********

"Eve bangun ini aku Aiden" ucap Aiden.

"uugghh aku masih ingin tidur,jangan ganggu aku Aiden"ucap Eve.

"Eve mereka akan mulai bergerak malam ini" ucap Aiden.

"Aiden,aku sangat ngantuk subuh tadi aku begadang tolong berikan aku lima menit lagi"ucap Eve

"dasar kucing kebo" ucap Aiden.

"diam lah Aiden,sebelum mood ku rusak"ucap Eve tanpa membuka matanya.

sampai akhirnya Areksa dan Alvaska masuk ke kamar Eve lalu keduanya naik ke atas kasur Eve dan memeluk Eve.

Tak hanya itu mereka mencium wajah Eve bertubi-tubi yang membuat sang empu merasa sangat terganggu.

"selamat pagi sayang,ayo bangun"ucap Alvaska.

"eemm sangat nyaman memeluk Eve,sangat hangat"ucap Areksa.

"hiks hiks"suara isakan tangis terdengar ya g membuat Areksa langsung membuka matanya dan melonggarkan pelukan nya begitu pula dengan Alvaska yang langsung duduk.

"Eve kamu kenapa sayang??"ucap Areksa.

"hiks huhu"tangis Eve menangis.

Cklek.

"Alvaska,Areksa pa yang kalian lakukan pada Eve??"ucap mommy velin yang masuk ke kamar Eve.

"kami tidak melakukan apa-apa mom,hanya masuk dan memeluk Eve saja"ucap Areksa.

Mommy Velin mendekat lalu memangku sang putri.

"sayang kenapa nangis hum??bilang Sama mommy"ucap mommy velin.

"Eve masih ngantuk hiks Eve ngantuk huhu"ucap Eve.

"jadi Eve masih ngantuk dan di ganggu oleh kak Al dan kak Ar??"ucap mommy dan di angguki oleh Eve.

"Eve maafkan kakak,kakak tidak tau kamu sangat ngantuk,maaf yah"ucap Areksa.

"iya Eve maafin kakak yah"ucap Alvaska.

"sayang dengar tuh kakak-kakak mu udah minta maaf,Eve maafin gak??"ucap mommy velin.

"hiks hum,Eve maafin Tapi Eve mau tidur sama Daddy"ucap Eve dengan mata yang tertutup.

"sepertinya Daddy mendengar ada yang ingin tidur bersama Daddy"ucap Damian yang masuk ke dalam kamar Eve.

"sayang ini anak mu, sepertinya dia agak rewel"ucap mommy velin.

"anak ku,anak mu juga lah sayang.Masa giliran rewel di bilang anak ku saja"ucap Damian sambil berjalan mendekat dan mengambil alih Eve.

"haha,ayo anak-anak bantu mommy menyiapkan sarapan,biarkan Eve tidur sebentar,atau kalian tidak akan mendapat maaf dari dia"ucap mommy velin.

Damian membawa Eve masuk ke dalam selimut dan membawa Eve masuk ke dalam pelukan hangatnya,Eve semakin terlelap saat merasa hangat.

-

-

-

setengah jam kemudian Eve membuka matanya dan pertama kali ia lihat adalah dada bidang sang Daddy yang bertelanjang dada.

"putri tidur rupanya sudah bangun"ucap Damian sambil mencium pipi putrinya itu.

"ugghh Daddy,maaf Eve menyusahkan Daddy dan maaf sepertinya Eve membuat Daddy terlambat pergi ke kantor"ucap Eve menatap jam digital di samping tempat tidurnya.

"haha tidak apa-apa, Daddy yang punya perusahaan kenapa harus cepat-cepat kek kantor"ucap Damian.

"ahh aku ingat sesuatu"ucap Eve yang sontak berduduk.

"ada apa sayang??"ucap Damian yang ikut duduk.

"Daddy,sebaiknya hari ini kita pergi ke markas dan menyusun strategi,kata teman ku hari ini mereka akan menyerang markas"ucap Eve.

"apakah teman mu itu bisa di percaya??"ucap Damian

"ya,aku menaruh kepercayaan besar padanya,kita harus bersiap Daddy"ucap Eve.

"oh iya Daddy aku mau mengatakan sesuatu,tampaknya mereka menyeludup kan mata-mata ke dalam mansion, berhati-hati lah"ucap Eve.

"dia di antara pekerja baru yang di terima beberapa hari yang lalu"ucap Eve.

"ck, sepertinya aku kecolongan"gumam Damian.

"baiklah,pagi ini kita pergi ke markas untuk mendiskusikan strategi"ucap Damian.

"aku akan menyuruh Abang dan kakak-kakak mu untuk menangkap mata-mata itu saat kita di markas"ucap Damian.

"tapi Daddy sebelum itu sepertinya......"

Krukkkkk

Perut Eve berbunyi.

Damian menahan tawanya.

"isss jangan di tahan Daddy kalo mau tertawa,tapi ini kenyataan nya Eve lapar"ucap Eve.

"hahaha baiklah-baiklah,mari kita isi perut kecil mu dulu"ucap Damian Lalu bangun dan mengunakan bathrobe berwarna hitam.

Setelah itu Damian mengendong Eve.

"Daddy,Eve sudah besar Eve bisa jalan sendiri"ucap Eve.

"tidak, Daddy tidak ingin kaki kecil mu terlalu lelah"ucap Damian.

"ck,kalau begini aku bisa terbiasa menjadi manja"ucap Eve.

"tidak apa-apa,memang itu tujuan Daddy memanjakan mu"ucap Damian sambil berjalan keluar dari kamar Eve bersama dengan Eve yang berada di gendongannya.

Sesampai di ruang makan kebetulan sarapan sudah selesai di sediakan.

"Eve"ucap Areksa Adan Alvaska mendekat.

"maafin kakak yah"ucap Areksa.

"maafin kakak juga"ucap Alvaska.

"hum,Eve memaafkan kalian asal kalian bisa menebak lagu dari ketukan yang Eve buat"ucap Eve.

Damian mengerti maksud sang putri lalu menurunkannya di salah satu kursi lalu Eve mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja.

Awalnya mereka berusaha fokus menebak lagu itu namun akhirnya mereka menyadari bahwa ketukan itu adalah sebuah sandi rahasia.

TBC