NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Bersemi

Ketika Cinta Bersemi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.

Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.

Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.

Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 HALTE

" Hai Andini "

" Hai juga Raka, ada apa? " Tanya Andini, yang sedang menunggu ojeg online.

" Eum.. " Raka menggaruk kepala yang tidak gatal " Apa kamu mau ikut gabung makan siang di kantin? "

Andini tersenyum lembut " Maaf, aku tidak bisa. aku harus pergi bekerja " Tolak Andini dengan halus " Lain kali ya Raka. itu ojeg online aku sudah datang, aku pergi dulu ya "

" Oh iya " Raka terlihat sangat kagum dengan sosok Andini.

Di hari pertama kerja, Andini datang dengan percaya diri, mengenakan blazer favoritnya yang sudah terlipat rapi. Begitu memasuki kantor, dia disambut dengan senyum hangat dari rekan-rekan barunya. Salah satu rekan tim yang lebih senior, Dian, datang menghampirinya dan memperkenalkan diri.

"Selamat datang, Andini! Senang akhirnya kamu bisa bergabung dengan kami. Di sini, kita bekerja keras, tapi juga saling mendukung," kata Dian dengan ramah. "Aku akan membantumu mengenal lingkungan di sini."

" Terimakasih mbak, mohon bimbingan nya "

Andini merasa lebih tenang dengan sambutan yang begitu hangat. Dia mengikuti Dian berkeliling, diperkenalkan dengan timnya, serta berbagai departemen yang ada. Semua orang tampak sangat profesional, tetapi juga memiliki semangat untuk bekerja sama.

Hari pertama berjalan dengan lancar meski sedikit penuh informasi baru. Andini belajar banyak hal baru, mulai dari sistem yang digunakan di perusahaan hingga cara tim bekerja dengan efisien. Meski agak kewalahan dengan banyaknya hal yang harus dipahami, Andini merasa puas bisa menjadi bagian dari tim ini. Semua tantangan terasa seperti kesempatan untuk berkembang.

Setelah beberapa menit berjalan, dia sampai di halte bus. Di sana, ia melihat beberapa orang menunggu bus yang sama. Saat itu, Andini tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya, hingga sebuah suara memanggilnya.

"Andini?"

Raka tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Raka! Wah, kebetulan banget ketemu di sini," jawab Andini sambil tersenyum, merasa sedikit terkejut namun senang.

Raka mendekat, berjalan seiring dengan Andini yang sudah berdiri di halte.

"Iya. Nggak nyangka kita bisa ketemu di sini," ujar Raka dengan santai.

Andini sedikit tertawa, "Iya, aku baru pulang bekerja "

Raka melihat ke sekitar " Kamu bekerja di perusahaan? "

" Iya " Jawab Andini.

Raka mengangguk, terlihat sedikit lebih gugup daripada biasanya. "Iya, memang. Tapi, aku selalu perhatikan kamu kok, Andini. kamu selalu terlihat fokus dan bisa mengatasi segala hal dengan baik. Aku sering terkesan dengan cara kamu " Puji Raka " Tidak hanya pintar, kamu juga mampu bekerja di perusahaan "

Andini terkejut mendengar pujian itu, namun dia tidak menunjukkannya. Dia merasa sedikit canggung, tapi juga senang mendengar hal itu. "Ah, terima kasih, Raka. Itu hanya karena aku selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tapi, kita semua punya cara masing-masing kan?"

Raka tersenyum lebar, tampak lega bahwa Andini tidak merasa risih dengan kata-katanya. "Iya, tentu. Tapi tetap saja, aku merasa kamu punya cara yang luar biasa dalam menyelesaikan semuanya. Bahkan sekarang, aku yakin suatu saat nanti kamu akan menjadi gadis yang sukses "

Andini sedikit terdiam, terkejut dengan pujian yang lebih dalam ini. Raka selalu dikenal sebagai pria dingin dan Andini tahu raka adalah orang yang selalu mendukung teman-temannya.

Bus yang mereka tunggu akhirnya datang, dan mereka naik bersama, duduk berdampingan di kursi yang kosong. Suasana di dalam bus agak ramai, tetapi percakapan mereka terasa nyaman, meskipun ada sedikit keheningan di antara beberapa topik. Sesekali, Andini menoleh ke arah Raka dan melihat senyumnya yang hangat. Dia bisa merasakan ada ketulusan dalam perkataan Raka.

Setelah beberapa menit, Andini memutuskan untuk membuka percakapan. "Raka, aku senang kita bisa ngobrol seperti ini. soal tadi siang, aku minta maaf "

Raka mengangguk. "Iya, aku juga senang. Kadang, aku merasa jadi lebih bersemangat setelah... " Raka menghentikan ucapannya " Kamu tahu, kamu punya cara untuk membuat orang merasa nyaman."

Andini merasa tersentuh, meskipun dalam hati, dia juga merasa bingung dengan perasaan yang tiba-tiba muncul. "Terima kasih, Raka. Itu sangat berarti."

Sesampainya di halte yang lebih dekat dengan kampus Andini, mereka berdua turun bersama.

 "Eh, Raka, terima kasih ya, hari ini sudah menemani pulang," kata Andini sambil menatap Raka dengan senyuman hangat.

Raka tersenyum lebar, dan untuk beberapa detik, tatapan mereka bertemu. "Sama-sama, Andini. Semoga kita bisa sering ngobrol seperti ini lagi." kata Raka " Apa aku boleh menyimpan no kamu? "

Andini mengangguk, merasa ada sesuatu yang berbeda dalam pertemuan mereka hari ini. Sebelum berpisah, Raka menambahkan, "Aku berharap kamu bisa terus sukses, Andini. Kalau kamu butuh teman ngobrol atau apa pun, hubungi aku "

Andini sedikit terkejut dengan kata-kata Raka, tetapi hatinya terasa hangat. "Terima kasih, Raka. Aku hargai itu."

Mereka berpisah di persimpangan jalan, dengan Andini berjalan menuju asrama wanita dan Raka melanjutkan langkahnya ke arah asrama laki-laki. Namun, di dalam hati Andini, ada sebuah rasa yang muncul entah kenapa ada rasa yang membuatnya berpikir tentang Raka lebih dari sekadar teman biasa. Mungkin, hanya waktu yang bisa menjawab apa yang sebenarnya dia rasakan.

1
Kim Bum
titip sandal ya kak. nanti kalo udah rame balik lagi😁
Marchel: Terimakasih kak, sudah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!