Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).
Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.
Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kekuatiran Reska
"Ada apa sih Res?," tanya Jessi semakin bingung dengan sikap sahabatnya ini. Tidak biasanya Reska datang jam segini untuk memastikan ia baik baik saja.
Reska benar benar yakin jika sahabatnya ini tidak tahu apa apa tentang video itu. Jika tidak sejak tadi Jessi pasti sudah panik dan gelisah.
"Ayo duduk dulu, cerita sama aku. Ada apa?,"ujar Jessi membawa Reska untuk duduk.
Jessi menatap sahabatnya itu dengan penuh selidik menunggu Reska menjelaskan apa yang terjadi sehingga membawa sahabatnya ini kesini di jam hampir tengah malam begini.
"Jessi...jadi benar kamu baik baik saja," tanya Reska dengan hati hati.
"Baik, sehat walafiat malah," jawab Jessi.
Reska bingung, apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Jessi atau memilih untuk diam saja mumpung Jessi tidak tahu apa apa tentang apa yang telah terjadi.
"Jessi--Reska tidak melanjutkan ucapannya karena masih bimbang dengan keputusannya.
"Ada apa Res?. Kenapa kamu tiba-tiba aneh seperti ini?," tanya Jessi. Ia tidak kunjung mendapatkan penjelasan dari sahabatnya ini.
"Tapi kamu jangan kaget ya, semuanya sudah teratasi kok," jawab Reska.
Jessi makin mengerutkan keningnya namun di dalam hati ia yakin terjadi sesuatu. Kedua alisnya menukik menatap Reska yang tampak ragu."Iya, tapi ada apa. Sejak tadi kamu berbelit-belit tahu tidak," jawab Jessi.
Reska menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya melalui hidung sebelum ia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi pada Jessi."Jessi...video kamu di hotel ****** yang ada di kota B tadinya viral," ucap Reska dengan hati-hati sembari memperhatikan perubahan mimik wajah Jessi.
"Video? Video apa Res?," tanya Jessi. Seingatnya ia tidak membuat video apapun di kota B, apalagi di hotel.
Reska mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, ia sempat menyimpan video itu."Kamu lihat ini!," ujar Reska memberikan ponselnya pada Jessi.
Jessi melihat video itu dengan tatapan tidak percaya..Ada yang merekam percekcokannya dengan Rio tadi pagi di depan hotel. Dan yang parahnya ada beberapa bagian percakapan yang dipotong dan juga sudah di edit.
"Res ini tidak benar. Aku dan Dokter Reihan ke sana hanya untuk mengadakan seminar," ujar Jessi menjelaskan pada Reska jika ia ke kota B memang untuk mendampingi Dokter Reihan untuk seminar.
"Iya aku tahu, aku percaya sama kamu," jawab Reska.
"Jadi ini viral?," tanya Jessi.
"Iya, tapi itu tadinya. Sekarang sudah tidak lagi karena keluarga Dokter Reihan sudah mengatasinya," jawab Reska lalu menghapus video itu dari ponselnya.
Jessi benar benar shock dengan apa yang sudah ia lihat. Memang sepulang dari kota B ia langsung tidur dan bangun saat Magrib dan setelahnya ia masak dan makan malam. Dan setelahnya ia menonton televisi hingga larut malam dan belum sempat memegang ponselnya, jadi ia tidak tahu apa yang terjadi.
Jessi mengusap wajahnya dengan kasar, ia tidak menyangka jika Rio akan setega itu padanya. Selama ini ia sudah menganggap Rio sahabatnya sama seperti Reska. Tapi kini Rio malah membuatnya dalam masalah. Apa tujuannya?. Jika cinta Rio yang ia tolak yang jadi permasalahannya bukankah ini terlalu berlebihan. Ia tidak bisa memaksakan hatinya yang sudah terlanjur menganggap Rio hanya sebatas sahabat meskipun rasa itu dulu pernah ada tapi ia tepis karena perbedaan mereka. Ia tidak ingin mengulangi apa yang di alami ibunya dulu.
Cinta itu bukan untuk dipaksakan, Jessi saat itu menolak Rio dengan halus. Lalu dimana salahnya jika ia tidak bisa menerima cinta Rio. Seharusnya pria itu bersikap dewasa menerima kenyataan dan tidak harus membalasnya dengan hal seperti ini.
"Aku tidak menyangka jika Rio akan setega ini sama aku Res," ujar Jessi terdengar lirih.
"Oh ya kamu yakin jika video ini sudah tidak lagi beredar?. Aku takutnya nama baik Dokter Reihan tercoreng hanya gara-gara aku Res," tanya Jessi.
Reska menggeleng pelan, sahabatnya ini benar-benar aneh menurutnya. Ia mencemaskan keadaan Jessi dan bela-belain datang kesini untuk memastikan Jessi baik baik saja tapi sahabatnya ini malah mengkuatirkan orang lain.
"Aiden bilang sih begitu," jawab Reska. Saat video itu masuk berenda sosial medianya ia langsung menghubungi Aiden dan menanyakan kebenaranya.
"Aku mau menghubungi Rio, apa sih maunya tuh anak," ujar Jessi mengambil ponselnya yang ada di kamar. Andai saja keluarga dokter Reihan tidak langsung turun tangan menangani masalah ini ia yakin ia dan dokter Raihan akan menjadi gunjingan masyarakat banyak. Apalagi dokter Reihan berasal dari keluarga terpandang dan tidak bisa membayangkan jika nama baik keluarga itu tercoreng hanya karena gara-gara dirinya.
"Kok tidak diangkat ya?," gumam Jessi. Panggilan telepon terhubung namun tidak kunjung diangkat.
"Mana mungkin dia mengangkat panggilan masuk dari kamu Jes setelah apa yang dia lakukan sama kamu," ucap Reska.
"Tapi--
"Sudahlah, ayo kita tidur. Aku mengantuk banget, aku tidur disini ya," sela Reska. Ia malas untuk membahas Rio yang pastinya akan membuat emosinya naik. Sejak dulu ia memang tidak begitu menyukai Rio berteman dengan Jessi. Ia dan Rio tidak berteman ataupun bersahabat, hanya Jessi saja yang berteman dengan pria itu.
"Mama kamu tau kan kalau kamu ke sini?," tanya Jessi. Sebenarnya.ia juga tidak akan mengizinkan Reska untuk pulang di jam segini. Takutnya sahabatnya ini di begal atau sebagainya.
"Tahu kok, malah Mama yang menyuruh aku menemui kamu. Mama kuatir sama kamu ," jawab Reska. Mamanya memang menyayangi Jessi lain akan halnya dengan neneknya yang tidak menyukai Jessi.
"Bilang sama Mama kamu, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku," ucap Jessi dengan tulus.
"Iya, besok aku sampaikan sama Mama," angguk Reska.
***
Jessi pagi ini bersiap untuk ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian atas meninggalnya sang Ibu yang disebabkan oleh seorang wanita. Ia dihubungi pihak kepolisian untuk memberikan keterangannya karena ia adalah orang pertama yang menemukan sang Ibu meninggal.
Namun sebelum itu ia sudah menghubungi Reihan dan mengatakan jika ia akan datang terlambat. Dan Reihan mengizinkannya, bahkan pria itu sudah menghubungi pengacaranya untuk mendampingi Jessi pagi ini di kantor polisi. Bagaimana pun juga rumah sakitnya ikut bertanggung jawab atas meninggalnya Ibu Jessi.
"Maaf ya Jes, aku tidak bisa menemani kamu karena aku ada operasi untuk uji kompetensi pagi ini," ucap Reska. Ia menginap di apartemen Jessi dan langsung berangkat dari sana ke rumah sakit karena ia sudah membawa pakaian ganti semalam.
"Iya tidak apa apa kok, lagian Dokter Reihan mengatakan kalau akan ada pengacara yang akan mendampingi aku nantinya," jawab Jessi.
"Cie... Seperti dokter Reihan perhatian sekali sama kamu. Jarang loh dokter Reihan bisa care sama cewek," goda Reska.
"Apaan sih Res," ucap Jessi memasang wajah datarnya.
...****************...