Vanesa, Gadis muda yang menerima pinangan kekasihnya setelah melewati kesedihan panjang akibat meninggalnya kedua orang tuanya, Berharap jika menikah sosok Arldan akan membawa kebahagiaan untuknya.
Namun siapa sangka semuanya berubah setelah pria itu mengucapkan janji suci pernikahan mereka.
Masih teringat dengan jelas ingatannya di malam itu.
"Arland, Bisa bantu aku menurunkan resleting gaunku?"
Sahut Vanesa yang sejak tadi merasa kesulitan menurunkan resleting gaun pengantin nya.
Tangan kokoh Arland bergerak menurunkan resleting di punggung istrinya dengan gerakan perlahan.
"Terima kasih"
Sahut Vanesa yang menatap Arland di pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Arland menarik ujung bibirnya, Menciptakan senyum mengerikan yang membuat Vanesa melunturkan senyum miliknya.
"Vanesa, Selamat datang di neraka milikku"
Ucap Arldan pada saat itu yang kemudian meninggalkan Vanesa begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak mengenalinya
Di sisi lainnya
Lucas yang baru saja memutuskan panggilannya dengan adik sepupunya langsung bergerak meraih jaket kulit yang bewarna hitam miliknya.
Dia telah memerintahkan Philip agar segera mengerahkan anggotanya untuk menyusuri jalan xxx sesuai yang di katakan oleh adik sepupunya, Lili.
Namun saat pria itu hendak pergi dari sana, Philip terlihat masuk dalam kamarnya dengan tergesa gesa.
"Ada apa denganmu?"
Lucas bertanya dengan heran, Kini tangan pria tersebut memasang topi hitam di kepalanya dan memunggungi Philip yang terlihat berusaha mengatur nafasnya.
"Kami mendapatkannya tuan, Kami mendapatkan gadis yang tuan cari selama bertahun tahun lamanya"
Mendengar itu membuat pergerakan Lucas terhenti, Lantas berbalik menatap Philip dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Kau yakin itu dia?"
Tanya Lucas dengan cepat, Sebab berkali kali mereka salah mengenai gadis yang selama ini dia cari.
"Saya yakin tuan, Mereka memiliki bekas luka yang sama, Dan tempat ada bertemu dengannya kala itu adalah di sebuah pedesaan dimana kakek gadis itu tinggal"
"Mereka adalah orang yang sama, Hanya saja"
Philip menggantung kalimatnya, Seolah cukup berat untuk melanjutkan kata selanjutnya.
"Hanya saja apa bodoh"
Teriak Lucas dengan marah, Berbagai kemungkinan buruk melesat kedalam kepalanya, Dia pikir apakah gadis itu telah tiada, Atau mungkin sudah
"Gadis itu sudah menikah"
Dan kemungkinan buruk yang dia takutkan di ucapkan Philip dengan jelas yang membuat dirinya terpaku beberapa waktu.
"Dan gadis itu adalah gadis yang sama yang diminta oleh nona Lili untuk tuan selamatkan"
Lanjut Philip membuat Lucas membelalakkan matanya.
Itu berarti gadis yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga itu adalah gadis yang selama ini dia cari? Gadis yang selama ini di ceritakan oleh adik sepupunya adalah orang yang sama? Gadis yang bahkan berkali kali dia tatap melalui panggilan video call itu adalah gadis kecilnya.
Bukankah dia telah bertemu dengannya cukup lama? Sialnya kenapa dia tidak menyadarinya sama sekali.
"Saat ini beberapa mobil yang lain mengincar gadis itu, Kami belum tau siapa mereka, Namun mereka jelas jelas menargetkan gadis yang tuan cari"
Sahut Philip yang membuyarkan lamunan Lucas.
Lantas pria itu segera bergegas dari sana, Meninggalkan Philip yang terkejut ketika menyadari Lucas meninggalkannya lebih dulu.
Lucas berlari dengan langkah lebarnya, Menyusuri sebuah tempat dimana ada banyak mobil yang terlihat berjejer rapi di sana. Hingga kakinya terhenti di depan mobil bewarna hitam legam.
Philip tampak mematung ketika melihat Lucas masuk kedalam mobil tersebut.
"Masuk"
Teriak Lucas ke arah Philip yang terdiam dengan wajah bodohnya.
"Tuan biarkan saya yang menyetir"
Timpal Philip takut takut dia jelas tau apa yang akan terjadi ketika membiarkan tuannya yang mengambil kemudi
"Masuk atau ku tinggal, Dan setelah itu kau akan ku kirim di Canada dengan potongan gaji 50%"
Ancam Lucas yang berhasil membuat Philip duduk di kursi penumpang tanpa berfikir dua kali.
Philip rasa ancaman tuannya terlalu mengerikan untuk dirinya.
Dengan cepat Philip memasang sabuk pengamannya, Berusaha memegang apapun yang bisa dia jangkau ketika tuannya itu mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Bayangkan bagaimana perasaan pria itu, Rasanya dia seolah mempercepat ajalnya setiap kali tuannya itu mengambil bagian kemudi.
Lucas tampak tidak peduli dengan apa yang di rasakan oleh asistennya itu, Semakin detak jantungnya berpacu dengan cepat maka semakin cepat pula laju mobil hitam kesayangannya.
"Kosongkan jalan"
Ucap Lucas pada seseorang di balik earphone nya.
Dan saat itu juga ponsel Philip bergetar, Dengan perasaan sejuta rasa takut dia mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa?"
Tanyanya dengan mata terpejam, Dia benar benar tidak mampu melihat ke arah depan seolah dia berada dalam mesin waktu yang bergerak dengan kecepatan mematikan.
"Apaaa"
Philip berteriak dengan lantang, Membulatkan matanya beberapa waktu lantas berbalik menatap Lucas di sampingnya.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Lucas yang merasa ada sesuatu yang buruk terjadi tanpa mengalihkan tatapannya dari arah depan.
"Mo mobil gadis itu jatuh di bawah jurang"
Jawab Philip dengan terbata
"Ohh shit"
Lucas mengumpat, Tanpa menunggu lagi dia menambah kecepatan mobilnya membuat Philip tersentak kaget dan kembali mengencangkan pegangannya.
Lucas menatap ke arah depan dengan serius, Rahang pria itu terlihat mengeras dengan wajahnya yang mulai menggelap.
Dia harus sampai di tempat itu secepat mungkin, Menyelamatkan gadis itu sama dengan gadis itu yang menyelamatkannya di masa lalu.
"Segera hubungi Peter, Siapkan dokter terhebat di negara ini agar segera standby di rumah sakit"
Perintah Lucas yang segera di angguki oleh Philip
****************
Jepang
Beberapa waktu sebelumnya.
Di manshion milik Hussain dan Freya.
Teressa tampak mengembangkan senyumnya sejak tadi, Wanita paruh baya itu terlihat seperti baru saja mendapatkan hadiah lotre dengan jumlah yang sangat besar.
Faktanya, Jikapun dia memenangkan lotre itu nyatanya tidak sebanding dengan informasi yang di berikan oleh uncle nya beberapa hari yang lalu.
Siapa sangka jika gadis yang di temui Marida waktu itu benar benar putrinya. Sewaktu bayi bayinya yang dia beri nama Calysta itu di bawa kabur oleh salah satu pelayan di manshion nya.
Siapa sangka jika Calysta kecil ternyata di bawa ke Indonesia dan di titipkan di sebuah panti asuhan di bagian pelosok hingga tidak memungkinkan mereka untuk menemukannya.
Dan pada saat usia 5 bulan, Ternyata sebuah keluarga mengadopsi bayi mereka. Yakni keluarga Hermawan yang membesarkan Calysta mereka hingga dewasa.
"Aku benar benar tidak sabar bertemu dengan putriku aunty, Kabarnya dia sudah menikah, Aku penasaran dengan suami pilihannya"
Sahut Teressa yang tersenyum cerah, Lantas tangannya kembali memasukkan biskuit ke dalam mulutnya.
"Aku juga penasaran, Apakah suami putriku akan mengalahkan ketampanan ku?"
Suara Alexander terdengar, Pria itu terlihat menghampiri istrinya dengan membawa segelas coklat panas untuk Teressa.
"Aku dengar dengar dia cukup tampan"
Timpal Freya yang terkekeh renyah menimpali ucapan keponakannya. Wanita tua itu cukup bahagia melihat wajah keponakannya yang tampak berseri seri dari biasanya.
"Apa ada informasi lain yang di dapatkan Uncle Hussain, Aunty?"
Tanya Alexander ke arah Freya, Dia mengelus rambut istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Aku rasa belum ada kabar selanjutnya, Selain dimana mereka tinggal saat ini, Tapi beberapa hari yang lalu Uncle mu telah memerintahkan orang untuk masuk ke dalam kediaman santoso dan bekerja sebagai pelayan untuk mencari informasi lebih mengenai putri kalian"
Jawab Freya cepat.
Tidak lama setelah itu Hussain terlihat muncul dari ambang pintu, Lantas duduk di samping istrinya dengan gaya cool nya.
"Setelah mendapatkan semua informasi tentangnya, Kita akan berangkat ke Indonesia untuk menemuinya"
Ucap Hussain kemudian.
Namun di detik itu juga ponselnya berdering, Nama seseorang di seberang sana membuatnya mengangkat panggilan itu tampa ragu.
"Ada apa?"
"Tuan ini benar darurat"
Sahut pria di seberang sana membuat dahi Hussain berkerut dengan dalam.