Amira harus menelan pil pahit, ketika seorang kekasih yang selama ini dia sayangi harus bersanding dengan sahabatnya sendiri, dengan alasan cintanya sudah habis dengannya, bahkan selama satu tahun ini sang kekasih bertahan karena berpura-pura dan tanpa terpikir panjang lelaki yang bernama Arya itu mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Amira di saat yang bersamaan Amira ingin memberi kejutan kalau dia tengah mengandung benih kekasihnya itu. Akankah Amira sanggup membawa pergi benih dari mantannya itu? nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Mobil yang di kendarai sudah sampai di tempat lokasi kali ini Amira dan Regan memang sudah ada janji ingin langsung bertemu di tempat tujuan.
"Mas Regan," sapa Amira ketika baru keluar dari mobilnya.
"Amira, syukurlah kau datang dengan tepat, gimana? Tidak susah kau mencari alamatnya?" tanya Regan.
"Tidak, Mas."
"Baiklah kalau begitu ayo ikut denganku," ajak Devan.
Saat ini keduanya sudah sampai di tempat tujuan, Amira pun mulai memandangi hamparan tanah yang berukuran 700 meter persegi ini.
"Mir gimana? Apa kau tertarik?" tanya Regan kembali.
"Sangat tertarik, apalagi lokasi begitu strategis, dekat perkantoran dan juga kampus," sahut Amira.
"Syukurlah kalau kamu suka, emang benar lokasi sangat strategis," ucap Regan.
Amira pun mulai menatap angan dan harapan di tanah yang masih kosong ini. "Bismillah dengan tekad semoga bisa menjalankan bisnis ini dengan baik," lirih nya dengan penuh harap.
Puas melihat-lihat akhirnya Amira dan Regan memutuskan untuk mencari tempat sekedar untuk mengganjal perutnya, hingga pada akhirnya kedua orang ini memilih restaurant dekat lahan tersebut.
"Mir, kamu mau makan apa?" tanya Regan.
"Bentar ya Mas, aku pilih-pilih menu dulu," sahut Amira.
"Ya sudah kalau begitu samakan saja menu ku dengan pilihanmu," ucap Regan.
"Loh kok bisa gitu Mas?" tanya Amira dengan heran.
"Gak apa-apa samakan saja biar enak," sahut Regan, sambil terus menatap wajah wanita cantik di hadapannya itu.
Amira pun merasa bingung dengan perkataan Regan tetapi wanita itu tidak mau ambil pusing, dia hanya berpikir kalau Regan merupakan teman yang baik, dan tidak ingin berharap lebih dari big bos dihadapannya itu.
"Mas, aku pilih chicken katsu saja gimana terus minumnya orange jus," ucap Amira yang diangguki oleh Regan.
Selesai memesan menu makanan mereka berdua terlihat ngobrol-ngobrol ringan.
"Mir, kira-kira kamu mau desain yang seperti apa untuk kost-kostan mu nanti?" tanya Regan.
"Aku pingin desain modern minimalis saja Mas, dengan 30 pintu lantai 4 yang bagian atas sendiri untuk Rooftop," jelas Amira.
"Terus, sebagian tanahnya lagi untuk apa?" tanya Regan kembali.
"Untuk lahan parkir, dan juga mini market, agar supaya penghuni kost tidak kejauhan jika ingin membeli sesuatu, apalagi jika target kita anak kampus dan kantor, biasanya mereka paling sering makan yang instan-instan," jelas Amira.
"Ha ... Ha ...ha ....," tawa Regan.
"Kok ketawa sih," ucap Amira.
"Emang dasar ya, otak mu itu isinya dagang, mau buka kost-kostan pun masih sempat-sempatnya mikirin dagangan mie instan," goda Regan.
"Harus dong itu! di setiap kesempatan tidak mau melewatkan dagangan," ucap Amira mempertegas.
"Iya ... Iya, bakul rawon," celetuk Regan.
"Eh, jangan salah bukan cuma bakul rawon, tapi bakul sayur juga loh," ucap Amira yang buat Regan gak percaya.
"Hah! Bakul sayur? Masak," sahut Regan.
"Iya, kenapa? Gak percaya, satu Minggu lagi, aku ngecek usahaku yang ada di kota kecil sana, apa Mas Regan mau ikut biar percaya," ucap Amira.
"Boleh, kalau gak sibuk ya," sahut Regan.
Tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan akhirnya datang juga.
Regan sedang asyik bercerita dengan Amira sedang wanita berambut pirang ini sedari tadi menunggu Regan di kantornya, ya wanita itu adalah Rose, ketika tahu Regan dekat dengan seorang wanita, rose kini semakin posesif layaknya seorang kekasih saja.
Padahal Regan sendiri hanya menganggapnya seorang teman tak lebih dari itu, tapi memang dasarnya Rose sedari dulu menaruh hati dengan Regan, maka dari itu dia merasa terusik jika ada wanita yang dekat dengan Regan.
"Regan, sebenarnya kamu dimana sih," gerutu Rose yang hampir satu jam menunggu di kantor Regan.
Rose pun mulai terbawa emosi hingga pada akhirnya perempuan itu menyuruh sekretaris Regan untuk menghubungi pria itu.
"Mbak, tolong hubungi Regan, kalau di kantor aku sudah menunggunya," pinta Rose.
"Maaf ya, Kak. Pak Regan ada meeting jadi saya tidak berani untuk menghubungi beliau, apalagi Kakaknya tidak ada janji terlebih dahulu, lebih baik anda tunggu dulu sampai nanti siang," ucap sekretaris tersebut.
"Apa! nanti siang, emangnya meeting apaan sih! Lama banget," omel Rose.
"Maaf Kak itu privasi, sebaiknya Kakak pulang dulu jika tidak ingin menunggu lama, soalnya saya juga mau lanjutin tugas saya," ucap sekretaris itu.
"Apa! Kau usir saya, akan aku adukan kau sama Regan karena pelayananmu sama tamu gak ada sopannya sama sekali," cetus Rose.
"Kakaknya di suruh nunggu tidak mau, sedangkan dari tadi Kakak ganggu saya terus, masalahnya saya disini bekerja untuk atasan saya, bukan untuk yang lainnya," jelas perempuan bernama Zea tersebut.
Sedangkan saat ini Rose begitu kesal, dan langsung memutuskan untuk pulang.
"Sial sekali hari ini, sudah gitu handphone Regan gak bisa di hubungi, awas saja kau Regan, aku tidak akan melepaskan mu begitu saja," seringai Rose.
*****
Selesai menikmati makanannya, Regan dan Amira memutuskan untuk pulang, sebenarnya Regan masih ingin mengulur waktu agar bisa berdekatan dengan wanita itu, entah kenapa kali ini perasaannya benar-benar sudah terhipnotis oleh wanita cantik dan kalem itu.
"Mir, kenapa harus cepat-cepat pulang sih," protes Regan.
"Hari ini bahan-bahan daganganku datang Mas, jadi aku harus mengecek kualitas bahan-bahan yang mau di masak," sahut Amira.
"Ya sudah kalau begitu," ucap Regan sedikit menahan kecewa.
"Memangnya kenapa sih Mas, bukannya Mas Regan sendiri juga sibuk," ungkap Amira.
"Iya sih, ya sudah kalau begitu hati-hati di jalan ya," ucap Regan yang diberi senyuman oleh Amira.
Amira pun langsung memasuki mobilnya sedangkan Regan hanya menatap dengan senyuman.
"Astaga! Sampai kapan aku menyimpan rasa ini, ayo Regan segera ucapkan perasaanmu itu terhadap Amira," ucapnya sendiri penuh kekesalan.
Bersambung ...
sekarang aluna yg dapat kan jua ,...
mlh gk ad yg mau jd bapak x anak aluna...