NovelToon NovelToon
My Secret Husband

My Secret Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Aliansi Pernikahan
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Kelanjutan dari Kurebut Suami Kakak Tiriku, kisah ini mengikuti Rei Alexander, anak angkat Adara dan Zayn, yang ternyata adalah keturunan bangsawan. Saat berusia 17 tahun, ia harus menikah dengan Hana Evangeline, gadis cantik dan ceria yang sudah ditentukan sejak kecil.

Di sekolah, mereka bertingkah seperti orang asing, tetapi di rumah, mereka harus hidup sebagai suami istri muda. Rei yang dingin dan Hana yang cerewet terus berselisih, hingga rahasia keluarga dan masa lalu mulai mengancam pernikahan mereka.

Bisakah mereka bertahan dalam pernikahan yang dimulai tanpa cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. MOOD RUSAK

"Kalau begitu, siapa lagi yang ada di kamar ini selain kita berdua?" tanya Rei dengan nada sedikit kesal, matanya menatap tajam ke arah Hana.

Hana mengangguk pelan, mulai paham arah ucapannya. Jadi maksudnya dirinya, kan?

"Aku masih ingin bercermin, sebentar lagi saja," jawabnya santai, acuh, lalu kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya masih dibalut handuk, tak peduli pada tatapan Rei yang mulai tidak sabar.

Rei memijit pelipisnya sejenak, berusaha menahan kesal yang mulai menguar.

"Kau pakai pakaianmu sekarang, atau biar aku saja yang memakaikannya padamu?" ucapnya akhirnya, suaranya terdengar berat dan dingin, memberi tekanan pada setiap kata.

Hana menghentikan gerakan tangannya, menatap kesal ke arah Rei yang justru tak menatap balik.

"Ish! Iya, iya!" serunya geram, lalu melangkah cepat ke ruang ganti pakaian, masih dengan wajah cemberut.

Di sisi lain, Rei hanya bisa memijit pelipisnya lagi, menghela napas dalam-dalam seolah sedang menahan rasa lelah yang menumpuk.

"Bisa gila aku lama-lama begini," gumamnya, lalu kembali fokus menatap buku pelajaran malamnya yang sempat terabaikan.

Sementara itu, dari dalam ruang ganti, Hana terus mengoceh, mengumpat pelan dengan nada kesal yang tertahan.

"Dia itu menyebalkan sekali! Suka sekali mengatur-atur hidupku! Memangnya siapa dia? Suami paksa saja belagu setengah mati! Hah! Tunggu saja—kalau sampai kau jatuh cinta padaku, Rei, aku akan membuatmu tunduk, menuruti semua yang kuminta satu per satu!"

Keesokan harinya, pagi yang tampak biasa saja bagi orang lain terasa berat bagi Hana. Ia merasa tubuhnya lemas, malas, apalagi ditambah tamu bulanan yang datang tepat pagi ini.

Dengan langkah lunglai dan gerakan lesu, ia menenteng tas ranselnya menuju halaman depan sekolah. Seperti biasa, ia dan Rei tak berjalan bersama. Memang seharusnya begitu, menjaga rahasia pernikahan paksa mereka agar tak tercium siapa pun.

Namun suasana tenang itu mendadak pecah.

"Selamat pagi, Hana!" terdengar suara dari arah samping, membuat Hana sedikit terkejut. Darren muncul tiba-tiba bersama Amina dan Lena yang berjalan di sisinya.

Hana mengelus dadanya pelan, berusaha mengendalikan keterkejutannya, lalu memandang mereka dengan wajah malas.

"Ada apa sih, Hana? Ini baru pagi loh, kok udah cemberut gitu?" tanya Amina, menyadari ekspresi wajah temannya yang kurang ceria.

Hana melirik sejenak lalu tersenyum tipis. "Lagi dapet nih," jawabnya singkat, berusaha tetap tenang meski perutnya mulai terasa kram lagi.

"Aku masuk duluan ya, berat ini tas!" ucapnya buru-buru, kemudian langsung berbalik dan melangkah ke arah kelas.

Ketiganya hanya mengangguk santai, membiarkannya berlalu. Mereka sendiri memilih berkeliling dulu, menunggu bel berbunyi.

Hana terus melangkah ke koridor kelas. Namun langkahnya mendadak terhenti saat tubuhnya tersenggol seseorang cukup keras, membuatnya spontan menarik napas panjang, menahan emosi yang mulai mendidih.

"Sorry!" ujar sosok yang menyenggolnya. Hana menoleh dan mengenali wajah itu.

Sania—rekan OSIS Rei yang terkenal menyebalkan itu. Wajahnya terlihat menyeringai licik.

"Sengaja," sambung Sania lagi, dengan senyum miring yang seolah menantang, membuat pipi Hana memerah karena emosi.

Hana ingin membalas, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk meladeni drama pagi hari. Dia hanya diam, menahan kekesalan.

Namun satu hal pasti, dia tidak akan diam untuk kejadian serupa esok hari. Hari ini mungkin dibiarkan, tapi tidak untuk selamanya. Ia tak pernah takut pada siapapun. Kecuali kakeknya, mungkin.

Sesampainya di kelas, Hana mendapati bangku Rei sudah terisi tas, tapi pemiliknya belum terlihat. Pasti masih di ruang OSIS, pikirnya. Ia berjalan menuju bangkunya sendiri, lalu segera menyandarkan tubuh yang terasa berat, tangan memegangi perut yang kram sejak pagi.

Ia hanya bisa duduk diam, menahan rasa tidak nyaman. Namun suara dari bangku belakang mulai terdengar, membuyarkan ketenangannya.

"Tau nggak? Katanya hari ini ada anak baru lagi loh," bisik salah satu murid.

"Hah? Masa sih?"

"Siapa ya kira-kira?"

Hana hanya mendengar sekilas. Tapi pikirannya sudah melayang—semoga hari ini cepat berlalu.

1
Na Noona
lanjut dong, dri kemarin ga up up
Ayu Sipayung: Sedang proses kk, sabar ya.....

jangan lupa baca karya terbaru author sembari menunggu up selanjutnya ya...
total 1 replies
Na Noona
belum up tor
na Nina
lanjut
na Nina
lanjut tor
Na Noona
up tor
Na Noona
up tor, aku sukaaa ceritanya
Chachap
kurang panjang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!