Tidak mudah hamil di usia muda, apalagi jika itu kembar lima. itu lah yang dirasakan oleh Alya, setelah orang tua nya meninggal, mahkota Alya di ambil oleh orang yang tidak ia kenal sehingga ia hamil.
Bagaimana Alya menjalani kehidupan nya itu?
Silahkan pada mampir siapa tau suka kan,
jangan lupa like komen dan vote nya yaa makasih
Follow Instagram author
@mawarjk_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Hai semuanya Assalamualaikum
Mari kita budidaya Like sebelum membaca
...Happy reading...
.......
.......
.......
Diana dan Fahmi sudah sampai di Makassar tapi mereka tidak langsung ke rumah tapi mereka berencana singgah di toko kue nya Alya.
Cling (bunyi pintu terbuka)
"Eh ibu Diana" ucap Tina saat melihat Diana serta Fahmi
"Iya Tina" "Saya mau kue yang seperti biasa ya" Ujar Diana
"Siap Bu" ucap Tina semangat
"Oh iya Alya kemana ya" tanya Diana
Raut wajah Tina berubah seketika "Alya ada di rumah sakit Bu Arkan kecelakaan saat pulang sekolah" ujar Tina pelan "Saya mau ikut tapi pelanggan lumayan banyak jadi toko saya yang jaga" lanjut nya
"Apa" Diana terkejut mendengar nya dan sekarang ia sangat khawatir begitupun dengan Fahmi. Entah ada apa dengan mereka kalau sudah menyangkut anak-anak Alya dirinya tidak terkontrol
"B ... bagaimana bisa" guman Diana
"Nama rumah sakit nya?" tanya Fahmi to the poin
"Rumah sakit Jaya pak"
"Ayo pah kita kesana" ajak Diana. Tanpa banyak bicara Fahmi langsung keluar
"Mah hubungi Gara sekarang" ujar Fahmi saat mereka sudah di dalam mobil
Telpon on
"Halo Gara kamu sekarang pergi ke rumah sakit Jaya Arkan kecelakaan"
Tut
Setelah memberitahukan Gara Diana langsung mematikan telpon nya tanpa mendengar ucapan Gara dari sana.
Rumah sakit~
Tap tap tap tap
Suara langkah kaki terdengar begitu nyaring terdengar
"Pasien Korban kecelakaan yang bernama Arkan Putra Alga" Tanya Fahmi kepada resepsionis
"Pasien ada di UGD" jawab resepsionis tersebut
"Makasih" Diana dan Fahmi berjalan terburu-buru menuju UGD tersebut
Selang beberapa menit Gara sudah sampai di rumah sakit "Pasien korban kecelakaan yang bernama Arkan di ruangan mana?" tanya Gara
"Pasien ada di UGD pak" jawab resepsionis tersebut. Tanpa banyak bicara Gara langsung berlari menuju UGD
Sesampainya di sana Diana dan Fahmi melihat Alya serta anak-anak nya. Dina dan suaminya tadi izin dan Alya sudah menyuruh Dava untuk pulang
"Alya" panggil Diana
"Ibu Diana" ujar Alya sedikit terkejut melihat keberadaan Diana disini
"Ba-" ucapan Diana terpotong oleh suara Gara yang tiba-tiba ada di depan mereka
"Bagaimana keadaan Arkan" Tanya nya dengan wajah yang serius bercampurnya khawatir
"Arkan mau di operasi tapi rumah sakit tidak memiliki stok darah untuk Arkan sehingga operasi di tunda hiks" ujar Alya dan kembali terisak "Disini hanya Argan Arsan dan Afkan yang memiliki golongan dara yang sama tapi mereka masih kecil hiks hiks" tangis Alya kembali pecah Diana dengan sigap memeluk Alya berniat menenangkan nya
"Golongan darah nya apa" tanya Gara lagi
"Golongan darah nya hiks O+" ujar Alya
"Pah Golongan darah papa sama Gara kan O+ juga" ujar Diana
"Iya mah. Kalau begitu biar papa yang donor kan untuk Arkan" ujar Fahmi ia berniat berjalan memasuki ruangan tersebut tapi di tahan oleh Gara "Biar Gara yang donor kan pah" ujar nya dan berlalu begitu saja
Sepeninggal nya Gara Fahmi pamit entah pergi kemana
"Kalian sudah makan?" tanya Diana kepada Argan dan adik-adik nya. Dengan polos mereka menggelengkan kepala mereka
"Astaghfirullah maaf sayang Mama lupa kalau kalian belum makan" ujar Alya meringis melupakannya anak-anak nya yang lain
"Yaudah kalau begitu ayo kita pergi makan" ajak Diana
"Eh enggak usah Bu biar saya yang bawa mereka makan" ucap Alya yang tak enak
"Gak papa Al biar saya yang ajak mereka makan kamu disini jaga Arkan saja" ujar Diana dan membawa anak-anak ke kantin rumah sakit untuk makan
Sepeninggal nya Diana serta anak-anak nya Alya hanya diam duduk dan terus berdoa untuk keselamatan Arkan.
***
Sekarang mereka semua sudah berkumpul kembali di depan ruang operasi menunggu operasi Arkan selesai
Sudah satu jam lama nya tetapi tidak ada tanda-tanda operasi nya selesai. Itu membuat Alya tambah khawatir.
Argan dengan wajah datarnya menatap pintu operasi begitu dengan Afkan dan Arsan. Lain halnya dengan mereka bertiga Alfan sudah pucat saat ini tapi tidak ada yang mengetahui nya karena mereka semua sangat tegang menunggu
Afkan mengalihkan pandangannya dari pintu operasi ia melihat kearah Alya yang tengah menundukkan kepalanya dengan tangan yang di remas pelan.
Saat ia melihat adik nya Alfan yang pucat Afkan mendekat, ia sudah menebak ini karena mereka adalah saudara kembar dan mereka mempunyai ikatan batin jadi bisa merasakan apa yang dirasakan satu sama lain
Afkan menggenggam tangan Alfan guna menguatkan nya dan menatap nya seolah olah mengatakan semua nya akan baik-baik saja. Alfan yang mengerti tatapan itu pun mengangguk kan kepala nya
Dua jam lama nya mereka menunggu diluar, tak lama kemudian lampu operasi sudah berubah warna dan itu menandakan bahwa operasi nya sudah selesai. Yang tadi nya duduk langsung berdiri saat melihat pintu terbuka
"Bagaimana keadaan anak saya dokter" bukan Alya yang bertanya melainkan Gara yang entah mengapa ia mengatakan 'anak saya'
"Alhamdulillah operasi nya berjalan dengan lancar tidak ada yang perlu di khawatir kan sekarang kita tunggu pasien siuman saja" ucap dokter tersebut
Mendengar itu mereka semua berucap syukur sebanyak banyaknya "Terima kasih dokter dan pasien pindahkan di ruang VVIP" ujar Gara dan langsung di bantah Alya
"Tidak sudah pak Gara Arkan di pindahkan di ruangan biasa saja, saya dan anak-anak saya sudah merepotkan pak Gara dan keluarga" ucap Alya
"Tidak apa-apa nak ini demi kebaikan Arkan. Dan kami ikhlas membantu kalian" ujar Fahmi
"Iya nak kamu jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada kami" kata Diana menimpali
"Iya bu pak, makasih atas segala nya. Saya tidak akan pernah melupakan jasa kalian" ujar Alya dengan tulus
Sekarang mereka sudah ada di ruang inap Arkan, Gara sudah menyuruh Diana dan Fahmi untuk pulang istirahat sehingga sekarang sekarang hanya Alya Gara dan Lima A saja
"Sayang kalian disini jaga Arkan Mama mau keluar sebentar" "Pak saya keluar keluar sebentar ya saya titip anak-anak saya" ujar Alya
Gara menganggapi nya dengan anggukan kepala saja
Hening beberapa saat sampai Gara angkat bicara "Kalian istirahat saja sejak tadi kalian tidak istirahat kan? biar Om yang menemani Arkan" ujar Gara
Argan dan adik-adik nya kompak menggelengkan kepala mereka dan hening kembali menyelimuti ruangan tersebut
"Om makasih sudah mendonorkan darah Om untuk Arkan dan juga makasih sudah membayar biaya rumah sakit Arkan" ujar Argan dengan tulus meski wajah nya tetap datar
"Kalian jangan berterima kasih Om ikhlas membantu kalian" ucap Gara dan mengelus kepala Argan
"Sampaikan juga terima kasih kita kepada Mama dan Papa Om Gara" sahut Afkan
"Iya" ucap Gara dan berpindah mengelus kepala Afkan
"Kalian istirahat lah dulu disana jangan sampai kalian sakit dan membuat mama kalian tambah khawatir" ucap Gara "Kalian tidak mau mama kalian khawatir dan nangis lagi kan?" tanya Gara mendapatkan gelengan oleh mereka
"Makanya kalian istirahat kan besok sekolah" ujar Gara
"Iya Om" ucap Alfan dan berjalan kearah kasur yang ada di sisi kiri brangkar Arkan dengan gorden sebagai pembatas nya
Bersambung~
Terimakasih sudah meluangkan waktu nya untuk membaca cerita ini
Sampai jumpa di chap selanjutnya
Jangan lupa like dan komen sebanyak banyaknya 💜
See u😘
mengobrol (bercakap cakap)
memborgol( menggari)
kata ada bodyguard bayang