Ranjang Penyelesaian

"Selamat datang ke dunia ku, Ratuku." Ujar Vegam menyambut kedatangan Aulia.

Ternyata Vegam sudah memprediksi kalau Aulia akan datang sendiri mencari keberadaannya.

Tap Tap Tap

Langkah kaki Vegam membawanya mendekati Aulia yang masih berdiri di dekat pintu.

Vegam sudah berdiri tepat di depan Aulia. Perlahan dia memeluk Aulia, menghirup aroma tubuh wanita itu yang sudah menjadi candu baginya.

"Aku sangat merindukan mu." Ucap Vegam masih memeluk tubuh Aulia.

Aulia ingin menolak pelukan Vegam, namun jauh dari dasar hati, ia tak kuasa melakukannya karena Aulia tidak bisa pungkiri bahwa dia juga merindukan sosok Vegam.

Meski demikian. Aulia tetap tidak membalas pelukan pria itu. Dia sadar, kalau statusnya masih tetap istrinya orang.

Vegam melepas pelukannya melihat wajah Aulia yang terlihat menatapnya.

"Kenapa kau baru datang?" Tanya Vegam menyentuh dagu lancip Aulia.

Aulia menunduk. "A...." Menggantung ucapan seperti terasa berat untuk menyampaikan niat kedatangannya ke sana.

"Kita makan dulu." Ajak Vegam menarik lengan Aulia berjalan ke sudut ruangan.

Pria itu menekan sebuah tombol, hingga terbuka sebuah pintu yang tidak terlihat seperti ada pintu di sana.

Vegam masih menarik tangan Aulia dengan langkah panjangnya tanpa membuat Aulia ke sulitan mengikuti langkahnya.

Seperti biasa Aulia hanya diam tidak banyak berkomentar.

Selang beberapa saat. Mereka sudah tiba di sebuah ruang makan dengan meja makan yang sangat panjang.

Disana terlihat ada 5 orang koki dan banyak pelayan sedang berjejer rapi menunduk kepala.

Di meja makan yang panjang, terlihat berbagai macam jenis masakan yang sudah disajikan.

Aulia sendiri bingung menghitung ada berapa jenis masakan di meja makan itu.

"Ini terlalu berlebihan." Gumam Aulia.

"Tidak ada yang berlebihan kalau Ratuku." Jawab Vegam menarik tangan Aulia membawanya ke salah satu kursi.

"Aku istri orang." Ucap Aulia mengingatkan Vegam.

"Sssttt jangan merusak suasana."

Vegam menarik kursi kemudian mempersilahkan Aulia duduk. Vegam benar-benar melayani Aulia seperti seorang ratu di dunia dongeng.

Tanpa sadar Aulia tersenyum haru. Ini pertama kali dia mendapat perlakuan yang benar-benar meratukan dirinya.

Selama hidup Aulia. Dia hanya sering disakiti, di fitnah, di bully, di khianati, di anggap benalu oleh ayahnya sendiri, dan di benci orang-orang yang tidak pernah menghargainya.

"Terima kasih." Ucap Aulia masih tersenyum tipis di wajahnya.

Vegam mengambil lap tangan, menyimpan di atas paha Aulia.

Aulia tidak melarang apa yang dilakukan Vegam.

"Terima kasih lah dengan benar." Bisik Vegam di telinga Aulia.

"Seperti apa caranya?" Tanya Aulia.

"Jadilah wanita ku. Maka itu aku akan menganggapmu berterima kasih pada ku," jawab Vegam menatap Aulia penuh cinta.

"Kalau aku tidak mau, bagaimana?" Tantang Aulia.

Vegam menarik sudut bibirnya. "Cinta Tidak harus memiliki, namun saat dia menyakiti wanita yang aku cintai. Maka aku tidak akan terpikir dua kali untuk merampas wanitaku darinya." Ucap Vegam berbisik lirih di telinga Aulia.

Kata-kata Vegam membuat Aulia berdebar-debar. Namun dia tetap berusaha agar bisa mengontrol perasaan.

"Kalau benar cinta. Kenapa tidak diperjuangkan?" Tanya Aulia menoleh sedikit ke belakang karena Vegam masih berdiri di belakang kursinya.

Vegam menarik rambut Aulia, kemudian membawanya kebelakang, dan merapikan rambut wanita itu kebelakang kupingnya.

"Aku benci dengan laki-laki yang merusak wanitaku, namun tidak menikahinya."

Deg!

Sontak Aulia manoleh melihat Vegam yang sangat dekat, dengan posisi laki-laki itu masih berdiri sembari membungkuk sedikit agar dia bisa seimbang dengan tubuh Aulia.

"Apa maksud mu?" Tanya Aulia penuh selidik.

"Kau lapar. Mari kita makan."

Vegam tidak menjawab pertanyaan Aulia. Yang membuat Aulia penasaran mengingat kata-kata terakhir Vegam.

Vegam memutari meja makan panjang itu mengambil tempat duduk tepat di depan Aulia.

"Silahkan di makan, Ratuku." Ucap Vegam menyendok beberapa lauk ke piring Aulia.

"Berhenti memanggilku seperti itu." Ucap Aulia sebenarnya malu setiap kali pria itu memanggilnya 'Ratuku'

Aulia mendengar seolah-olah Vegam mengecap kalau dia milik pria itu. Padahal jelas-jelas dia sudah menikah.

Aulia bingung bagaimana dia bisa dipertemukan dengan sosok laki-laki gila seperti Vegam yang mengaku-ngaku kalau dia miliknya.

Hati Aulia terkadang merasa geli dengan semua tingkah laku Vegam padanya.

Namun semua yang dilakukan oleh Vegam, justru bagaikan kenangan terindah yang baru dalam hidupnya yang belum pernah Aulia rasa seumur hidup.