Menjalani Takdir Pernikahan yang Begitu Rumit Untuk Sania..
" Katakan Apa Salah Ku Sehingga Kau Memberikan Aku Ujian Seberat Ini! " Sania Terduduk Pilu Saat Menyadari Takdir Pernikahan Nya Tidak Sesuai Dengan Semua Nya....
Mampukah Sania Bertahan Atau Ia Akan Memilih Pergi....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal-29
( Kebimbangan Hati Dan Perasaan Yang Mulai Ada )
Aditya Bertekat Mendatangi Kampung Halaman Sania Lagi, Tujuan Nya sudah Jelas Akan Membawa Sania Kembali Lagi Ke Kota bersama nya.
Dengan Rahang Tegap Dan Juga Penampilan Nya Yang Terbilang Sangat Menawan Tentu Saja Setiap Kali Gadis Yang Melihat Aditya Pasti Akan Kagum, Sania Juga Demikian Namun Ia Engan Dan Diam Agar perasaan Nya Kepada Pak Aditya Hanya Cukup Dirinya Saja Yang Merasakan.
Bu Lastri Kaget Saat Melihat Mobil Berwarna Hitam Terparkir Di Depan Halaman Rumah Nya. " Siapa Itu Yang Datang? " Bu Lastri Memastikan Dan Menatap Dengan Jeli.
Ternyata Pak Aditya Yang Keluar Dari Mobil, Ia Rapih Mengunakan Celana Jens, Dan Juga Kaos Panjang Berwarna Hijau.
Penampilan Nya Sebagain Seorang Jurnalis Cukup Simpel, Dan Aditya Tidak Memakai Pakain Yang Bermodel Seperti Anak Muda Pada Masa Nya.
Bu Lastri Melongo Melihat Menantu Nya Turun Dari Mobil Dan Berjalan Ke Arah Nya, Aditya Membawa Tas Yang Ia Cangklong kan. di Pundak Nya.
" Assalamualaikum Bu... Sehat " Sapa Aditya. seraya Mencium Tangan Ibu Mertua Nya.
" Waalaikum"salam " Bu Lastri Menatap Sang Menantu, Karena Ia tidak Percaya Baru Saja ia Pergi Selama Lima Hari Sudah Kembali Lagi.
" Mari masuk Nak' " Bu Lastri Berjalan Mendahului Aditya.
Bu Lastri Segera Kedapur Membuatkan Sang Menantu Nya Teh Hangat, Tanpak Nya Aditya Melirik Ke Sekeliling Namun Tidak ia Temui Keberadaan Sania.
" Nak'Aditya Datang Kesini Mau Ada Pekerjaan Disini Lagi. Apa Memang Mau Ajak Sania Pulang Ke Kota? " Ucap Bu Lastri, Sambil Menyuguhkan Teh.
" Kebetulan Saya Datang Kesini Memang Mau Menemui Sania, " Ucap Aditya, Raut Wajah Nya Tanpak Sangat Rindu.
" Oalah... Iya Nak' Dari Kemarin Selepas Di tinggal Ke Kota Sania Juga Nangis Terus, Mungkin Karna Berat Yah Pengantin Baru Di Tinggal " Tinpal Bu Lastri, Sedikit Canggung Menceritakan Hal Itu.
Aditya Tersenyum Haru, sekaligus Gugup Dengan Pengakuan Sang Mertua, Dirinya Langsung Salah Tingkah.
" Lalu Dimana Sekarang Sania Bu? Apa Ibu Tidak Memberitahu Nya Kalau Saya Pulang? "
" iya-Kebetulan Sania Sedang Berjulan Nak"
" Jualan? Jualan Kemana Bu? " Aditya Tersentak Kaget Ia Tidak Percaya Sania Bisa Setegar Itu, Sania Benar-Benar Wanita yang Kuat Dan Hebat, Bahkan dirinya Berjuang Seorang Diri. Seketika Aditya Merasa Bersalah.
" Bu, Sania Jualan Apa, Dan Dari Kapan? " Sambung Aditya Lagi.
" Baru Mulai Hari Ini Nak' Soalanya Sania Bilang Mau Jualan Kecil-Kecilan, Katanya Masih Ada Uang Sisa Dari Nak'Adi Terus Ia Membeli Singkok, Dan Dengan Tangan Ajaib Nya Sania Menjadikan Nya Kerupuk, Baru Mulai Ia Berangkat Jualan hari ini " Ujar Bu Lastri.
Tiba-Tiba Saja Dada Aditya Bergemuruh Ia Tidak Menyangka Sania Setegar Itu, Bahkan Aditya Merasa Bersalah Mendengar Ucapan Ibu Mertua Nya Yang Sangat Pilu.
" Kalau begitu Sania Jualan Nya kemana Bu? Biar saya Mau Menyusul Nya " Aditya Mengangkat Duduk Nya.
" Jagan Nak' Kamu Baru Saja Sampai Istirahat Saja Dulu." Bu Lastri Menahan Sang Menantu.
" Tidak Papa Bu, sekalian Saya Jalan-Jalan di Kampung Ini "
" Ya Sudah Nak' Kalau Gitu, Hati-Hati Di Jalan Yah, Sania Mungkin Berjualan Keliling Kampung, Kalau Ngak Ada Di Sekitar Sini Yah Berati Ke Rt Sebelah " Bu Lastri Tersenyum, pada Sang Menantu.
Aditya Berjalan Melewati Rumah-Rumah Warga, Beruntung Hari Sudah Mulai Sore Jadi Aditya Tidak Tersengat Terika Nya Matahari, Namun ia Tidak Bisa Membayangkan Betapa Lelah Nya Sania Mencari Rezeki, berjalan Dengan Keringat Yang Bercucuran.
Aditya Melewati Pos Ronda, Namun Saat Sampai Di Pinggir Jalan Yang Lumayan Cukup Luas, Ia Melihat Sania Sedang Di Hina Oleh Dua Orang Ibu-Ibu.
" Sudah Cukup Hentikan!" Dengan Rahang Tegap Aditya Menghardik Dua Orang Wanita
Melihat Pria Di Ujung Sana, Sania Melongo Sementara Bu Harti Dan Bu Septi Langsung Membisu, Ia Tidak Menyangka Suami Sania Akan Datang.
" Kalian Jagan Sekali-Kali Berani Menggangu Istri Ku!" Hardik Aditya Kali ini Iya Tepat Berdiri Di Depan Rumah Bu Septi Hanya Terhalang Oleh Tanaman Saja Di Sana.
Bu Harti Menelan Saliva Nya, Ia Kaget Karena Melihat Aditya Menatap Mereka Tajam. " Lagi Pula Apa Masalah Nya istri Ku Dengan Kalian, Kalian Tidak Berfikir Jika Suami Sania Adalah Seorang Jurnalis, Dan Aku Bisa Menulis Menampilkan Wajah Kalian Agar Kalian Bisa menambah Banyak Masalah " Aditya Melipat Tangan, ia Menakuti Bu Septi Dan Bu Harti.
Bu Septi Kalang kabut, Ia Terdiam Tidak Berani Menjawab, Sementara Bu Kades Terseyum Puas, Karena Ada Orang Yang Bisa Membungkam Mulut Bu Septi.
" Kalian Ingat Baik-baik Dengan Ucapan Ku, jika Kalian Masih Berani Menggangu Sania Lagi, Siap-Siap Saya Tidak Akan Tingal Diam!" Aditya Menatap Sinis Dua Wanita Yang Mengejek Sania.
Sementara Sania Disana Hanya Bisa Tersenyum Hambar, Dagangan Sania Hari ini Ludes Karena Bu Kades Memborong Nya, Di Perjalanan Sania Terdiam, Sesekali Aditya Akan Bicara Namun Lagi-Lagi Seperti Ada Orang Yang Sedang Memperhatikan Mereka Berdua.
" Apa Ibu Memberitahu Mu Aku Berjualan? " Ucap Sania Memecahkan Keheningan.
" Iya Sania Benar, Untung Aku Tidak Datang Terlambat Kan. Jadi Aku Bisa Membungkam Mulut Dua Orang Yang Mengejek Mu." Aditya Tersenyum Masam.
" Aku tidak Menyuruh Mu Datang Kan? Jadi Untuk Apa Kau Berbangga Diri Pak?" Ucap Sania Datar.
Aditya Tidak Percaya Mendengar Ucapan Sania " Jadi Harusnya Aku Membiarkan Saja Ketika Kau di Tindas? " Aditya Menarik Nafas Dalam.
" Kau Datang Sendiri Tanpa Ku Pinta, Dan kau mengunakan Gelar Mu Untuk Menakuti Semua Orang, Apa Kau Pikir Itu Sangat Hebat? " Sania Merasa Tidak suka Dengan Cara Aditya Saat Mengancam Bu Septi Dan Bu Harti.
Aditya Terdiam Sekejap, Padahal Dirinya Tidak Ada Maksud Menyombongkan Hanya Ingin Menggertak Dua Wanita Itu Saja, Agar Mereka Tidak Mengganggu Sania Lagi
" Maaf Sania. Aku Hanya Ingin Melindungi Mu " Aditya menunduk dalam.
" Untuk Apa Bapak Melindungi Ku, Aku Sudah Terbiasa Sendiri. " Sania Terlalu Sesumbar, Padahal Aslinya Hatinya Menjerit Ia Sangat Butuh Seseorang Untuk Bertukar Fikiran.
Aditya Terdiam, Karena Melihat Wajah Sania Yang Sangat Datar
" Lalau Tujuan Bapak Datang Untuk Apa? Bukankan Sudah Ku Katakan Aku Tidak Akan Kembali Lagi ke Kota, Hiduplah Bahagia Bersam Kak Karina " Ucap Sania Pura-Pura Tegar Padahal Aslinya Mata Nya Sudah Merah.
" Jagan Bicarakan itu kita Sedang Di Jalan, Jika Orang Lain Mendengar Tentu Saja Menjadi Bahan Gosip Baru Dan Dirimu Akan Kembali Di Cemoohan Sania " Ucap Aditya Menoleh Ke Arah Sania.
Sania Terdiam Namun Ia Maksud Dengan Ucapan Aditya Memang Ada Benar Nya Juga. jika Ada orang yang mendengar pembicaraan mereka mungkin Sania kembali menjadi bahan olok-olokan.
.
.
.
" Bersambung "