Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
Setelah mendengarkan percakapan antara Clarisa dengan laki laki itu Diki pun pergi dari restoran itu tak lupa ia menyelipkan uang merah di bawah cangkir dan setelah itu ia pergi dari sana karna sudah tak sanggup mendengar percakapan Clarisa dengan laki laki itu.
Diki mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi karna menahan amarah yang memuncak dan menahan sesak di dadanya yang rasanya kepalanya mau pecah.
Sampe di suatu tempat Diki pun menghentikan mobilnya dan langsung membenturkan kepalanya di setir dan berteriak karna sudah tak sanggup lagi menahan rasa sesak di dadanya itu.
"JAHAT KAMU CLARISA." teriak Diki sambil menangis dan terisak menumpahkan rasa sakit di hatinya.
Diki terus berteriak mengungkapkan isi hatinya berteriak di dalam mobil seperti orang gila.
Betapa sakit hati Diki belum bisa ia menerima kenyataan kemarin sekarang lagi ia di hantam dengan kenyataan Clarisa hamil dengan laki laki lain dan bermesraan di depan umum tanpa memikirkan perasaannya yang sangat terluka karna luka yang di berikan Clarisa sangat menyakitkan dan begitu dalam.
Tok... Tok.... Tok...
Pintu kaca mobil Diki di ketuk dari luar oleh seseorang dan seketika membuat Diki mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang sudah mengganggunya itu.
Diki pun menghapus air matanya dan merapikan kembali rambutnya sebelum bertemu dengan orang yang sudah menggangunya.
Setelah merasa sudah selesai Diki pun menurunkan kaca mobilnya dan melihat wajah marah dari orang gadis yang berdecak pinggang di samping pintunya.
"Ada apa?" tanya Diki dingin dengan wajah datar.
"Om bisa gak sih gak teriak teriak, ganggu tau! gak tau apa kalo ini tu taman untuk anak anak om menakuti mereka tau." ucap gadis yang berseragam SMA itu.
"Maaf.." ucap Diki dingin dan langsung menghidupkan mobilnya dan pergi dari hadapan gadis itu.
"Dasar om om gila, main pergi gitu aja setelah bikin anak anak bermain takut." ucap gadis itu kesal karna gara gara om itu adiknya nangis dan mengganggu dia mengerjakan tugas sekolah.
Setelah melihat mobil Diki sudah menjauh gadis itu pun kembali ke pada adiknya yang masih menangis di temani sahabatnya.
"Dian lo apain tu orang?" tanya gadis yang juga berseragam yang sama yang ternyata bernama Risma.
"Gue tegur, tapi songong amat tau, Gila tu om om udah teriak teriak bikin adek gue takut eh.... Malah cuma bilang maaf tanpa rasa bersalah dan pergi gitu aja, kesel gue, rasanya pingin gue bejek bejek muka dongongnya itu Ris." ucap Dian kesal.
"Kakak..." ucap Dina adik Dian yang masih menangis meski tak sekeras tadi.
"Sudah ya sayang jangan nangis, orang gila itu sudah pergi, lebih baik kita pulang aja ya, kakak mau sekolah bentar lagi kelas Kakak mulai dek." ucap Dian karna memang sebentar lagi kelasnya mulai dan kebetulan hari ini ia masuk siang karna guru olah raganya tidak bisa ngajar jadinya kelas Dian di suruh masuk di jam kedua.
"Ya udah deh kak, lagian aku juga udah haus." ucap Dina dan mereka bertiga pun pergi dari taman anak anak dan menuju rumah Dian yang tak jauh dari sana.
"Dian handphone lo bunyi tuh angkat gih." ucap Risma yang merasa risih saat nada handphone Dian yang berbunyi keras.
"Males! lagian itu pasti dari Leo. Males banget gue berurusan sama playboy kaya dia, udah di tolak terus juga tapi masih saja kekeh ngejar gue." ucap Dian kesal.
.
.
Bersambung....