NovelToon NovelToon
Langit Dan Samudra

Langit Dan Samudra

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Yatim Piatu / Beda Usia / Teman lama bertemu kembali / Pengawal / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:591
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan.

Namaku samudra, aku hidup dan dibesarkan di sebuah panti asuhan muara kasih bunda. Aku tidak tahu siapa kedua orang tuaku, yang aku tahu hanya bu asih lah yang menjadi orang tua asuh ku. Pernah suatu hari aku akan di adopsi oleh seorang pengusaha kaya, tapi aku dengan keras menolaknya. Karena aku tidak ingin berpisah dan meninggalkan panti asuhan yang telah membesarkan aku, aku tahu jika bu asih sangat kecewa dengan keputusanku waktu itu. Tapi aku bertekat jika aku tidak akan meninggalkan panti ini, sampai sudah beranjak dewasa dan mampu menghidupi diriku sendiri.

Saat aku sedang bermain dengan teman temanku, aku melihat ada seorang gadis kecil yang berusia dua tahun. Dia sangat lucu, dan entah kenapa aku sangat tertarik melihatnya. Aku berusaha mendekatinya, dan mencoba menenangkan dia agar tidak menangis lagi.

“Hei adik kecil, ini..” aku memberikan permen yang tadi di berikan bu asih saat aku membantunya membawakan barang belanjaan, anak itu menatapku dengan linangan air mata dan ingus yang menggalir dari hidung mancungnya.

“Jangan nangis ya, ini kakak kasih permen.”

Anak itu terdiam dan menggambil permen milikku, dia memainkannya tanpa mau memakannya. Dia terlihat sangat imut, tapi sayang tubuhnya penuh dengan bekas luka yang hampir mengering. Aku sangat kasihan melihatnya, dengan perlahan aku jongkok di depannya. Dia menatapku dengan mata imutnya, ku usap air mata yang menetes di pipi gembulnya.

“Namanya langit, ibu sengaja memberikan nama itu untuk dia.” Aku menoleh saat mendengar suara seorang wanita yang teramat aku kenal, bu asih tersenyum menatapku.

“Kasihan dia bu, kenapa bisa dia luka luka seperti ini.” Tanya ku penasaran melihat penuh luka di tubuh langit.

“Mbak ira yang menemukan dia di semak semak dekat panti, ibu juga tidak tahu siapa yang telah tega membuang gadis seimut dan secantik ini.” Bu asih mendekati langit, tampak langit sedikit takut mengetahui bu asih yang akan mendekatinya.

“Bu biar samudra yang membujuknya, tampaknya dia masih takut.” Aku mencoba mendekati langit, dan terlihat langit tersenyum sambil menyodorkan permen pemberianku. Dengan cepat aku membukanya dan memberikan ke langit agar dapat dia makan, bu asih tersenyum lega melihat langit bisa tersenyum saat ini.

“Bawa dia masuk sam, kita urus dia.”

Aku mengikuti bu asih dari belakang, dan berjalan sambil memegang tangan langit erat.

“Samudra, bisa bantu ibu memandikan langit. Dan tolong ambilkan baju milik rini di lemari itu, sepertinya muat jika di pakai langit.”

Aku menuruti ucapan bu asih, segera aku ambilkan baju milik rini. Aku serahkan baju tersebut ke bu asih, terlihat bu asih sangat telaten mengurusi langit saat ini. Tidak ada pemberontakan atau ketakutan dari langit saat bu asih memandikannya, langit menatapku dan tersenyum manis ke arahku.

“Jika sudah mandi kamu bisa ikut main sama kak samudra, tapi kamu mandi dulu ya…” ucap bu asih, membujuk langit agar mau menuruti ucapannya.

“Iya, kak samudra tunggu aku ya…” aku baru pertama kali mendengar suara milik langit, suara itu terdengar sangat imut dan sangat lembut.

“Iya kak samudra tunggu.”

Setelah selesai mandi dan badan langit sudah terlihat bersih dan wangi, aku mengajaknya bermain bersama teman teman yang lain. Dia terlihat sangat bahagia, walau awalnya di sangat takut, karena ini adalah tempat yang sangat asing baginya. Tapi rasa takut itu hilang, saat rini dan gendut berusaha membujuk langit untuk bermain bersama.

Tiba lah waktu malam hari, dan kami semua harus segera tidur karena besuk kami juga harus berangkat sekolah. Langit mulai menangis dan tidak mau pisah dengan ku, dia menggenggam erat tanganku. Bu asih dan mbak ira sampai bingung sendiri memisahkan langit dari ku, dengan terpaksa aku di suruh tidur dengan langit.

Dan pagi harinya saat aku akan berangkat sekolah, langit juga menangis merengek ingin meminta ikut denganku ke sekolah. Bu Asih dan mbak ira bersusah payah menangkan langit yang menangis histeris waktu itu, dan sejak hari itu ketika aku akan berangkat sekolah aku selalu berjalan mengendap endap agar tidak di ketahui langit.

Tak terasa sudah delapan belas tahun aku hidup di panti tersebut, dan sekarang sudah saat nya aku memutuskan akan keluar dari panti asuhan, karena aku bertekat akan membantu pemasukan untuk panti yang menjadi tempat tinggal ku selama ini.

Melihat semakin banyaknya anak anak yang berada di panti, dan semakin kurangnya dana dari para donatur. Dan saat itu aku bertekat untuk keluar dari panti dan harus bekerja, untuk membantu menutupi biaya panti.

Saat aku akan berpamitan Ke langit, tampak wajah langit yang terlihat sangat kesal tak mau menatapku sama sekali.

“Lala, kak sam pergi dulu ya. Kak sam janji sebulan sekali akan pulang ke panti untuk menemui kamu, kakak janji.” Langit menoleh menatapku dengan mata indahnya, terlihat senyum indah dari bibir langit yang terlihat sangat merah alami tanpa pewarna sama sekali.

“Kak ingat…!!! Janji itu adalah hutang, dan…”

“Hutang harus di bayar lunas tanpa kredit.” Aku meneruskan ucapan langit, yang sudah aku hapal kelanjutan kalimatnya. Kami tertawa bersama, dan tiba tiba langit memelukku dengan sangat erat.

Aku dapat merasakan jika tubuh langit bergetar karena menahan isakan tangisnya, aku mencoba menenangkannya dengan mengelus punggungnya pelan. Aku tahu langit sangat tidak rela melepaskan aku pergi dari panti, tapi aku pergi karena ingin membantu meringankan beban di panti yang selama ini menjadi rumah kami.

“Aku pasti akan kangen sama kak samudra, aku pasti akan merindukan kak samudra. Sebulan sekali kak samudra harus pulang, bener benar harus pulang menemui aku.” Ucap langit sambil sesenggukan menangis.

“Hmm… iya kakak janji, jika kak samudra sukses. Kakak akan ajak kamu untuk tinggal bersama kakak, bagaimana…?”

Langit menatapku sambil membersihkan air matanya, dia mengangguk setuju akan ucapanku yang akan mengajaknya tinggal bersama.

“Ya sudah, sana kak samudra pergi. Nanti keburu malam, semoga kak sam sukses, dan secepatnya bisa bawa aku tinggal sama kak samudra.”

Aku menatap wajah cantik langit lama, aku ingin mengingat wajah cantik itu dan menyimpannya di memori otakku. Karena jika aku kangen dengan adikku yang satu ini, aku bisa mengingatnya.

“Kak samudra berangkat dulu ya, ingat turuti apa kata bu asih. Jangan suka membantah ucapannya, kasian beliau sudah tua.”

Aku lihat langit tersenyum mendengar ucapanku, aku tahu jika dia menertawakan ku sekarang.

“Baik kak, aku akan ingat semua pesan kamu.”

Sebenarnya aku sangat berat meninggalkan panti dengan semua kenangannya, tapi yang paling membuatku sulit untuk meninggalkan panti tersebut adalah. Saat aku harus jauh dari langit dan tidak bisa lagi bersamanya, aku berjalan menjauh dari panti dan langit.

Aku berjalan menghampiri temanku rudi yang sudah menungguku di depan panti, dia juga di besarkan di panti tersebut bersamaku.

Dan sementara ini aku akan tinggal bersama rudi, sebelum aku mendapatkan pekerjaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!