NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Sang Ceo

Anak Rahasia Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fafacho

Follow IG=> Fafacho88


Gibran Montana Sinaga harus mengalami penyesalan yang teramat sangat menyiksa dirinya. Penyesalan yang membuat hidupnya tak berarti lagi setelah kepergian perempuan yang telah ia jadikan budak dalam hidupnya, perempuan itu pergi membawa anaknya membuat dirinya cukup menderita..

Lima tahun kemudian ia melihat seorang perempuan yang begitu mirip dengan istrinya membuatnya begitu penasaran apakah itu istrinya atau bukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 12

Gibran saat ini sudah mulai enakan, dan dia malam-malam begini tiba-tiba saja menginginkan nasi goreng yang ada di pinggir jalan. memakannya saja tidak pernah tiba-tiba saja makanan pinggir jalan itu terlintas di kepalanya saat ini.

“Apa-apaan isi kepalaku sekarang, bisa-bisanya aku ingin makan-makanan pinggir jalan” geramnya kesal sambil menyibak selimutnya kasar. Dia menyalakan lampu yang berada di nakas meja sebelahnya lalu pandangannya melihat kearah Naina yang tidur di sofa yang berada di depannya.

“Perempuan itu sudah tidur,” gumamnya masih melihat kerah sang istri. Gibran langsung bangkit dari tidurnya, dia langsung berjalan menghampiri Naina yang tengah tidur.

“Naina, Naina bangun” ucap Gibran berdiri didepan Naina.

Naina tak terbangun dari tidurnya, dia masih saja tidur.

“Perempuan ini,” geram Gibran dan menarik tangan Naina.

“naina bangun, hei bangun” Gibran membangunkan Naina sambil menarik tangan perempuan itu agar bangun.

Karena tarikan Gibran membuat Naina terbangun dengan sedikit terkejut, ia menepis begitu saja tangan Gibran.

“pak..pak Gibran” ucapnya setelah benar-benar membuka mata.

“Ada apa pak Gibran membangunkan ku” lanjut Naina sambil duduk menatap Gibran yang berdiri didepannya.

“Ayo ikut aku” tukas Gibran mengajak Naina.

“Mau kemana pak malam-malam begini?”

“tidak usah banyak tanya, ikut saja”

“nggak pak, kalau bapak nggak jawab mau kemana aku tidak akan ikut”

“Cari nasi goreng, banyak tanya banget”

“Nasi goreng? Malam-malam begini pak”

“Sudahlah ayo tidak usah banyak tanya. Aku laper dan ingin makan nasi goreng pinggir jalan”

Naina yang mendengar itu melebarkan matanya, ia tidak salah dengarkan soal Gibran yang ingin nasi goreng pinggir jalan.

“Tapi jam segini sudah tidak ada penjual nasi goreng ak” pungkas Naina karena saat ini sudah hampir jam tiga dini hari tentu saja penjual nasi goreng sudah tak ada di pinggir jalan.

“Bapak laper? Kalau laper saya bikinin nasi goreng aja pak bagaimana?”

Gibran tampak berpikir,

“ya sudah kau saja yang bikin” pungkasnya.

Naina langsung berdiri dari duduknya, sambil mengikat rambut panjangnya yang terurai. Gibran hanya diam saja sambil memperhatikan Naina, entah mengapa melihat leher jenjang perempuan itu membuatnya meneguk ludah.

“Sadar Gibran” batinnya sambil menggelengkan kepala ringan.

“Buruan lemot banget” omel Gibran.

“iya sebentar pak” Naina buru-buru memakai sandalnya.

Gibran berjalan lebih dulu meninggalkan Naina yang berjalan di belakangnya saat ini.

.........................................

Gibran sudah duduk di mini bar memperhatikan Naina yang tengah membuatkan nasi goreng untuknya. Perempuan itu sangat gesit dan teliti menyiapkan makanan untuk dirinya baru kali ini dia melihat Naina memasak secara langsung untuk dirinya.

“Mau ditambah irisan sosis nggak pak?” tanya Naina sambil melihat kearah Gibran yang tengah memperhatikan dirinya.

Gibran langsung memalingkan wajahnya saat dia tertangkap basah tengah memperhatikan Naina.

“Terserah” jawabnya.

“Gimana sih, yang pengen dia tapi jawabnya terserah” gumam Naina lirih.

“Kau bilang apa barusan, kau memakiku hah” Gibran menatap tajam Naina karena merasa perempuan itu tengah memaki dirinya.

“ng..nggak pak” ucap Naina dan menyibukkan dirinya menata piring untuk tepat nasi gorengnya.

Tak butuh waktu lama Nasi goreng yang diinginkan Gibran sudah jadi dan sudah tersaji di depan pria itu.

“Nasi gorengnya sudah jadi pak, aku pergi ke kamar dulu kalau begitu” pamit Naina dan akan pergi.

“Ya sudah sana pergi” ucap Gibran.

Naina langsung pergi tanpa melihat kearah Gibran lagi, dia akan tidur kembali karena besok dia harus berangkat bekerja.

..................................

Matahari sudah bersinar, Naina sendiri sudah terbangun dari tadi meskipun dia hanya tertidur satu jam tapi dia terlihat segar saat ini.

Sedangkan Gibran masih tidur lelap di atas tempat tidur, Naina yang sudah beres-beres melihat heran pada suaminya itu yang belum bangun juga biasanya Gibran akan bangun tepat waktu untuk bekerja.

“pak Gibran, pak” ucap naina memutuskan untuk membangunkan Gibran.

“Apa sih”

“Bangun pak sudah pagi,” lirih Naina.

Gibran langsung membuka matanya lebar dan melihat ponsel miliknya yang berada di nakas meja. dia melihat sudah jam enam pagi saat dia langsung terjingkat karena menurutnya sudah siang.

“Kenapa kau tidak membangunkan ku dari tadi, aku hari ini ada rapat kalau sampai aku telat gara-gara kau awa...”

Hoeekk

Gibran langsung menutup mulutnya dan buru-buru berlari ke kamar mandi, lagi-lagi dia merasa mual di pagi hari.

“Pak Gibran,” seru naina sambil menyusul suaminya yang berlari ke kamar mandi.

Hoeekk, Hoeek

Berkali-kali Gibran memuntahkan cairan dari dalam perutnya, dia berjongkok didepan Closet.

“Pak Gibran kenapa, muntah lagi seperti kemarin pak?” ucap naina sambil memijat leher belakang Gibran.

“Aishh, kenapa denganku” kesalnya langsung berdiri mengusap mulutnya kasar.

“Pak Gibran kayaknya sakit pak, kita ke dokter saja bagaimana pak” usul naina.

“Nggak perlu, hari aku ada rapat” Gibran langsung menyingkirkan tangan Naina dari bahunya dan dia langsung berjalan pergi menuju lemari baju.

Dia mengambil jas serta kemeja kerjanya. Dengan buru-buru ia memakai itu tanpa mandi terlebih dahulu.

Naina yang melihat hal aneh tersebut menatap heran pada Gibran, padahal Gibran orangnya rapi dan kalau tak mandi tak akan keluar kemana-mana tapi ini malah akan berangkat kerja.

“Pak..pak Gibran tidak mandi terlebih dulu”

“Nggak usah berisik deh, kau tidak lihat aku terlambat gara-gara kau” kesal Gibran.

Hoekk,,

Gibran menutup mulutnya lagi, ia ingin muntah lagi saat ini tapi berusaha ia tahan.

Gibran melihat Naina yang berada disebelahnya, perempuan itu sudah rapi dengan seragam OG nya.

“Kau mau berangkat bekerja? Ayo berangkat denganku” ucapnya pada Naina.

Naina melebarkan matanya mendengar ucapan Gibran yang tiba-tiba mengajaknya berangkat bersama.

“Ngg..nggak usah pak, aku berangkat dengan mas Khalif nanti”

“Apa kau lebih memilih berangkat dengan Khalif daripada denganku dan tadi apa panggilan mu padanya, aku tidak salah dengarkan? Kau memanggilnya mas, kurang ajar sekali kau”

“Tidak usah berangkat dengannya, dan aku peringatkan jangan memanggilnya mas mengerti” kesal Gibran dan langsung menarik Naina keluar dari kamar.

..............................

Naina baru saja membersihkan ruangan Gibran, dia mengangkat ember kecil dan penyemprot kaca ditangannya. Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengambil alih ember kecil yang ia bawa saat ini membuatnya langsung menoleh.

“mas Khalif,” ucapnya terkejut melihat Khlaiflah yang mengambil ember nya.

“ya aku, kamu kenapa malah berangkat lebih dulu. aku kerumah Gibran tadi mencarimu” ucap Khalif.

“Ma..maaf mas, tadi aku harus buru-buru membersihkan ruang rapat pak Gibran jadi aku berangkat lebih awal dan maaf ya mas aku lupa mau ngabari mas Khalif” lirih Naina merasa tak enak dengan Khalif yang sudah mencarinya kerumah Gibran.

“Iya nggak pa-pa santai saja, kamu sudah sarapan belum. Sarapan bareng yuk” ajak Khalif.

“Maaf mas, aku nggak bisa masih ada pekerja..”

“Kalian pacaran atau apa hah, ini kantor bukan untuk tempat pacaran” tiba-tiba saja Gibran muncul di belakang mereka berdua.

Sontak saja Naina terkejut dan dia reflek mundur membuat dia hampir terjatuh tetapi dengan sigap Khalif menahan pinggang Naina dengan satu tangannya.

Mereka berdua bertatap-tatapan dengan cukup dekat membuat Gibran yang berada di belakang mereka langsung melepaskan paksa tangan Khalif dari pinggang Naina dan menarik Naina kesisinya. Entah sikap Gibran menyadari sikapnya atau tidak yang tampak cemburu.

°°°

T.B.C

1
安呢
Luar biasa
Borahe 🍉🧡
Erlan adik tirinya Gibran yah?
Borahe 🍉🧡
Nanda cewe apa Cowo thor? kok manggil Om nmnya kek nama cewek
Borahe 🍉🧡
makanya kalau mau dapat anak, sayangi juga Ibunya. bru tau rasakan kamu kehilangan keduanya
Borahe 🍉🧡
lah sdh tau egois. masih dipertahankan
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
bagus khalif. biar nyesel. klo bisa bercerai aj biat tau rasa tu kutukupret gibran
Julia Juliawati
hamidun mgkn
Julia Juliawati
laki2 durjana km gibran
Firgi Septia
perempuan egois kentara perempuan yg TDK baik laki2 nya bodoh TDK bijak
Firgi Septia
dasar suami kejam TDK punya perasaan ajak nikah pacar padahal istri sdh ada 😡😡
gah ara
bangunin singa tidur anda paaakkkkk
Suriani Lahusi Lajahiti
Luar biasa
Datu Zahra
ini mark dokter macam apa sih..? emosian kalau urusan naina. Udah tau pasien hilang ingatan. Dokter gila
Datu Zahra
Kasihan Alisha, dia dulu juga enggak salah² amat. Tega bener semua jadi pada jahat sama dia dan anaknya
Datu Zahra
Mark dokter macam apa, inget sumpah dokter. Mengabaikan pasien cuma karena urusan pribadi
Datu Zahra
Mantan pacarnya Gibran, Alisya
Datu Zahra
Nangis mulu setiap baca dibeberapa part, kaya ikut ngerasa sakitnya
Datu Zahra
punya pacar nikahin orang lain, maksa tapi diperlakukan enggak manusiawi. Dasar lelaki gila
maria handayani
/Shy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!