NovelToon NovelToon
I Love You More, Little Sweety

I Love You More, Little Sweety

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author: DeeSecret

Setelah bangun dari kematian, dan menyaksikan keluarganya di bunuh satu persatu untuk yang terakhir kalinya, kini Naninna hidup kembali dan bereankarnasi menjadi dirinya lagi. Memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin. memastikan bahwa apa yang telah di alaminya saat ini hanyalah ilusi, namun ia merasakan sakit saat jari lentiknya mencubit pelan wajah mulusnya. Seketika ia tersadar bahwa hal ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan yang harus ia terima. Tidak mengerti mengapa Tuhan masih baik dan mau memberinya satu kesempatan, Ninna menyadari bahwa ia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

Sembari memantapkan diri dan tekad, Naninna berusaha untuk bangkit kembali dan memulainya dari awal. Dimana musuh bebuyutannya terus saja berulah hingga membuat seluruh keluarganya terbunuh di masa lalu.

Naninna... tidak akan pernah melupakannya.

Kekejaman yang telah mereka lakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia akan membalasnya satu-persatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeeSecret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbangun Dari Koma

Kedua retina emasnya terkulai lemah.

Menelengkan kepalanya ke kanan, guna menelisik secara rinci seluruh tubuhnya yang masih utuh bahkan mulus tanpa luka sedikitpun.

Naninna sedikit linglung.

Kenapa dirinya masih hidup? Bukankah ia telah mati di hukum sebanyak 15 tembakkan di bagian tubuh dan kepalanya? Lalu... kenapa dirinya masih hidup bahkan berdiri dengan kaki yang sangat baik-baik saja.

"Ini... sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku masih hidup?"

Naninna bermonolog sendiri. Kedua alisnya mengkerut kian dalam seolah masih belum mengerti apa yang telah terjadi. Naninna meraba pelan rambut hitam legamnya yang sedikit kusut, mungkin akibat koma dan tidak ada yang sudi merawat dirinya, para pelayan lebih memilih diam dan mengabaikan. Berfikir jika hal itu di lakukan, maka lama-kelamaan dirinya akan mati dengan alasan terjatuh dari tangga.

Tunggu-tunggu?

Terjatuh dari tangga ya?

Hm.. Naninna mulai berfikir lagi. Jika memang dirinya hidup kembali karena sumpah yang ia buat sebelum kematiannya, mungkin saja Tuhan mendengar dan segera mengabulkan keinginannya. Entah ini karena Tuhan menganggap bahwa dirinya akan memperbaiki semua perbuatannya di masa lalu entah karena keinginan pribadinya sendiri, Naninna sama sekali tidak peduli!

Jika Tuhan memang memberinya kesempatan untuk hidup lagi, maka ia tidak akan menyia-nyiakannya kan? Naninna akan menerima dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Terlebih musuh bebuyutannya adalah suaminya sendiri, Naninna tidak akan tinggal diam dan bersikap lembut kali ini.

Jika di masa lalu dirinya begitu mendambakan bahkan mengagungkan pria yang kini berstatus sebagai suaminya itu, sekarang bahkan menghirup aroma mulutnya saja menbuat Naninna muntah sampai ingin mati. Pria bernama Mattheow itu benar-benar membuatnya marah hingga ingin menguburnya hidup-hidup.

Naninna bersenandung pelan. Para pelayan yang bekerja untuknya bahkan Naninna tidak menyadarinya sama sekali. Kali ini Naninna akan membuktikan siapa disini yang berkuasa. Tidak ada satupun dari mereka yang akan ia izinkan untuk bersikap arogan dan sombong kecuali dirinya. Hanya karena rubah licik yang bertatus sebagai simpanan suaminya itu, semua pada takluk dan menganggapnya sebagai dewi.

Dewi? Dewi apa?! Dewi khayangan?!

Naninna berdecih pelan.

Pelan-pelan ia memutar tubuhnya hingga menghadap para pelayan itu. Mereka hanya bisa menunduk tanpa berani menatap matanya.

Pelayan ini... bahkan saat dirinya koma pun tidak pernah merawatnya atau membasuh dirinya dengan air bersih. Membiarkan tubuhnya kotor dan berharap mati secara perlahan. Naninna baru sadar, bahwa pelayannya sendiri pun tidak pernah setia dengannya. Ralat, mereka bukanlah pelayan milik dirinya, melainkan milik pria hina itu. Sampai sekarang pun, dirinya masih membenci mereka sampai ke tulang-tulang.

Langkahnya pelan karena tidak ada sesuatu yang terisi di perutnya. Mereka benar-benar niat sekali ingin membunuhnya kan?

Kurang ajar!

Melihat Nona-nya marah dengan kedua telapak tangan terkepal erat, Dara sang pelayan yang selalu menyiapkan makanan untuk Naninna, semakin menundukkan kepalanya kian ke bawah tak berani bertatap muka dengan Nona-nya.

Naninna tersenyum meremehkan, mereka ini suka sekali berpura-pura sampai tidak berani melihat dirinya.

"Kalian... Bahkan tidak sudi melihatku saking bencinya kalian terhadapku. Atas dasar apa kalian bersikap lancang dan tidak tahu sopan santun seperti itu?"

"Ma-maaf Nona, kami minta maaf. Ka-kami hanya takut jika kami berbuat salah sedikit saja Nona akan marah."

Takut? Apa maksud dari perkataan pelayan rendahan ini? Meskipun mulutnya mengatakan hal demikian, nyatanya jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, mereka hanya bisa menghujat tanpa bersuara. Naninna menyadari sikap tidak dewasa dan juga semena-menanya di masa lalu. Tapi hal itu ia lakukan karena memang dasarnya itulah watak dan sifat aslinya. Bukan karena ingin di perhatikan atau semacamnya, di tambah dirinya tumbuh dengan keluarga yang sangat sangat kaya, dan kebutuhan selalu terpenuhi, Naninna jadi besar kepala. Tapi setidaknya dirinya bukanlah rubah licik seperti perempuan dari kaum rendahan yang menumpang tidur di tempat tinggalnya sekarang.

"Takut? Kalian takut padaku?"

Dara mengangguk cepat di susul dengan sahutan pelan namun terbata dari pelayan satunya lagi, Naya. Naninna memandang pelayan satunya lagi, dulu seminggu sebelum hukuman mati atas dirinya, Naya selalu saja menghujaminya dengan tatapan seolah-olah bahwa hari kematiannya adalah momen yang sangat-sangat dia tunggu. Menjalani kehidupan sebagai pelayan di rumah keluarga Anderson tidaklah semudah yang Naya kira. Di tambah ia harus bekerja sebagai pelayan dari seorang putri tunggal keluarga Giovanno, majikannya itu selalu saja memperlakukannya tanpa ampun.

Masalahnya, jika di galih lebih dalam lagi, sikap dan bagaimana perilaku Naninna pada para pelayan pribadinya dulu bukan karena sebab. Karena mengingat waktu pertam kali Naya dan Dara bekerja, meskipun attitude dirinya sangat buruk, ia tidak pernah main tangan ataupun menyiksanya. Entah kenapa sejak kedatangan perempuan licik itu, bahkan Naninna menyebut namanya saja terasa enggan.

Perempuan bernama Amalia itu, entah kenapa berhasil membawa perubahan terhadap rumah tangganya, bukan hanya itu, bahkan para pelayan di rumahnya ikut berubah dan berani menyuarakan ketidak sukaannya jika Matthew mengangkat suara dan menyalahkan dirinya. Naninna masih belum sadar waktu itu, karena ia di butakan oleh cinta dan wajah Matthew, hinaan dan komplainan apapun yang di tujukan padanya, Naninna tidak pernah peduli selagi Matthew masih memiliki perasaan untuknya. Karena dulu Naninna belum menyadari bahwa dirinya di manfaatkan dan suaminya menjalin hubungan terlarang dengan Amalia, Naninna tetap di perlakukan layaknya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

Namun, suatu hari Naninna tidak sengaja mendengar percakapan Dara dengan pelayan pribadinya Amalia, bahwa suaminya ternyata menjalin hubungan dengan Amalia, timbul kecurigaan dan ketidak percayaan dirinya pada pria itu. Karena selama ini Matthew selalu memenuhi kebutuhannya, Naninna tidak merasa curiga sedikitpun. Tapi Naninna sempat berfikir alasan mengapa Matthew membawa masuk Amalia dan mengizinkannya untuk tinggal di rumahnya tanpa persetujuan darinya? Dari sana Naninna merasa di remehkan. Namun mendengar penjelasan dari Matthew bahwa perempuan itu adalah sepupunya yang di tinggal mati oleh kedua orang tuanya, akhirnya dengan berat hati Naninna mengiyakan saja.

Beberapa bulan keadaan dan suasana rumah masih biasa saja, namun setelah satu tahun sejak tinggalnya Amalia di rumahnya, perubahan mulai muncul. Dimana-mana kalau ada kecelakaan kecil selalu dirinya yang disalahkan. Bahkan para pelayan pun ikut andil dan menuduh dirinya ketika Matthew menanyakan siapa pelakunya.

Naninna menjadi geram.

Mengingat kenangan itu, tanpa ia sadari, air mata mulai luruh dan kelopak mata sayunya. Perlakuan buruk mereka pada dirinya tidak bisa ia lupakan sedikitpun. Semua ini terjadi karena kebodohannya.

Meskipun rumah yang ia tinggali ini adalah milik keluarganya, tapi karena rasa cinta dan sayangnya ia pada suaminya, Naninna rela mengalihkan pemilik rumah itu atas nama Anderson. Betapa bodohnya dirinya dulu. Karena kemakan omongan cinta palsunya, Naninna menjadi buta hati mengakibatkan kematian keluarga dan juga sahabat kecilnya.

Tapi kali ini, ia tidak akan mengulangi hal yang sama. Jika di masa lalu ia selalu di bodohi, kali ini, Naninna akan bersikap lebih tegas dan dewasa. Matthew bukanlah prioritasnya sekarang, karena Tuhan masih bersikap baik padanya, Naninna akan memanfaatkan kehidupan keduanya sebaik mungkin.

"Mulai sekarang, kalian aku pecat. Kalian tidak perlu repot-repot lagi melayaniku dengan kesetiaan yang penuh dengan kepura-puraan itu."

Dara dan Naya lantas langsung bersujud dengan tubuh gemetar. Berharap majikannya mau berbelas kasih dan memberinya kesempatan kedua. Tapi Naninna langsung mengalami kepanikkan hanya karena perbuatan mereka di masa lalu. Jika saja mereka sebagai pelayan masih tahu diri dan tidak menuduhnya secara terang-terangan, mungkin ia masih memaafkannya meskipun ada rasa kebencian pada diri mereka.

Namun Naninna tidak ingin mengalami kematian tragis dan tidak adil untuk yang kedua kalinya, setidaknya keluarganya harus mengalami kematian dengan akhir yang bahagia kan? Maka dari itu Naninna harus bertindak lebih cepat sekarang.

"N-Nona, maafkan kami, maafkan kami! Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kami juga akan lebih teliti dan rajin sebagai pelayan Nona."

"Kalian fikir, alasanku memecat kalian hanya karena kalian berdua tidak merawatku selama diriku sakut, iya?"

Ucapan Naninna lantas membuat Dara mendongak dengan tatapan ketakutan di iringi keheranan. Jika dirinya di pecat bukan karena hal itu, lantas apa yang membuat majikannya harus mengatakan kalimat yang akan membuat dirinya menjadi jatuh miskin lagi dan tidak mempunyai tempat tinggal? Naya di sebelahnya yang sedari tadi diam kini memberanikan diri untuk bertanya namun pandangannya enggan untuk berpaling dari keramik putih di bawahnya.

"Ji-jika bukan karena hal itu, lantas hal apa yang sampai membuat Nona marah dan memecat kami tanpa alasan?"

"Naya kau-"

"Apa ya?" Dara menegurnya saat melihat tatapan dingin dari majikannya itu. Naya ini, mengapa dia begitu berani sekali mengutarakan pertanyaan yang sanggup membuat dirinya kehilangan pekerjaannya itu? Namun Naninna tidak mempermasalahkannya. Dirinya bahkan menikmati setiap momen pada wajah para pecundang di depannya. "Mungkin... karena kalian memang tidak sungguh-sungguh melayaniku?"

Naninna tertawa keras.

Suaranya menggema hingga keseluruh isi rumah. Namun kali ini yang terdengar bukanlah tawa jahat ataupun hinaan, tapi tawa kepedihan yang untuk pertama kalinya mereka dengar.

"Hati manusia itu tidak sda yang tahu. Siapa tahu kalau sebenarnya kalian yang tidak pernah setia padaku lalu beralih majikan pada perempuan rubah itu kan? Maka dari itu aku telah mempersiapkannya matang-matang. Bahwa aku harus menyingkirkan hama sebelum mereka semakin menjalar hingga membuat kerusakan pada tanaman berikutnya."

Dara dan Naya menegang.

Kali ini, majikannya tidak main-main dengan ucapannya. Mereka benar-benar akan berakhir mengenaskan dan terlantar di jalanan tanpa adanya tempat tinggal lagi. Tapi maksud dari perkataannya tadi apa? Siapa perempuan rubah yang di maksud majikannya itu?

1
IndraAsya
👣👣👣
Eonjin♤
Bravo, thor! Karanganmu berhasil membuatku menangis dan tertawa pada saat yang sama.
彡 Misaki ZawaZhu-!
Bikin nagih 😍
Desi Oktafiani
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!