Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Aron
Via menarik nafas berat, "Vegam, kapan kau akan menikah, nak? Usia mu sudah hampir 31 tahun. Tapi belum menikah juga," tanya Via pada putranya yang sedang duduk santai.
"Suruh saja putra kesayangan mama menikah dulu, bukankah mama sering memprioritaskan dia?" Jawab Vegam terdengar sedang menyindir.
"Apa maksud mu, Vegam? Mama itu sayang sama kalian berdua. Aron itu lebih mudah dari mu, seharusnya kamu yang bersikap dewasa," tegur mama Via.
"Iya, karena mama sering memanjakannya. Akhirnya dia jadi anak yang tidak tahu berterima kasih. Juga tidak tahu malu cuma menumpang hidup mewah dengan harta peninggalan almarhum ayah ku," ucap Vegam mulai terpancing emosi lagi setiap kali membahas yang menjurus ke Aron.
"Vegam! Jaga ucapanmu!" Bentak mama Via yang menggelegar di ruangan.
Vegam berdiri dengan mata berkaca-kaca. "Inilah alasan kenapa aku tidak ingin pulang. Aku hanya bagaikan orang asing di keluarga ini. Mama tidak bisa adil sama aku. Perhatian mama semua sudah teralihkan ke Aron. Mama lupa kalau mama masih punya seorang putra yang masih butuh cinta mama."
Vegam menitikkan air mata. Kemudian mengusapnya cepat. Ia juga melangkah pergi tanpa sepatah kata lagi.
Via menangis melihat putranya pergi meninggalkan rumah. Padahal dia masih sangat merindukan Vegam. Namun Vegam yang sudah terlanjur sakit hati dengan semua sikap Via karena sering mendahulukan Aron dibandingkan dia. Vegam tidak perduli dan tetap berlalu pergi.
Mama merindukan mu, nak. Kenapa kamu tidak membiarkan mama melepaskan rindu mama dulu. Batin Via.
Dasar kakak gila! Batin Aron menghampiri Via.
"Sudah, ma. Tidak usah di tangisi anak tidak tahu diri itu." Aron membawa mama Via ke kamarnya.
Di luar Vegam berpapasan dengan suami ibunya. Suami ibunya tersenyum seperti sedang merendahkan Vegam.
"Enak ya, hidup dengan harta berlimpah tanpa capek-capek usaha dari nol." Sindir Vegam tersenyum miring dan berlalu pergi.
Wajah pria paruh baya itu mengeras saat Vegam menyindirnya tepat ke jantung.
Ingin sekali aku mencabut nyawa anak itu! Mengepalkan tangannya dengan erat.
Daris menghubungi seseorang.
"Hello."
"Cari tahu, dengan wanita siapa Vegam berhubungan sekarang. Aku akan memperalat wanita itu untuk membunuh Vegam," perintah Daris.
"Tapi, Tuan. Harta masih sepenuhnya atas nama Tuan Vegam, anda yakin ingin membunuhnya?"
"Aku tidak peduli! Aku hanya ingin dia segera mati!"
"Baik, Tuan."
Tit
Lihat saja. Sampai di mana kekuasaan mu bisa melindungi nyawa mu. Batin Daris tersenyum tak sabar ingin mencabut nyawa anak tirinya.
**
Tok tok
Cklek
"Dokter, ada seseorang ingin bertemu dengan anda, dokter," ucap seorang suster.
"Siapa?" Tanya Aron.
"Saya." Dave tiba-tiba menyelonong masuk ke dalam ruangan Aron.
Ternyata Aron sengaja datang untuk bertemu dengan dokter Aron.
Aron tersenyum tanpa ada rasa takut melihat kedatangan Dave.
"Tuan Dave?" Aron melibas tangan meminta suster keluar.
"Siapa yang menyangka kalau aku kedatangan tamu terhormat. Ada keperluan apa anda datang mencari saya? Anda ingin mengubah wajah anda?" Tanya Aron tanpa memudar senyumannya.
Bugh!
Sebuah bogem mentah mendarat di pipi Aron.
Dave menarik kerah baju Aron. "Katakan! Ada hubungan apa kau dengan istriku!" Tanya Dave murka.
Aron tertawa mengusap darah dari bibirnya.
"Kenapa kau tidak tanya dengan sahabat mu? Kalian kan sahabat baik? Mana mungkin dia membohongimu kalau istri mu selingkuh dengan ku. Secara kan kak Vegam itu kakak tiri ku," Aron sengaja menciptakan api permusuhan di antara Dave dengan Vegam.
Dave terkejut mendengar satu fakta kalau Aron ternyata adik tiri Vegam.
Bagaimana dia bisa tidak tahu? Sedangkan Dave sudah mengenal Vegam dari masih SMP lagi.
"Apa maksud mu?" Tanya Dave.
"Kau tahu? 2 tahun yang lalu, aku pernah melihat istri mu berada di hotel bersama Vegam," ucap Aron meracuni pikiran Dave.
"Jangan membuat fitnah kamu!"
Aron mendorong Dave untuk menjauh kemudian mengambil beberapa foto yang terlihat di mana ada Lusia bersama Vegam dalam foto tersebut.
Benar saja. Dalam foto-foto tampak Vegam membantu Lusia turun dari ranjang hotel.
Di foto itu, Lusia juga terlihat sedang memeluk Vegam.
Rahang Dave mengeras. Matanya memerah murka mengetahui ternyata selama ini Vegam mengkhianatinya.