NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: tamat
Genre:Suami ideal / Ibu Pengganti / Keluarga / Duda / Anak Genius / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

•••

Mohon dengan sangat untuk tidak boomlike karya ini. Author lebih menghargai mereka yang membaca dibanding cuma kasih like tanpa baca. Sayangi jempolmu. 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 29 — Membuat Keputusan

Zein langsung menghambur ke dalam pelukan sang nenek begitu sampai di rumah. Karina menangis haru saat akhirnya Zein ditemukan. "Ya ampun cucu grandma akhirnya pulang," kata Karina sambil memeluk Zein dan mencium pipinya berulang kali.

Di sampingnya, Kailash berdiri menatap keduanya dengan datar, melirik sang cucu selama sesaat Kailash kemudian memfokuskan pandangannya pada Davira.

Perempuan itu, tersenyum kaku tatkala tahu dipandang dengan begitu tajam oleh mertuanya. Perasaannya mulai tak enak saat ia merasakan sosok pria tinggi tegap itu menghampirinya. Davira tak akan berbohong bahwa ia sedikit merasa takut juga segan dengan sosok mertuanya itu.

Kavindra yang sadar dengan situasi langsung berdiri di antara mereka sementara Ravindra beranjak mengajak Karina dan Zein untuk naik ke atas. Atmosfer di ruang tamu berubah tegang seketika.

"Kau sama sekali tidak becus menjaga anak," tuduh Kailash dengan tajam tanpa memedulikan perasaan Davira.

Davira meremas kuat ujung kelinan bajunya, lidahnya terasa kelu dan kerongkongannya terasa tercekat.

"Apa kau sadar bahwa kau sudah sangat ceroboh?" Kailash kembali berkata dengan menusuk.

Memang benar bahwa ia sudah ceroboh dengan membiarkan Zein sendirian waktu itu dan meninggalkannya tanpa pengawasan. Menundukkan kepala semakin dalam, Davira kian larut dalam kesalahannya.

"Pa, aku mohon jangan tuduh Davira seperti itu, ini semua bukan sepenuhnya kesalahan istriku." Dengan berani Kavindra membela sang istri dengan menariknya ke belakang punggung. Menghindarkan Davira dari tatapan menusuk dari sang komisaris.

"Jangan terus membelanya, Kavindra!" bentak Kailash murka. Tatapannya benar-benar tak bisa dibantah, bahkan nada suaranya meninggi, menunjukkan wibawa diri.

"Kavindra memang harus membela istri Kavindra, Pa. Dan aku mohon dengan sangat, Papa jangan melampiaskan semuanya kepada Davira."

Urat rahang Kailash menegang. "Jika dia sungguh-sungguh bisa menjaga anak, Zein tidak akan mungkin sampai bisa diculik!" Pria tua itu tetap kukuh pada pendiriannya.

"Zein tidak diculik, Pa. Ini semua adalah rencana jahat Lauren yang ingin memisahkanku dari putraku sendiri," kilah Kavindra masih berusaha membela sang istri.

"Mas, cukup." Davira menyela, memegang lengan Kavindra, ia meminta izin untuk berbicara dengan Kailash.

Melangkah maju sedikit, Davira memberanikan diri untuk mengangkat pandangannya dan memandang Kailash dengan hormat. "Sebelumnya mohon maafkan saya, Davira akui bahwa saya telah lalai menjaga Zein."

"Bagus kalau kau sadar akan kesalahanmu," sela Kailash dengan angkuh. Ia alihkan pandangannya ke arah lain, enggan menatap Davira. Entah karena apa, ia merasa harus membenci perempuan yang berbeda level dengan keluarganya itu.

Menarik napas panjang, Davira menyusun kata demi kata sebelum akhirnya berkata dengan tegas. "Karena ini adalah kesalahan saya, saya siap menerima hukuman apapun dari Komisaris."

"Davira!" sentak Kavindra, tak percaya dengan apa yang diucapkan istrinya itu. "Apa yang kau katakan? Ini bukan salahmu!"

Kailash tersenyum miring, merasa senang karena akhirnya perempuan desa itu bisa tunduk kepadanya. "Baiklah, sebagai hukumannya, kau tidak boleh lagi bekerja. Kau harus fokus menjaga cucuku Zein!"

Setelah mengatakan hal itu, Kailash langsung pergi ke lantai atas, menyusul Karina dan juga Zein tanpa memedulikan seperti apa keadaan dan perasaan menantunya.

"Papa! Papa tidak bisa melakukan hal itu kepada Davira! Papa! Papa dengar tidak?" cecar Kavindra menyusul langkah besar Kailash.

Namun, Kailash seolah tak mendengarnya, ia terus saja berjalan naik. Bersikap bodo amat dengan semua panggilan dari putra sulungnya itu. Keputusannya sudah bulat dan Kavindra sekalipun tak akan bisa menggugatnya.

Sedangkan di ruang tamu, Davira hanya mematung. Ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Kailash padanya. Air matanya kembali turun seiring dengan langkah kakinya yang terasa lemah.

Ravindra yang melihat kakaknya pun merasa tak tega. Ia merasa bahwa tidak seharusnya Davira menerima hal itu, apapun yang terjadi hari ini bukanlah kesalahan kakak iparnya. Akan tetapi, ia pun tak bisa melakukan apapun untuk membantu.

•••

Menangis sendirian di kamar, Davira merasa sedih atas apa yang terjadi pada Zein. Berkali-kali kata seandainya muncul di benaknya, jika saja ia bisa lebih memerhatikan Zein saat itu, putranya mungkin tidak akan dibawa pergi oleh perempuan bernama Lauren.

Apalagi saat mengingat kejadian di mana Lauren hampir saja menampar Zein, hati Davira sungguh terasa sakit. Bagaimana mungkin seorang ibu yang melahirkan putranya sendiri bisa tega memukul anaknya? Davira benar-benar masih tak habis pikir.

Di sela-sela itu, ia dengar pintu kamarnya diketuk. Melihat ke arah pintu kamar yang terbuka, Davira cepat-cepat mengusap pipinya yang basah ketika tahu siapa yang datang.

"Mamaaa!" Zein langsung menghamburkan diri ke dalam pelukan Davira.

Davira balas memeluk anak kecil itu dengan perasaan yang campur aduk antara bahagia juga sedih. Ia bahagia karena akhirnya bisa memeluk anak kecil itu lagi. Meski baru berpisah hanya beberapa jam, Davira tak bisa menyembunyikan kerinduannya pada Zein.

"Zein diam di sini sama Mama, ya. Ingat, kan, apa yang tadi Papa katakan?"

Zein mengangguk, tentu saja ia ingat apa saja yang dikatakan Kavindra padanya. Bahwa ia harus dekat-dekat dengan Davira, jangan meninggalkannya sendirian dan berusaha untuk menghibur sang mama, meski seharusnya Zein yang mendapat penghiburan.

"Bagus, anak pintar. Papa harus bicara dulu sama grandpa, Zein jaga Mama baik-baik di sini, oke?" kata Kavindra lagi mengingatkan anak kecil itu.

"Iya, Papa. Sana, sana, jangan ganggu kami, oke?!" Zein beranjak untuk menutup pintu kamarnya, meminta sang papa untuk lekas pergi dari sana. Davira terkekeh pelan melihat interaksi ayah dan anak itu.

"Zein rindu sama Mama," aku anak kecil itu sekembalinya, ia langsung naik ke pangkuan Davira dan memeluknya selayaknya seorang anak yang merindukan ibunya.

"Mama juga, Mama kangen banget sama Zein." Davira balas memeluk punggung Zein sambil mengusapnya pelan. Davira tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Zein diculik dan tak bisa ditemukan.

"Perempuan itu bilang dia ibu Zein, tapi bagi Zein, cuma Mama Davira seorang yang bisa jadi mama. Perempuan itu jahat, Ma. Dia bentak-bentak dan paksa Zein."

Davira tertegun mendengar cerita Zein. "D-dia bentak-bentak Zein? Zein ada yang terluka gak, Nak? Ya Allah, maafkan mama ya Zein. Maaf karena mama sudah mengabaikan Zein di sekolah."

Tak dapat menahan pilu yang bersarang di hati, Davira kembali memeluk Zein dengan erat. Ia masih menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu. Davira berpikir jika saja ia tidak terlalu sibuk dengan urusannya, Zein pastilah tidak akan mendapatkan perlakuan buruk itu.

"Gak apa-apa, Mama. Sekarang kan Zein sudah pulang. Mama pasti akan menyayangi Zein, kan? Mama gak akan jahat kayak ibu itu, kan?" tanya polos Zein yang langsung diangguki Davira dengan mantap.

Apapun yang terjadi di masa depan, ia akan lebih memprioritaskan Zein dibanding dengan dirinya sendiri. Semata karena anak kecil itu adalah dunianya sekarang.

Davira kembali berpikir. Mungkin ini adalah keputusan yang tepat. Sudah saatnya aku fokus mengurus suami dan putraku. Benar, sudah seharusnya aku meninggalkan karir dan fokus menjadi ibu rumah tangga yang baik.

1
Windy_days
*is
Windy_days
pake *Ask aja gpp kak
Windy_days
*so, can you introduce yourself?
Engkar Sukarsih
semangat terus Thor 🥰🥰🥰
Engkar Sukarsih
mantap davira...biarlah mereka sibuk ngegibah🤬🤬🤬 nanti juga mereka bakalan cape sendiri 😌😌😌😌
Siti Sopiah
kalau perangai bapak nya yg sombong keras kepala .sampai matipun anaknya gak laku
Siti Sopiah
dah tua bangka tak ingat mati khailas .sombong nak mampus.
Siti Sopiah
alahai paling jg.maknya si Zul Zul tu😄😄😄
Kukun Sabarno
semoga ada keajaiban Allah Maha membolak balikkan🙏
Mama Gezkara
do you know guys
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Mama Gezkara
waahh...itu fikiran yg salah loh Bu ...
itin
davira klo anak sulung berarti punya adek kan ya tp kok ga pernah di up ya. atau davira sebenarnya anak tunggal?
itin
terkadang jodoh datang sekaligus anaknya....... dan agak cukup rumit ya davira yang tak wanita sempurna ditambah calon ayah mertua bandit banget.
tapi ya itulah takdir yang kadang ga bisa ketebak alurnya
itin
ga banyak mertua seperti mama karina. biasanya kita manusia lebih dulu menghakimi baru pun mencari tau alasan ada apa dibalik kesulitan dari orang tersebut. beruntung kamu davira
itin
owhh begitu ternyata keadaannya makanya diending 🤭🫣 (opps ketahuan deh lompat lgsg diakhir) mereka tetap bertiga davira ga ada anak dari hasil pernikahannya dgn kavindra.
sungguh kurg apdol sebenarnya krn lauren msh hidup yg bisa aja merusuh sampai akhir kecuali duda dtinggal mati istri.
itin
pertamakalinya ending utk pemeran utama wanitanya ga dapat bonus anak. kirain davira dikasih anak dari pernikahannya dgn kavindra
Lena Sari
akhirnya Agus dapat karmanya jga d hajar massa,biasanya Bu Rika,davira yg pukulin Agus,hmm ..enak nggak Gus d pukulin
Mardianik Anik
ihh... siapa wali nikahnya Thor?
Saya Sayekti
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!