Tiba-tiba saja Alexa menghilang di hari pernikahannya, daripada malu baik pihak laki-laki dan perempuan sepakat menikahkan Gavin dengan Anjani. Anjani sendiri merupakan kakak dari Alexa, tetapi Gavin tidak mencintainya dengan alasan usia yang lebih tua darinya. Selisih usia mereka terpaut 6 tahun, Gavin selalu berlaku kasar.
Suatu hari Alexa kembali, ia ingin kekasihnya kembali. Gavin sendiri sangat senang, mereka berencana mel3nyapkan Anjani? Berhasilkah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dollar Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Mobil Gavin masuk ke dalam garasi, kemudian ia keluar. Baru saja membuka pintu, sudah ada yang menyiramnya pakai air bekas pel.
"Puas banget!" ucap Anjani.
Gavin menyeka air kotor itu dari wajahnya, ia mencium bau yang tidak sedap.
"Apa-apaan ini!" kesal Gavin.
"Selamat datang, Pak Gavin!" ucap Anjani.
"Apa-apaan kamu ini, wanita tua!" marah Gavin.
"Saya hanya ingin membalas semua kelakuan kamu sudah mengadu ke mama," ucap Anjani, "nggak tahu malu banget yah, bilangnya saya ngegoda kamu, ya ampun ... segitu pengennya dibela. Pak Gavin, kita bisa kok, pisah malam ini juga. Lagian, mana mungkin saya jatuh cinta sama kamu. Coba aja waktu nggak terima permintaan Papa Romi, saya nggak akan hidup dengan pria yang tak berguna!"
Gavin langsung marah dan mendorong Anjani, "Kamu jangan keterlaluan yah!"
Anjani kemudian berdiri lalu menatap Gavin dengan tajam, "Kamu pikir saya takut!"
"Nantang saya kamu," ucap Gavin langsung menggulung lengan bajunya, "mau cari mati!"
"Cihh!" decih Anjani.
Saat Gavin sudah siap ingin menampar Anjani, tiba-tiba ada yang menegur.
"Gavin!" teriak seseorang. Tentu saja membuat Gavin berhenti dan menoleh, begitu juga dengan Anjani.
"Mama," ucap Gavin.
"Mama," gumam Anjani pelan.
"Jadi ini kelakuan kamu selama ini sama Anjani," ujar Tania.
"Ini nggak seperti yang Mama bayangin," jawab Gavin.
"Kamu jangan bohong, Mama udah denger semuanya. Anjani, kenapa kamu marah sama Gavin? Tolong jelasin ke Mama," pinta Tania.
"Kalau Mama mau tahu bisa-" ucap Anjani langsung dipotong oleh Gavin.
"An, bisa diam nggak!" kesal Gavin.
"Kamu yang diam!" tekan Tania.
"Tapi, Ma," ucap Gavin lagi.
"Diam!" bentak Tania dan Gavin pun terdiam, "sekarang ngomong sama Mama, Anjani."
"Ya udah kalo Mama mau tahu, jadi gini ...." Anjani menceritakan dari awal sampai akhir Tania sangat terkejut. Ia langsung menatap Gavin dengan tajam.
"Memalukan!" maki Tania.
"Apa sih, Ma," ucap Gavin.
"Kamu bikin malu!" sahut Tania sambil menunjuk.
"Ma, saya nggak pernah mencintai Anjani!" tekan Gavin.
"Tapi dia wanita yang baik untuk kami," ucap Tania.
"Enggak, saya nggak cocok sama wanita tua kayak Anjani!"
"Jaga mulut kamu!" bentak Tania.
"Mama membentak saya hanya karena wanita ini!" ucap Gavin sambil menunjuk Anjani.
"Jaga sikap kamu, Gavin!" marah Tania.
"Ma, sudah," tegur Anjani. Tetapi itu membuat Gavin semakin marah.
"Kamu sengaja kan, p3lacur!" maki Gavin, "jawab! Kamu sengaja biar saya marahan sama Mama!"
"Jaga ucapan kamu kalau bicara sama saya," ucap Anjani.
"Apa!" tantang Gavin, "kamu itu cuma wanita tua, p3lacur, suka fitnah orang, bahkan waktu sekolah dulu sering bully anak orang! Wanita kayak kamu nggak pantas jadi istri saya," sahut Gavin.
Satu tangan melayang di pipi Gavin, bukan Anjani yang menampar tetapi Tania.
"Ma," ucap Gavin terkejut. Ini pertama kalinya sang mama menampar dirinya.
"Ucapan kamu sudah keterlaluan, minta maaf sama Anjani!"
"Enggak!"
"Minta maaf, Gavin!"
"Enggak Ma, kalau saya bilang enggak, ya enggak!"
"Kamu keras kepala!"
"Mama sudah tahu saya keras kepala, ini semua karena papa! Seandainya hari itu Alexa nggak hilang, saya nggak akan nikah sama wanita tua ini!"
Anjani sudah jengah mendengar kalimat wanita tua di telinganya.
"Huhh ...." ucap Anjani mengeluarkan napasnya, Tania yang melihat jadi khawatir.
"Anjani, kamu nggak papa?" tanya Tania.
"Saya nggak papa, Ma," sahut Anjani.
Gavin yang melihat itu jadi cemburu, sebenarnya yang anak kandung itu siapa.
"Kamu tuh licik!" ucap Gavin, "bahkan Mama saya aja kamu rebut."
"Saya nggak rebut Mama," sahut Anjani.
"Cihh, terserah!" kesal Gavin langsung meninggalkan mereka berdua.
"Gavin," panggil Tania tetapi diabaikan begitu saja, "ish, dasar anak itu!"
"Ma, sudah!" ucap Anjani menegur.
"Habisnya Mama kesel, An," sahut Tania.
"Iya, saya tahu. Kenapa Mama kesini, bukannya tadi udah pulang yah."
"Mama tadi sebenarnya mau pulang tapi pengen ke rumah kamu."
"Tapi ini udah malam, Ma."
"Mama kesepian," lirih Tania.
"Emang Papa Romi kapan pulangnya?" tanya Anjani.
"Nggak tahu," sahut Tania.
"Owh, ya udah Mama nginap di rumah ini. Ayo masuk, biar saya tunjukin kamarnya."
"Iya."
Anjani mengajak mertuanya tidur di kamar tamu, "Ini kamar tamu, kalau ada apa-apa panggil saya aja."
"Kalian nggak ada ART?" tanya Tania.
"Ada kok," sahut Anjani.
"Tapi kok, Mama nggak lihat yah."
"ART disini datang jam 6 pagi dan pulang jam 5 sore, tugasnya cuma bersih-bersih."
"Owh ..."
"Ya udah kalau gitu, saya keluar dulu, Ma."
"Iya."
Anjani pun ke kamarnya, sedangkan Gavin membanting ponsel setelah anak buahnya yang bertugas untuk mencari Alexa mengalami kecelakaan.
( "Sial!" batin Gavin, "kayaknya aku harus ke desa itu." )
Lalu Pak Johan termangu di ruang tamu, ia memikirkan perkataan Dara.
( "Apa benar Alexa seperti itu?" batin Pak Johan bertanya-tanya. )
Bu Davia yang baru keluar dari kamar melihat suaminya termangu seperti itu jadi penasaran dan cemas.
"Mas," panggil Davia.
Johan menoleh ternyata istrinya, "Iya."
"Kamu kenapa?" tanya Davia kemudian duduk samping Johan.
"Nggak papa," sahut Johan.
"Jangan bohong sama aku."
"Aku lagi banyak pikiran aja."
"Ini soal Alexa yah," ucap Davia menebak.
"Iya, belum ada tanda-tanda. Aku jadi khawatir sama Alexa," sahut Johan.
"Aku juga khawatir, Mas," imbuh Davia sedih.
"Oh ya, kamu ada ke rumah Anjani sama Gavin belum?" tanya Johan.
"Umm, udah. Tumben Mas nanyain itu," sahut Davia dengan heran.
"Ya nggak papa sih, tanya aja. Udah malam, kita tidur aja."
"Iya, Mas."
Lalu Gavin merasa sangat sakit hati dengan Anjani, ia pun diam-diam ke kamarnya. Anjani terkejut saat pintu di dobrak oleh Gavin, "Kenapa masuk?"
Wajah Gavin sangat beringas, ia langsung maju tanpa kata-kata. Anjani sudah mulai waspada, "Mau ngapain?" tanya Anjani melihat Gavin mendekat.
"Dasar wanita tua!" maki Gavin menc3kik leher Anjani sampai jatuh ke kasur.
"Gav-" ucap Anjani berusaha menyelamatkan diri.
"Mati kamu wanita tua!" ucap Gavin semakin kuat m3ncekik Anjani. Disisi lain, tangan Anjani berusaha meraih vas bunga dan memukvlkannya ke kepala Gavin sampai berdarah. Baru Anjani terlepas dari c3kikan Gavin, melihat Gavin tidak seimbang berdiri. Dengan cepat Anjani menendang Gavin dari belakang sampai jatuh tengkurap, baru ia menginjak punggungnya.
"Kamu jangan cari masalah sama saya, Gavin! Ini cara yang pengecut, kamu berusaha membunuh saya, bener-bener pengecut! Oh ya, gimana rasanya mencicipi perawan?" tanya Anjani dan itu sukses membuat Gavin terkejut. "Hey, Gavin, kamu sama Alexa itu sama-sama mur4h! Usia masih muda tapi sangat mur4h! Apa Papa Romi tahu kalau anaknya ini sudah men0dai gadis muda saat SMA, bahkan berlanjut ke bangku kuliah! Saya tahu semua kebusukan kamu dan Alexa, lalu bay1 yang kalian kubur di belakang sekolah itu anak siapa? Jangan sampai saya membagikan video waktu kalian membuatnya di gudang kosong, sekolah? Apa jadinya Mama Tania tahu hemm? Semua bukti kejahatan kamu dan Alexa ada pada saya, jadi jangan sembarangan mencari masalah. Kamu mencoba meminta perlindungan dari Mama Davia kan. Kalau begitu saya juga sama, mencari perlindungan ke Mama Tania. Besok saya akan pindah dari rumah sialan ini, biar enggak melihat wajah menjijikkan yang mirip kamu!" Anjani berdiri dan mengusir Gavin dari kamarnya. Dengan muka berd4rah, Gavin berjalan pinc4ng ke kamarnya. Ternyata di sisi lain ada yang bersembunyi, Tania sudah mendengar semuanya.
( "Gavin, kamu melakukan itu Nak?" batin Tania menitikkan air matanya, "aku harus tanya sama Anjani langsung." Tania tidak langsung menanyakannya karena sudah malam, besok ia akan mencari waktu tepat untuk berbicara dengan Anjani. )
BERSAMBUNG
luar binasa Gavin ini
bener2 penjahat kelamin
😡😡😡😡
semoga datang karma pada mereka..
Anjani aja gak pernah gangguin hidup mu...kamu aja yang tiap hari usil...
orang ketus mank harus dibalas ketus 👍👍👍