Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjaga Jarak
"Wah suami adik tampan sekali hari ini". puji wanita bercadar yang ada dibelakangnya Zayn sekarang.
Pria itu tersenyum hangat, lalu memeluk istrinya dengan begitu lembut sesekali ia membubuhkan kecupan mesra dipuncak kepala sang istri.
"Mulai hari ini Abang akan mulai mengajar dikampus sembari melanjutkan S2 disana". jelas Zayn lembut.
"Abang yakin itu tidak akan membuat Abang terlalu sibuk nantinya. Sebab Abang sendiri masih sibuk mengemban tugas sebagai wakil ketua yayasan dipesantren kita". sela Asyifa sembari mendongak.
"Insya Allah, Abang akan membagi waktunya sebaik mungkin dik. Aku hanya perlu dukungan dan doa dari istri Abang yang cantik ini". ujar Zayn lembut dengan sedikit memberi pengertian pada istrinya.
"Kenapa tidak mengajar di pesantren kita saja"?
"Maaf dik, ilmu agama Abang masih sangat rendah. Makanya Abang ingin melanjutkan kuliah lagi".
"Hmm, baiklah kalau memang itu pilihan Abang". jawab syifa dengan sedikit unsur terpaksa.
"Ahh .. Iya dik ada yang ingin Abang bicarakan"?
"Ada apa katakanlah"?
"Hmm, kemarin keluarga besar menanyakanmu"? ucap Zayn dengan sedikit ragu.
"Lalu"?
"Kira-kira kapan kita bisa menginap dirumahnya mommy dan daddy? mereka berdua ingin sekali kita menginap disana dik, sudah 3 tahun kita menikah tapi adik belum pernah sekalipun menginap dirumah kedua orang tuaku. Abang jadi tidak enak sama semuanya, karena selalu memberi alasan klasik pada mereka". ungkap Zayn dengan nada serendah mungkin, ia tidak ingin ada perdebatan antara dia dan juga istrinya. Hal seperti ini sering kali terjadi setiap Zayn baru pulang dari rumah orang tuanya.
Syifa melepaskan pelukannya, lalu duduk disisi tempat tidur. Ia nampak terlihat berpikir sejenak.
"Abang tahu kan, alasanku mengapa tidak ingin menginap disana karena apa? keluargamu terlalu modern bagiku Bang, apa lagi panggilan kedua orang tuamu tidak cocok di lidah adik Bang".
"Sedangkan Syifa hanya orang kampung yang minim pendidikan, Aku hanya seorang ibu rumah tangga bukan wanita yang cerdas seperti keluarga Abang".
"Mommy dan Daddy tidak pernah masalah dengan status sosialmu dik, apa kedua orang tuaku pernah menyinggungmu selama kita menikah"? tanya Zayn.
"Tidak pernah, hanya saja Aku kurang nyaman berada didekat mereka Bang". jawab Syifa pelan.
"Kamu bisa menganggap mereka layaknya orang tua adik sendiri, dan memanggil mereka dengan Abah dan ummi. Bukankah Abang juga ikut memanggil kedua orang tuamu dengan Abah dan ummi? Alhamdulillah Abang sudah terbiasa sekarang".
"Maaf Bang, Syifa belum siap. Lagian kita juga sudah punya rumah sendiri dijakarta, alangkah baiknya kita sedikit menjaga jarak dari mereka. Bukankah kalau jauh terasa wangi dan jika terlalu dekat terasa bau". bantah Syifa dengan pelan.
"Apa maksudmu dengan menjaga jarak Syifa? mereka adalah orang tuaku, bukan orang lain".
"Sampai kapan Kau akan bersikap seperti ini? Bahkan kedua orang tuaku saja tidak pernah sekalipun membicarakan keburukanmu Syifa". namun ucapan itu hanya bisa disampaikan Zayn dalam lubuk hatinya paling dalam.
Zayn hanya menghela nafasnya berat, entah kenapa dengan istrinya ini. Semenjak menikah, Syifa belum sekalipun menginap dikediaman kedua orang tuanya bahkan untuk sekedar mampir pun sangat jarang. Zayn sendiri tidak tahu apa alasannya, mengapa Syifa punya pikiran sesempit ini pada keluarganya. Padahal kedua orang tua Zayn, sangat menyayangi Syifa layaknya pada putri mereka sendiri.
Asyifa adalah anak salah satu kyai yang ada di pesantren milik Ayyura, kedua orang tuanya diberi amanah untuk menjaga dan mengurus pesantren. Semenjak Malika dan Ray kehilangan putri mereka, membuat perjodohan antara Zayn dan Azura terpaksa dibatalkan. Sampai akhirnya Zayn berniat untuk belajar dipondok selama 6 tahun, dan akhirnya Allah mempertemukannya dengan Syifa gadis yang lemah lembut sesuai kriteria idamannya Zayn.
Mereka berdua sama-sama jatuh cinta, sampai akhirnya kedua orang tua mereka menyadarinya. Zayn pun akhirnya meminta izin pada kedua orang tuanya untuk menikahi Syifa, Ayyura sempat ingin menolaknya, karena dia hanya ingin Zura yang akan menjadi menantunya kelak. Namun itu pilihan Zayn, dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya.
Zayn dan Syifa sudah menikah selama 3 tahun, namun sampai saat ini, Allah belum memberikan mereka keturunan. Sudah segala cara mereka lakukan, termasuk pengobatan medis dan alternatif, semuanya sudah mereka coba ikuti, tapi takdir baik masih belum berpihak pada mereka.
*
*
*
Sejak pagi sampai sore ini, Zayna sibuk di ruang iGD yang tidak pernah ada kata sepi. Bahkan Zayna sendiri tidak ada waktu untuk beristirahat sebentar saja, pasalnya Dokter Anya sengaja memberi tugas yang banyak pada Zayna di hari pertama kerjanya.
"Dokter Zayna, anda belum makan sejak pagi tadi". ucap salah satu perawat disana.
"Tidak masalah sus, sebentar lagi jam pulang juga. Aku akan makan dirumah saja nanti". jawab Zayna.
"Tapi, wajah Dokter kelihatan lelah sekali".
"Jangan manja deh, semua orang yang bekerja di Instansi Gawat Darurat semuanya merasa lelah. Bukan cuma dia aja, kalau gak sanggup pulang sana dan jangan pernah kembali lagi"! sela Dokter Anya.
Zayna hanya diam, dia malas sekali berdebat dengan Dokter sok berkuasa itu. Apalagi Zayna yang masih sakit hati dengan ucapan Zidan pagi tadi.
"Dokter Zayna, maaf anda dipanggil Professor Mike dan ditunggu di ruangannya sekarang". ujar salah satu rekannya sesama Dokter baru di UGD.
"Hmm, terimakasih Dokter Kana". jawabnya lembut.
"Sama-sama Dokter". sahutnya sembari tersenyum.
Dengan cepat Zayna mengambil tasnya dan berlalu pergi menuju ruangan Direktur Alana's Hospital itu.
"Dasar cewek caper, kita lihat saja nanti sampai kapan Kau akan bertahan dirumah sakit ini"!
"Aku akan membuatmu tidak nyaman dan menyerah menjadi seorang Dokter". gumam Anya pelan.
Sesampai diruangan pimpinan, Zayna pun mencoba untuk mengetuk pintu berapa kali.
Tok .. tok ..
"Masuk". sahut Mike dari dalam ruangannya.
Zayna pun masuk dengan wajah yang benar-benar lelah, apalagi dia belum makan apapun sejak pagi.
"Silahkan duduk Dokter Zayna". titah Mike kemudian.
"Apa benar Professor memanggil Saya"? tanyanya dengan pelan, tapi masih bisa didengar oleh Mike.
"Dokter Zayna, mulai besok Kamu tidak boleh lagi bertugas di Instansi Gawat Darurat". sentak Mike.
"Kenapa Professor"? tanya Zayna lirih.
"Pokoknya Kamu tidak diperbolehkan masuk ke ruang UGD lagi Dokter Zayna". ucap Mike tegas.
"Astaghfirullah ada apa lagi ini ya Allah". Batin Zayna.
Zayna terkejut mendengar hal itu, kenapa dia tidak boleh bertugas di ruang UGD lagi. Apa dirinya telah melakukan kesalahan? Apa dirinya di pecat? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai memenuhi isi otak dan kepalanya Dokter cantik tersebut.
Apa karena kejadian pagi tadi saat dikamar pasien. Sehingga membuatnya jadi tidak pantas melayani pasiennya, padahal yang salah adalah pasiennya bukan Dokternya. Andai Mike dan Alana tahu tingkah dan perilakunya Zidan ke Zayna seperti apa pasti mereka juga tidak akan menerimanya begitu saja.
Karena Zayna begitu dekat dengan Alana dan Mike. Karena mereka sendiri adalah sahabat seperjuangan mommy nya yang sedari masuk kuliah. Makanya ia tidak terlalu khawatir untuk memilih bekerja disini.
semoga Zayna bisa melewatinya.