Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Keesokan harinya dokter sudah memperbolehkan Luna untuk pulang.
Dokter meminta agar Luna untuk istirahat dan tidak boleh melakukan pekerjaan apapun.
Damian mengambil kursi roda agar Luna bisa duduk nyaman.
"Aku bukan orang lumpuh" ucap Luna yang tidak mau memakai kursi roda.
Luna sengaja berjalan cepat agar Damian tidak bisa mengikutinya.
"Luna jangan berjalan seperti itu, nanti perut kamu sakit lagi" ucap Damian.
Luna langsung menghentikan langkahnya dan menunggu Damian.
"Ayo kita pulang ke rumah" ajak Damian.
"Aku nggak mau, aku mau pulang ke rumahku sendiri "ucap Luna
Damian mengatakan kalau Papa dan Mama Luna sedang berada di luar negeri sehingga mereka mengunci semua pintu rumah.
"Ayo Luna kita pulang" Damian segera memanggil taksi dan ia meminta Luna untuk masuk ke dalam.
Damian mengatakan kalau sudah tidak tinggal di rumah Sebastian.
"Hahahah bagus dong kalau kamu diusir sama kakak kamu. Memang kamu pantas mendapatkannya" ucap Luna yang malah bahagia mendengar perkataan dari Damian.
Beberapa menit kemudian taksi berhenti di depan rumah yang sekarang ditempati oleh Damian.
Luna memandang dengan wajah jijik saat melihat rumah yang tidak seperti rumah kedua orang tuanya.
"Ayo kita masuk" ajak Damian.
"Masuklah sendiri, aku tidak mau tinggal disini" ucap Luna yang tidak mau masuk ke dalam rumah Damian.
Luna melihat kamar yang hanya memiliki tempat tidur yang ada di lantai.
"Aku tidak bisa tinggal di rumah jelek" ucap Luna yang masih berdiri di depan rumah Damian.
Tiba-tiba suara petir mulai terdengar dan menandakan akan turun hujan.
"Luna ayo masuk kedalam, mau hujan" ajak Damian.
Mau tidak mau Luna masuk kedalam dan ia melihat hanya ada satu tempat tidur dan itupun ada dibawah.
Damian meminta Luna untuk masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
"Aku akan tidur di kursi tamu saja, masuklah ke kamarmu" ucap Damian
"Kamar? Ini bukan kamar tapi kandang ayam " Luna tidak mau tidur jika kamarnya seperti ini.
Luna meminta uang kepada Damian agar ia bisa tidur di hotel.
Damian menggelengkan kepalanya karena saat ini ia hanya mempunyai uang sedikit dan uang itu untuk membeli bahan makanan.
Luna berdecak kesal saat mendengar perkataan Damian.
"Dasar lelaki m***n, kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Mas Sebastian" Luna membanding-bandingkan Damian dengan Sebastian yang kaya raya.
Mendengar perkataan dari istrinya Damian hanya tersenyum dan tidak marah.
"Doakan saja semoga suami ini bisa membahagiakan kamu" pinta Damian.
"Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa seperti Mas Sebastian yang kaya raya, mimpi apa aku sampai harus menikah dengan lelaki b***n"
Damian yang tidak mau tersulut emosi langsung merebahkan tubuhnya di atas kursi yang sangat keras sekali.
Luna yang jengkel langsung menutup pintu kamar dengan sangat kencang sekali. Ia tidak perduli jika pintu itu rusak.
Ia langsung menuju ke tempat tidur yang sudah dibersihkan oleh Damian.
Luna menangis sesenggukan karena ia masih tidak menyangka jika kehidupannya harus berubah seperti ini.
Ia harus mengubur rapat-rapat kenangan dimana ia akan bulan madu ke Paris bersama Sebastian.
"Aku akan membalas semuanya Damian, aku tidak perduli jika kamu sekarang sudah menjadi suamiku" ucap Luna sambil mengepalkan kedua tangannya.
Luna memukul-mukul perutnya agar mengalami keguguran.
Ia sangat membenci anak yang saat ini sedang ia kandung.
Mau tidak mau akhirnya Luna yang sudah mengantuk langsung memejamkan matanya.
Damian membuka pintu dan melihat istrinya yang sudah tertidur pulas. Ia menutupi tubuh istrinya dengan selimutnya.
"Aku janji akan membahagiakanmu" gumam Damian yang kembali keluar untuk tidur di kursi.
Keesokan paginya
Jam menunjukkan pukul empat pagi waktunya Damian untuk bangun.
Ia mengetuk pintu kamar Luna agar lekas bangun untuk segera melakukan sholat subuh.
"Sholat lah sendiri, jangan ganggu aku!" Luna kembali memejamkan matanya.
"Luna ayo kita sholat dulu" ajak Damian.
Luna yang masih mengantuk tidak menghiraukan perkataan suaminya dan ia memilih untuk kembali tidur.
Damian menghela nafasnya dan akhirnya ia melaksanakan sholat subuh sendiri tanpa istrinya.
Jam menunjukkan pukul enam pagi dimana Luna yang masih belum bangun juga.
Damian sudah menyiapkan nasi bungkus untuk istrinya dan ia meletakkannya di atas meja.
Kemudian ia menulis surat kepada istrinya dan memberitahukan kalau ia harus berangkat kerja.
Damian meminta Luna untuk tidak pergi kemana-mana.
Di dalam surat itu Damian memberikan sejumlah uang untuk istrinya.
Damian langsung berangkat kerja tanpa berpamitan kepada istrinya yang masih belum bangun juga.
Ia tidak mau jika terlambat masuk kerja karena bisa mendapatkan teguran.
Dua jam kemudian Luna membuka matanya dan ia melihat jam yang ada di ponselnya.
"Sudah jam delapan" Luna bangkit dari tempat tidur dan ia membuka pintu kamar.
Luna melihat tidak ada Damian yang ada di rumah sehingga ia bisa keluar dengan bebas.
Ia melihat nasi bungkus yang tadi dibelikan oleh suaminya.
"Dasar m***n! Masa aku dikasih makanan seperti ini. Nyebelin banget jadi orang" Luna tidak menyentuh nasi itu dan malah membuangnya ke tempat sampah.
Luna membaca surat yang ditulis oleh suaminya dan ia juga melihat beberapa lembar uang yang ditinggalkan oleh Damian.
"Sudah m***n banyak tingkah" Luna menyobek surat itu dan ia memutuskan untuk mencari makanan yang enak.
Luna memutuskan akan menghabiskan uang yang diberikan oleh Damian dan segera ia bersiap-siap untuk pergi mencari makan.
Tak lama kemudian ia berjalan keluar dan memanggil taksi untuk mengantarkannya mencari rumah makan.
"Aku akan mencari makanan yang enak" ucap Luna
Luna tidak memperdulikan jika Damian akan marah kepadanya karena memang itu tujuan Luna.
Luna ingin membuat Damian marah dan setelah itu Damian pasti akan menceraikannya.
Beberapa menit kemudian taksi berhenti di depan rumah makan yang diinginkan oleh Luna.
Luna segera masuk dan memesan makanan yang ia inginkan.
Pelayan yang disana sampai heran melihat Luna yang memesan begitu banyak.
Sambil menunggu pesanan datang ia membuka ponselnya dan melihat Sebastian yang mengirimkannya pesan yang berisikan ingin bertemu dengan Luna.
Ia meminta Sebastian untuk datang ke rumah makan yang sedang ia kunjungi saat ini.
Sebastian meminta Luna untuk menunggunya karena ia akan menuju kesana.
Luna langsung tersenyum bahagia saat membaca pesan dimana Sebastian akan menuju ke rumah makan.
"Luna!" panggil Sebastian yang baru saja sampai di rumah makan.
Sebastian langsung memeluk erat tubuh Luna dan ia meminta maaf karena sudah meminta untuk menunggunya.
Jantung Luna langsung berdetak kencang saat mantan suaminya memeluknya.
"Ayo kita duduk dulu Mas." ajak Luna.
Luna menggandeng tangan Sebastian dan mengajak untuk duduk bersama.
Ia tidak menyangka jika Sebastian masih mau menemuinya.