NovelToon NovelToon
Obsession With The Maid

Obsession With The Maid

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Pembantu
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: xxkntng

Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.

Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6.Dapur

"Di mana Shearen?" Sorot mata Figo menelusuri setiap sudut ruangan dengan tajam.

"Kenapa Tuan mencari Shearen?" Pertanyaan Elena sontak mendapat respons sinis dari Figo.

"Apakah Shearen melakukan kesalahan?"

"Jika iya, aku bisa memarahinya sekarang, tuan," lanjut Elena, mencoba menawarkan bantuan.

"Dimana Shearen?" Figo menegaskan dengan nada lebih keras.

Elena meneguk salivanya, tatapan sinis Figo membuatnya takut. "S-Shearen ada di dapur, Tuan," jawabnya gugup.

Tanpa sepatah kata lagi, Figo berbalik dan melangkah cepat menuju dapur. Suara langkah sepatunya bergema di seluruh ruangan, membuat beberapa pelayan buru-buru menyingkir dari jalannya.

Sesampainya di dapur, Figo langsung menemukannya. Shearen sedang sibuk memotong sayuran, sama sekali tidak menyadari kehadirannya. Tanpa aba-aba, Figo mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu, memeluknya erat dari belakang.

"Rhea..." bisiknya pelan di telinga Shearen.

Shearen terlonjak, tubuhnya membeku sejenak sebelum refleks berbalik, wajahnya penuh keterkejutan. "Apa yang kau lakukan?!" serunya panik, mencoba melepaskan diri.

Namun, Figo hanya menyeringai. Dia menunduk, perlahan mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Shearen, menghirup aroma tubuh wanita itu dengan napas panjang.

"Tuan! Apa yang kau lakukan?!" Shearen meronta, mencoba mendorong tubuhnya. "Lepaskan! Ada banyak orang yang memperhatikan kita!" katanya setengah berbisik sambil melirik gugup ke arah sudut dapur, tempat tiga pelayan lain berdiri mematung, wajah mereka penuh keterkejutan.

Figo mengalihkan pandangannya ke mereka. "Aku membayar kalian bukan untuk menonton, tapi untuk bekerja," katanya lantang. Ketiga pelayan itu langsung berpura-pura sibuk, kembali mengerjakan tugas mereka.

Shearen menatap Figo dengan tajam meskipun rasa takut masih mendominasi. "Tuan, tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada mereka."

"Hm," gumam Figo tanpa rasa bersalah. Dia kembali melingkarkan tangannya di pinggang Shearen, kali ini menempelkan dagunya di bahu wanita itu.

"Aku mohon... pergilah," kata Shearen dengan nada memohon. "Aku tidak ingin istrimu berpikir macam-macam tentangku."

Figo mengangkat salah satu alisnya, tetapi tidak melepaskan pelukannya. "Apa pekerjaanmu masih lama?" tanyanya, nada suaranya terdengar manja.

Shearen mencoba mengambil jarak, tetapi percuma. "Pekerjaanku masih banyak. Aku harus memasak untuk makan siang, mencuci piring..."

"Bisakah kau tinggalkan semua pekerjaanmu?" pinta Figo.

"Tidak bisa!" balas Shearen tegas. "Aku digaji untuk bekerja," tambahnya, meniru nada Figo sebelumnya.

Mendengar jawaban itu, Figo hanya tersenyum tipis. "Rhea..." bisiknya lembut, namun ada nada menggoda di suaranya. "Ayo kita bersenang-senang. Kau tidak ingin ke kamar?"

Shearen menatapnya tajam. "Tidak!"

Figo, seakan tidak mendengar penolakan itu, langsung mengangkat tubuh Shearen dalam satu gerakan cepat. "Tuan! Turunkan aku!" Shearen memukul-mukul bahu pria itu, tetapi Figo tidak menggubrisnya.

Elena yang melihat kejadian itu seketika terkejut, tidak tahu apa yang sedang dilakukan wanita itu.

“Tuan, apa yang kau lakukan?!” Shearen memukul dada bidang Figo berkali-kali.

Figo dengan sabar membawa Shearen masuk ke kamar miliknya, meletakkan tubuh wanita itu di atas ranjang.

Figo merangkak naik ke atas ranjang, berbaring di samping Shearen, tangan Figo melingkar di perut rata wanita itu, menenggelamkan kepalanya di dada Shearen.

“Kenapa kau membawaku ke sini lagi?” gerutu Shearen dengan kesal.

“Kenapa kau memakai pakaian seperti ini, hmm? Apa kau ingin menggoda aku?” Figo menaikkan alisnya.

“Bagaimana jika para pelayan melihat badan seksi-mu itu, hah?”

“Aku tidak ingin semua orang melihat tubuhmu, apalagi pelayan yang bekerja di sini.”

“Rasanya aku ingin menghajar mereka yang berani menatapmu seperti itu.”

“Kenapa kau tidak tertarik dengan kakak tirimu saja? Dia setiap hari memakai pakaian seksi. Kenapa kau tidak pernah tergoda dengannya?!” celetuk Shearen kesal.

“Lepaskan aku, tuan!!!”

“Rhea, berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Aku tidak suka jika kau memanggilku dengan sebutan itu,” ucap Figo tegas.

“Memakai kaos oversized berwarna hitam seperti ini, dan menguncir rambutmu seperti ini, membuat penampilanmu terlihat sangat seksi. Apakah niat awalmu bekerja di sini untuk menggoda aku?”

“Lepaskan aku, jangan macam-macam lagi denganku!”

“Temani aku,” pinta Figo lembut.

Shearen menggelengkan kepalanya. “Tuan, jangan lakukan itu lagi. Aku tidak ingin kau mengulanginya lagi, lepaskan aku. Aku mohon.”

“Aku tidak akan menyakitimu. Im promise,” ucap Figo dengan nada lembut. “Aku hanya ingin memelukmu seharian.”

Shearen menggelengkan kepalanya.

“Apa masih sakit?” tanya Figo.

“Kau pikir?”

“Aku tidak akan menyentuhmu malam ini, tapi tetaplah di sini.”

“Aku harus kembali bekerja. Nyonya Valerie akan mencariku jika aku tiba-tiba menghilang seperti ini,” ucap Shearen.

“Kau tidak perlu bekerja. Kalau kau mau membeli sesuatu, bilang saja kepadaku, aku akan membelikannya untukmu. Kau ingin apa?”

“Mobil? Rumah? Tas mewah? Perhiasan? Atau apa? ”

Shearen menggelengkan kepalanya. “Aku tidak menginginkan apa-apa.”

“Aku hanya ingin bebas dari laki-laki sepertimu.”

“Kau baru saja mengenalku kemarin malam. Kenapa kau bisa terobsesi seperti ini? Bahkan aku tidak cantik seperti istrimu itu, tuan Figo.”shesrrn menekankan ucapannya.

“Kenapa kau terobsesi dengan wanita jelek sepertiku? Perempuan di luar sana jauh lebih cantik dariku,” ucap Shearen kesal.

“Entah,” jawab Figo tanpa banyak berpikir.

“Aku harus kembali bekerja. Ini hari pertamaku bekerja. Jika aku tidak ada di dapur, Nona Valerie pasti akan memarahiku,” ucap Shearen.

“Katakan padaku jika Valerie berani memarahimu,” kata Figo dengan nada serius.

“Jika Valerie memecatmu, bekerjalah denganku, menjadi sekretaris pribadiku. Apa kamu mau?”

“Gajinya akan jauh lebih besar daripada menjadi seorang pelayan seperti ini.”

“Atau menjadi istriku?”

“Lebih baik aku dipecat oleh Valerie dan mencari pekerjaan lain di luar sana, daripada aku harus tinggal dalam satu rumah dengan laki-laki sepertimu. "

••••

"Elena, di mana Shearen? Anak itu selalu menyusahkan aku. Sudah dua hari aku tidak melihatnya, pakaian miliknya masih ada di dalam kamar, tapi orangnya tidak ada," gerutu Adeline, wajahnya cemberut penuh kekesalan.

"Kalau sampai anak itu kabur, Valerie bisa memecat kita, dan rencana kita akan gagal," tambahnya, nada suaranya semakin serius.

"Ibu, kau akan kaget jika aku mengucapkan hal ini," ucap Elena, meninggalkan kalimatnya menggantung.

"Kau jangan menambah beban di pikiranku. Aku sudah bingung memikirkan di mana anak sialan itu berada, kenapa kau menambah beban pikiranku lagi?" teriak Adeline dengan frustrasi.

"Usaha kita mencari Shearen selama ini tidak ada gunanya, ibu," ucap Elena dengan nada yang lebih tenang, namun tajam.

"Apa maksudmu?" tanya Adeline, bingung.

"Tadi pagi, aku melihatnya di dapur," jawab Elena, suara nya pelan namun penuh makna.

"Terus, di mana dia sekarang? Kenapa kau tidak memberitahuku dan membawa anak itu kepadaku? Kenapa kau diam saja? Dasar bodoh!" Adeline marah, matanya terbuka lebar.

"Awalnya aku ingin membawa Shearen ke hadapan ibu. Tapi, setelah melihat kejadian tadi pagi, aku mengurungkan niatku," ujar Elena, mengingat kejadian yang masih terbayang di kepalanya.

"Kejadian tadi pagi apa?" tanya Adeline, penasaran.

"Aku melihat Tuan Figo datang memeluk Shearen di dapur. Tuan menggendong Shearen dan membawanya masuk ke dalam kamar pribadinya," jawab Elena, dengan hati-hati.

"Tuan tidak akan tertarik dengan wanita sejelek itu," ucap Adeline dengan ragu.

"Tuan Figo tidak akan membawa pelayan masuk ke dalam kamar pribadinya. Jangan mengarang cerita," lanjutnya, tidak percaya.

"Aku tidak bohong, ibu. Aku melihatnya sendiri tadi," jawab Elena dengan tegas.

"Apa Valerie melihatnya?" tanya Adeline, berpikir keras.

"Di pagi buta seperti itu, Valerie tentu saja masih tidur," jawab Elena, mengangkat bahu.

"Kalau dia ikut melihatnya, mungkin sekarang dia sudah marah-marah tidak jelas di bawah," kata Adeline, mulai khawatir.

"Aku akan memberikan pelajaran kepada anak itu. Berani sekali dia mendekati Tuan Figo," kata Adeline, suara penuh ancaman.

"Harusnya kau yang berhasil mendekatinya, tapi kenapa anak sialan itu yang mendapatkannya?" celetuk Adeline dengan kesal.

"Aku jauh lebih cantik dari Shearen. Aku sangat yakin Tuan jauh lebih tertarik denganku daripada wanita itu," ujar Adeline, sedikit bangga dengan dirinya.

"Kau harus berdandan lebih cantik lagi jika bertemu dengan Tuan. Aku tidak ingin kau kalah dengan Shearen," lanjutnya dengan penuh harapan.

"Jika kau bisa mendapatkan hati Tuan, kita bisa menguasai rumah mewah ini. Aku sudah lelah menjadi kacung," ucap Adeline dengan nada penuh ambisi.

1
Rosa Faeyrezi
sejauh ini masih keren thor cusss lanjuttt semangat berkarya
Rosa Faeyrezi
si valerie itu istri figo apa kakak nya thor di awal episode kok statusnya istri si figo
Rosa Faeyrezi
awal yg bagus
putrie_07
bgus ceritanya emm🤔🤔🤔 agak gmn gtu😆 agak lain cerita yg satu ini.. 🤫
putrie_07
ihhh dasar gila😬😬😩
Nunu
awal mula yg seru
Beerus 🎉
Wow, luar biasa!
Mack Werz
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Max >w<
Jalan cerita hebat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!