NovelToon NovelToon
Antara Takdir Dan Pilihan

Antara Takdir Dan Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Konflik etika
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: syah_naz

"Tolong maafkan aku waktu itu. Aku nggak tahu bakal kayak gini jadinya," ucap Haifa dengan suara pelan, takut menghadapi tatapan tajam Nathan. Matanya menunduk, tak sanggup menatap wajah pemuda di depannya.

Nathan bersandar dengan tatapan tajam yang menusuk. "Kenapa lo besoknya nggak jenguk gue? Gue sakit, dan lo nggak ada jenguk sama sekali setelah hari itu," ucapnya dingin, membuat Haifa semakin gugup.

Haifa menelan ludah, tangannya meremas ujung pasmina cokelat yang dikenakannya. "Plis maafkan aku... aku waktu itu lagi di luar kota. Aku beneran mau jenguk kamu ke rumah sakit setelah itu, tapi... kamunya udah nggak ada di sana," jawabnya dengan suara gemetar, penuh rasa bersalah.

mau kisah selengkapnya? ayo buruan bacaa!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syah_naz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

secangkir macchiato dan rasa bersalah.

Dalam perjalanan pulang, saat mobil berhenti di lampu merah, mata Haifa tiba-tiba menangkap sosok yang familiar di sebuah kafe di pinggir jalan. Nathan. Dia terlihat sedang nongkrong bersama teman-temannya. Haifa mengerutkan dahi, memastikan penglihatannya. "Hah, apakah itu beneran Nathan?" gumamnya dalam hati.

Keraguan itu membuatnya memutuskan untuk berhenti di kafe tersebut. "Pak, Haifa haus nih. Berhenti dulu ya di kafe itu," pintanya, menunjuk ke arah kafe.

Pak Jek mengangguk. "Baik, Non," jawabnya sambil memarkirkan mobil di depan kafe.

Haifa turun dari mobil dengan langkah ragu. Ia menatap ke arah tongkrongan Nathan, memastikan kembali. "Oh, itu beneran dia. Gimana caraku minta maaf ya?" gumamnya dalam hati, rasa bersalah menyelubungi pikirannya.

Dia masuk ke kafe, mencoba menenangkan dirinya. "Mbak, pesan macchiato dua," ucapnya kepada barista, namun sesekali pandangannya mencuri ke arah Nathan.

Nathan, yang tengah bercanda dengan teman-temannya, mendadak tersadar. Matanya menangkap sosok Haifa. "Itu perempuan itu," gumamnya, langsung bangkit dari kursinya.

Melihat reaksi Nathan, salah satu temannya, Nevano Keandra, yang juga merupakan kakak dari pacar Nathan, Cleo Mahendra, menatapnya heran. "Lo kenapa, Nath?" tanyanya.

Nathan mencoba menenangkan diri. "Oh, nggak apa-apa," jawabnya santai, meski pikirannya masih memutar balik kejadian sebelumnya.

"Aku ke toilet dulu, ya, bung," ucap Nathan sambil menepuk pundak Arsen dan Nevano, lalu melangkah masuk ke dalam kafe.

Haifa duduk di meja, menunggu pesanannya datang. Namun, hatinya berdegup lebih cepat saat melihat Nathan berjalan mendekat dan, tanpa peringatan, duduk tepat di depannya.

"Hai," ucap Nathan datar, namun matanya menatap tajam ke arah Haifa.

Haifa tersentak kaget. Pemuda yang dulu menjadi korban kelalaiannya kini duduk di depannya. Rasa bersalah membuncah, membuatnya gugup. "Na... Nathan," gumamnya pelan, tak tahu harus berkata apa.

"Tolong maafkan aku waktu itu. Aku nggak tahu bakal kayak gini jadinya," ucap Haifa dengan suara pelan, takut menghadapi tatapan tajam Nathan. Matanya menunduk, tak sanggup menatap wajah pemuda di depannya.

Nathan bersandar dengan tatapan tajam yang menusuk. "Kenapa lo besoknya nggak jenguk gue? Gue sakit, dan lo nggak ada jenguk sama sekali setelah hari itu," ucapnya dingin, membuat Haifa semakin gugup.

Haifa menelan ludah, tangannya meremas ujung pasmina cokelat yang dikenakannya. "Plis maafkan aku... aku waktu itu lagi di luar kota. Aku beneran mau jenguk kamu ke rumah sakit setelah itu, tapi... kamunya udah nggak ada di sana," jawabnya dengan suara gemetar, penuh rasa bersalah.

Nathan diam sejenak, membiarkan suasana tegang menyelimuti Haifa. Namun tiba-tiba, tawa kerasnya pecah, memenuhi kafe. "Hahahaha! Ekspresi lo lucu banget, sih!" ujarnya sambil terus tertawa geli. "Gue cuma bercanda doang," lanjutnya santai, tanpa rasa bersalah.

Haifa menatap Nathan dengan mulut sedikit terbuka, tak percaya dengan reaksinya. "Ih, dasar nih orang! Main bercanda aja!" ucapnya kesal, wajahnya memerah karena malu dan marah.

Nathan terkekeh lagi, menikmati reaksi spontan Haifa yang sangat jujur. Namun, Haifa segera menenangkan diri. Dengan nada lebih tegas, ia berkata, "Intinya, maaf ya, udah bikin kamu celaka." Setelah itu, ia berdiri untuk mengambil pesanannya, lalu berjalan keluar dari kafe dengan langkah cepat, menunjukkan rasa kesalnya yang masih membekas.

Nathan hanya menatap punggung Haifa yang menjauh, senyumnya makin melebar. "Hahaha, sangat menarik tuh cewek," gumamnya sendiri. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi, mengusap wajahnya sambil tersenyum kecil. "Aduh, jangan sampai gue jatuh cinta lagi. Bisa kacau nih kalau beneran," ucapnya pelan, matanya masih mengikuti sosok Haifa yang semakin menjauh dari pandangan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!