Novel ini merupakan lanjutan dari "susuk nyironggeng"
"Ampun Sari jangan,"Juragan Karta berlari keluar dari kamar,sedangkan perempuan yang bersama nya mengigil ketakutan,terlihat sosok penari ronggeng melayang mengejar Juragan Karta.
Sudah 10 tahun sejak peristiwa pembakaran yang menyebabkan kematian seorang penari ronggeng,kini desa itu sudah maju dan berganti nama menjadi desa sukamulya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mbah Sugeng
Siang itu warga desa kembali dikumpulkan terkait kejadian yang menimpa akhir-akhir ini,Kades Jana mengintrusikan mulai malam nanti akan diadakan kembali ronda malam,warga yang kebagian ronda tidak boleh menolak,bila menolak mereka harus membayar beras kepada Desa,keputusan itu otomatis membuat warga protes.
"Enggak bisa begitu pak Kades,kalau kita jadi korban berikutnya gimana?"kata salah seorang warga.
"Iya nih,"sahut yang lain.
"Kita enggak mau,kalau ada yang mau ya silahkan,"kata yang lain.
Protes berdatangan dari para warga,tidak ada satupun warga yang mau ronda.
"Tok tok tok tok...."
Kades Jana mengetok meja didepannya dengan kesal,semua warga jadi diam.
"Kalian ini maunya gimana,dibawa begini kalian enggak mau,diajak begitu kalian nolak,kalau ada apa-apa nyalahin,sekarang kalau bukan dari warganya sendiri yang menjaga desa mau siapa lagi?"Kades Jana menatap semua warga yang terdiam disitu.
"Masalahnya kami takut pak kades,coba pak kades ikut kalau ronda,rasain gimana rasanya ketakutan kami,"sahut salah seorang warga.
"Baiklah aku mulai nanti malam ikut kalian ronda bergantian dengan pak ustadz dan yang lainnya bagaimana,dan mulai nanti malam selepas magrib yang laki-laki diharapkan berkumpul di masjid kita akan melakukan doa bersama meminta keselamatan."Ujar pak kedes.
Semua warga terdiam,mereka paling susah diajak pengajian atau pun melakukan istighosah bersama.
Tiba-tiba Emaknya Sari sudah maju kedepan ketika semua orang diam,ia menatap semua orang.
"Aku sudah bilang,desa ini jadi terkutuk karena kedatangan Azam dan Dewi kembali kekampung ini,usir mereka dari sini,"seru Emaknya Sari.
Pak kades Jana berdiri,ia menatap Emaknya Sari dengan marah,"Wa,saya harap Uwa(kakaknya orang tua)jangan memperkeruh suasana,lagian tidak ada yang minta pendapat Uwa,Uwa bukan warga desa sini,sebaiknya Uwa pergi."
Mendapatkan pengusiran dari suami ponakannya,Emaknya Sari marah,"aku memang bukan warga sini,tapi anakku mati disini,jadi aku berhak ada disini."
"Ceu (kakak perempuan),udah Ceu jangan bikin keributan lagi,sekarang kalau Ceceu mau tetap tinggal disini jangan bikin keributan,lagian apa Ceceu menjamin setelah Azam dan Dewi pergi terus keadaan kampung kita bisa aman,bisa Ceu?"sahut pak Komar.
Merasa tidak diterima dan di permalukan,Emaknya Sari pergi sambil mengancam,"terserah kalian,aku sudah memperingatkan kalian jangan salahkan aku kalau akan ada musibah di desa ini.
Warga desa yang gampang terpengaruh kembali menyerukan suara mereka,agar Azam dan Dewi diusir dari desa mereka.
"Iya pak kades,usir mereka dari kampung ini,apa yang dibilang Emaknya Sari ada benarnya juga."Sahut salah seorang warga.
"Sudah diam,kalian ini gampang sekali terpengaruh ucapan seseorang,apa kamu bisa membuktikan kalau mereka lah pelakunya,kalau tidak kalian yang akan mereka laporkan kepolisi,"kades Jana sudah begitu kesal pada warganya.
Seketika para warga terdiam tidak ada yang berani ngomong lagi,begitu mendengar kata polisi mereka jadi ketakutan.
"Kang Jejen,ini sepertinya tidak baik,ada yang coba memanfaatkan situasi untuk memfitnah kang Azam, lagian aku curiga sama Emaknya Sari,apa ia yang sudah berbuat ricuh dikampung kita?"Usup berbisik pada kang Jejen dan terdengar juga oleh pak Ustadz yang ada disamping kang Jejen.
"Aku juga setuju dengan ucapan Usup,aku yakin ini semua ada kaitannya dengan kedatangan Emaknya Sari,kita harus segera mencari bukti,"sahut pak ustadz.
Ketika semua orang diam mendengar ucapan kedes Jana, dari arah belakang terdengar suara seorang lelaki.
"Aku bisa membantu masalah kalian,kalau kalian mau."
Semua warga terkejut,melihat dipintu masuk ruangan seorang lelaki setengah baya dengan memakai tongkat berkepala ular masuk,matanya tajam,rambutnya panjang tergerai memakai blangkon.
Lelaki setengah baya itu maju kedepan"Kenalkan namaku Sugeng,aku seorang paranormal,aku mendengar desa kalian sedang ditimpa masalah, jadi dengan kerendahan hati aku bermaksud membantu,"ujar mbah Sugeng.
"Darimana kamu bisa tahu desa kami sedang dalam masalah,"sahut pak Komar,ia curiga dengan kedatangan mbah Sugeng yang tiba-tiba.
"Masalah desa kalian sudah sampai kemana-mana,aku turut prihatin melihat keadaan desa ini aura hitam pekat,ada arwah yang sedang menuntut balas,"ujarnya.
"Udah pak kades coba saja siapa tahu dia bisa membantu mengusir arwah tersebut,"ujar salah seorang warga.
"Iya pak kades,terima saja,"sahut yang lain.
"Iya betul itu pak kades."
Suasana kembali gaduh,semua warga sekita ingin bicara dam dan mengeluarkan pendapat.
Akhirnya karena desakan para warga,pak kades dan semua aparat desa setuju dengan usulan mbah Sugeng dan mereka pun lanjut ke tempat pak kades untuk membicarakan apa saja yang dibutuhkan mbah Sugeng untuk ritual yang rencananya akan diadakan malam itu juga.
Malam itu Setelah semua di persiapankan,mbah Sugeng melakukan ritual,di bakar nya kemeyan ditengah-tengah tanah lapang,disaksikan pada para warga.
Seketika angin kencang bertiup menghampiri mbah Sugeng dan para warga,para warga ketakutan mereka beringsut, mbah Sugeng pun terlihat tenang,ia komat kamit,kemudian tangan nya terulur seperti menarik sesuatu.
"Hihihihi...."
Terdengar suara tawa dan satu bayangan putih berkelebat menerjang mbah Sugeng dan warga,angin seketika berhembus sangat kencang di sekitar mereka, warga yang ketakutan bergerombol,tapi mbah Sugeng terlihat tenang,ia kemudian mengambil keris dan menancapkan ketanah dan seketika sinar merah beradu dengan bayangan putih dan terdengar jeritan suara perempuan dan setelah itu hilang.
Mbah Sugeng mengambil kembali kerisnya dan melihat kearah para warga,"Bapak-Bapak,Ibu-Ibu ini sudah selesai,silakan kalian sekarang bisa tenang arwah itu tidak akan datang lagi,"ujar mbah Sugeng.
"Bener mbah,"ujar salah seorang warga.
"Aku bisa menjamin,apa kalian meragukan kesaktianku,"sahut mbah Sugeng.
"Enggak mbah kita enggak berani,terima kasih mbah,"sahut para warga sambil satu persatu memberikan amplop.
Sementara disisi lain,pak ustadz, Imran dan pak Kades serta beberapa warga yang tidak mau ikutan hanya melihat dari jauh.
Imran kemudian berbisik pada pak ustadz,"Pak ustadz, aku kok merasa aneh pada mbah Sugeng ya, aku takut ada niat tidak benar dihatinya."
"Iya mran,tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya bisa menonton,"sahut pak ustadz,sambil terus melihat kearah kerumunan warga yang sedang memberikan amplop pada mbah Sugeng.
Sementara dibalik pohon Emaknya Sari melihat kearah mbah Sugeng sambil mengepalkan tangan,"apa-apaan kamu mbah,kenapa kamu mengusir Sari,aku harus mencari tahu,"Emaknya Sari segera berlalu pergi dan menunggu mbah Sugeng dibatas desa.
Mbah Sugeng sendiri setelah selesai,ia langsung pamit pada pak Kades,mbah Sugeng pulang dengan mengendarai motornya dan kantong baju penuh uang.
ketika sampai dibatas desa, tiba-tiba mbah Sugeng terkejut melihat ada orang yang menghadangnya,ia keluar dari balik pohon.
"Berhenti,"Emaknya Sari berdiri ditengah-tengah jalan.
"Cittttt...."mbah Sugeng mendadak mengerem motornya,ia kemudian menatap orang didepannya.
"Oh kamu,kenapa berdiri ditengah dan menghadangku?"tanya mbah Sugeng.
"Aku ingin meminta penjelasan darimu mbah,"Emaknya Sari mendekati motor mbah Sugeng.
"Penjelasan apa?"
"Kenapa kamu malah membantu warga desa?"Emaknya Sari melotot marah.
"Oh itu,aku hanya sedang mencari uang,aku hanya mengusir sementara,setelah 3 hari dia bisa kembali kedes,aku hanya menguncinya selama 3 hari agar warga desa percaya,arwah itu sudah pergi."
"Kenapa mbah lakukan itu,aku sudah membayar mbah mahal,"sahut Emaknya Sari lagi.
"Iya tapi uang tersebut sudah habis,aku butuh uang lagi,sabar saja dia hanya akan terkurung selama 3 hari,setelah itu dia bisa kembali membalaskan dendamnya,"ujar mbah Sugeng.
Tanpa mereka tahu diam-diam Imran mengikuti perginya mbah Sugeng,ia curiga pada mbah Sugeng.
"Kurang ajar,jadi yang selama ini meneror adalah arwahnya Sari dan ini kerjaan Emaknya dan dukun tadi,warga desa memang terlalu bodoh,aku harus melaporkan ini ke pak ustadz.
Imran diam-diam mundur,ia hendak berlalu dari tempat itu, tapi tiba-tiba,ia menginjak ranting sehingga menimbulkan bunyi.
"Krosak pletak....."
"Siapa itu?"Mbah Sugeng berlari secepat kilat ke asal suara,dan dia bisa menarik Imran yang berlari menjauh.
"Mau kemana kamu,"mbah Sugeng melempar tubuh Imran sehingga membentur pohon.
"Akhhhh...."Imran mengerang kesakitan setelah tubuhnya membentur pohon.
Mbah Sugeng kembali mengangkat tubuh Imran dan menghempaskan kembali,"ini akibat suka mencampuri urusan orang,mau jadi pahlawan kamu,"mbah Sugeng kemudian membaca mantra kemudian sinar merah keluar dari tangan nya menuju kearah Imran.
Imran yang sudah tidak berdaya,hanya pasrah dan berdoa,ketika sinar itu akan mengenai tubuh Imran,satu bayangan menariknya pergi dan kemudian menghilang.
"Kurang ajar siapa lagi yang menolongnya,aku harus berhati-hati ada seseorang yang sudah mengetahui rahasiaku,"kemudian mbah Sugeng bergegas pergi dari tempat itu.
Emaknya Sari sendiri sudah pergi duluan meninggalkan tempat itu.
awal aku ngebayangin daerah karawang, kan daerah penari.
lalu kalau jalur tempuh tengah malam bisa nyampe Banten, berarti deket, antara Bogor atau Sukabumi.
ah jadi lieur kumaha othor wae lah hehehe
up
up
up