Pukulan keras yang mendarat dikepala Melin, hingga membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya disaat Dia sadar, sakit usus buntu yang dideritanya beberapa Minggu terakhir membuatnya harus tetap dirawat di rumah sakit.
Johan pria yang baru mengenal Melin karena insiden pemukulan akhirnya menolong Melin dengan membayar seluruh biaya operasi, namun dengan sebuah syarat. Melin akhirnya menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Johan untuk menikah menggantikan posisi Bella yang lebih memilih mantan pacarnya
Keesokan paginya setelah pesta pernikahan selesai, Johan segera pergi bekerja di luar pulau dan meninggalkan Melin tanpa sebuah alasan.
Tiga tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali disebuah pekerjaan yang sama.
Yuk, ikutin keseruan cerita selanjutnya. terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririen curiens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Penasaran
Kerjasama yang terjalin antara perusahaan Johan dan tempat Melin bekerja membuat Johan semakin penasaran dengan Melin. Apalagi Pak Alex sangat percaya dengan kemampuan Melin. Hingga membuat Melin sering meeting bersama Johan.
Melin yang masih setia menjomblo meskipun banyak pria yang menyukainya.
Pagi ini Pak Alex kembali menugaskan Melin dan Pak Kevin untuk meeting diluar. Melin sempat menolak karena dia melihat proposal itu diajukan untuk perusahan kontraktor tempat Johan bekerja. Karena penolakan itu membuat Pak Alex semakin curiga dengan hubungan Melin dan Johan. Pak Alex terus menggoda Melin.
Karena tak mau jadi bahan candaan Pak Alex, Melin akhirnya mengikuti kemauan Bosnya itu. Dia hanya mampu menghela nafas panjang dan tetap berangkat bersama Pak Kevin.
Sesampainya dikantor, Melin dan Pak Kevin segera menuju ke ruang meeting. Sesampainya disana sudah ada beberapa orang yang menunggunya. Melin bisa bernafas lega karena diruangan itu tidak ada Johan.
"Mel, kamu yang persentasi yah," bisik Pak Kevin.
"La kok saya Pak. Pak Kevin yang lebih berpengalaman," jawab Melin.
"Kita kan beda devisi, bagian desain kamu kan."
"Sebentar, kita tunggu Pak Johan dulu ya," ucap salah seorang karyawan.
Melin terdiam sesaat mendengar perkataan itu. Tak berselang lama Johan datang bersama rekan kerjanya.
Jantung Melin berdetak kencang saat Johan menatapnya dengan senyuman manis. Meeting sudah dimulai sementara Melin masih belum siap untuk persentasi.
"Mel.... Mel... giliran kamu," ucap Pak Kevin lirih
Perkataan Pak Kevin membuyarkan lamunan Melin.
Aku pasti bisa, Dia hanya orang lain yang pernah menolongku, bukan siapa-siapa, gumam Melin.
Melin akhirya berdiri dan mempresentasikan desainnya didepan banyak orang. Sementara itu Johan menatapnya kagum.
Melin kini bisa bernafas lega karena persentasinya berhasil. Perusahaan kontraktor tempat Johan bekerja, sangat puas dengan desain Melin.
Melin dan Pak segera pergi meninggalkan kantor namun sebuah panggilan dari arah belakang menghentikan langkah mereka.
"Hai..... Apa ada waktu untuk makan siang," ucap Johan.
"Ada Pak. Namun saya tidak bisa ikut karena harus pulang lebih cepat. Pak Johan bisa mengajak Melin, karena kebetulan hari ini kita memang bisa pulang lebih cepat," Jawab Pak Kevin.
"Maaf, Saya juga harus pulang Pak," Suhut Melin.
"Sebentar saja."
"Mel, tidak baik menolak rejeki. Lagi pula kamu sendirian dirumah."
Meskipun kesal dengan Pak Kevin namun Melin akhirnya menerima ajakan Johan.
Johan akhirnya mengajak Melin ke restauran yang tak jauh dari kantornya. Melin mengira makan siang ini dengan banyak rekan kerja Johan namun Melin tak menyangka jika makan siang kali ini hanya berdua dengan mantan suaminya.
Sesampainya di restauran, Melin hanya diam saja. Sementara Johan terus memancing Melin dengan beberapa pertanyaan yang menjebak.
"Haruskah saya menjawab pertanyaan yang kesannya pribadi bagi saya. Apa nanti istri Pak Johan tidak marah jika melihat suaminya makan siang dengan perempuan lain, ucap Melin yang mulai kesal.
"Saya masih sendiri Mbak Mel. Okay saya minta maaf jika pertanyaan saya tadi menyinggung Mbak Mel," Jawab Johan.
Aku yakin kamu Melin orang pernah aku nikahi waktu itu. Kenapa sekarang aku jadi penasaran dengan orang yg dulu aku tinggalkan, gumam Johan.
Setelah selesai Melin akhirnya berpamitan, Johan menawarkan untuk mengantarnya namun Melin menolaknya.
Melin akhirnya pulang menggunakan jasa ojek online. Namun sayangnya Johan mengikuti Melin dari belakang, Dia masih sangat penasaran dengan Melin.
...****************...
Dua hari berlalu, Pak Alex mengajak Melin untuk meninjau proyek di Bandung. Namun sesampainya disana, lagi-lagi dia harus bertemu dengan Johan.
Melin hanya diam saja mengikuti Pak Alex yang mengobrol dengan Johan. Sesekali Johan menatap Melin namun Dia tak memiliki kesempatan untuk mengobrol dengan Melin.
Sebuah panggilan berdering di handphone Pak Alex. Entah apa yang dibicarakan namun setelah menerima telepon, Pak Alex segera berpamitan untuk pulang terlebih dulu. Melin akhirnya memutuskan untuk pulang menggunakan kereta karena dia tidak mau merepotkan Pak Alex yang sedang terburu-buru.
Johan tersenyum bahagia karena dia memiliki kesempatan untuk mengobrol dengan Melin.
"Biar aku antarkan pulang saja, aku tidak akan menggigit kamu kok," ucap Johan.
"Saya naik kereta saja Pak, terima kasih," jawab Melin.
"Ya sudah, jika begitu setidaknya saya antarkan sampai stasiun."
Melin menganggukan kepalanya, Dia kini satu mobil bersama Johan. Sepanjang perjalanan Melin hanya diam meskipun beberapa kali Johan mengajaknya mengobrol namun dia hanya tersenyum.
Sesampainya didepan stasiun Melin segera berpamitan dan turun dari mobil. Namun baru saja dia menutup pintu mobil, seorang penjambret mengambil tas Melin. Melin berteriak minta tolong. Johan yang melihatnya berusaha mengejar jambret itu. Maling yang merasa terpojok akhirnya mengeluarkan senjata tajam ke arah Johan.
"Okay kembalikan setelah itu pergilah," ucap Johan kepada maling itu.
Johan mencoba meraih tasnya hingga akhirnya lengan Johan tertusuk hingga terkapar. Melin berteriak. Warga akhirnya mengeroyok maling itu hingga babak belur.
"Pak.... pak.... maafkan saya. Kita kerumah sakit sekarang," ucap Melin sambil menangis.
"Saya tidak apa-apa hanya sakit sedikit," jawab Johan.
Melin berteriak meminta tolong agar membantunya untuk membawa Johan kerumah sakit.
Melin dan warga akhirnya membawa Johan kerumah sakit terdekat dengan menggunakan mobil Johan.
Johan terlihat semakin kesakitan, darah segar keluar begitu banyak. Johan mulai memejamkan matanya hingga membuat Melin semakin panik.
"Pak... Pak.... bangunlah. Sebentar lagi kita sampai dirumah sakit," ucap Melin.
Johan membuka matanya dan tersenyum beberapa saat hingga akhirnya dipingsan dipundak Melin.
bisa gitu yak?
bisa lah ...suka² author dong kan dia yg nulis cerita...🤭🤭🤭🤪🤪🤪🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣✌🏻✌🏻
btw, kalau disini uangnya bisa ditransfer... lalu kenapa kebanyakan cerita yg kawinnya juga dadakan, hanya mahar uang yg ada di dompet aja yaa??? 🤔😁