NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Calon Pewaris.

Istriku Ternyata Calon Pewaris.

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Trisya selama ini tinggal di Luar Negri. Dia harus kembali pulang ke Indonesia atas perintah ibunya. Ibunya khawatir dengan perusahaan yang dikuasai ibu tirinya. Hal itu membuat Trisya mau tidak mau harus bergerak cepat untuk mengambil alih Perusahaan.

Tetapi ternyata memasuki Perusahaan tidak mudah bagi Trisya. Trisya harus memulai semua dari nol dan bahkan untuk mendapatkan ahli waris perusahaan mengharuskan dia untuk menikah.
Trisya dihadapkan dengan laki-laki kepercayaan dari kakeknya yang memiliki jabatan cukup tinggi di Perusahaan. Pria yang bernama Devan yang selalu membanggakan atas pencapaian segala usaha kerja keras dari nol.

Siapa sangka mereka berdua dari latar belakang yang berbeda dan sifat yang berbeda disatukan dalam pernikahan. Devan yang percaya diri meni Trisya yang dia anggap hanya gadis biasa.

Bagaimana kehidupan Pernikahan Trisya dan Devan dengan konflik status sosial yang tidak setara? apakah itu berpengaruh dengan pernikahan mereka?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Di Jodohkan

"Tapi Trisya seorang perempuan dan bukankah biasanya menjadi pemimpin itu adalah laki-laki. Karena jika pemimpin laki-laki, maka akan lebih terkontrol," ucap Mona.

"Tapi aku hanya memiliki dua cucu dan kembali lagi yang bisa diharapkan itu hanya Trisya," jawab Hariyanto.

Dia memang harus mengakui hal itu. Walau Trisya selama ini tidak memegang Perusahaan. Tetapi dia sekolah bisnis di Luar Negri dan juga memiliki banyak prestasi di luar biasa, berbeda dengan Rangga yang memang memiliki tingkat kebodohan di bawah rata-rata.

"Perempuan dan laki-laki sekarang sama saja yang terpenting bagaimana keahlian seseorang yang telah diberikan kepercayaan," ucap Haryanto.

"Kamu benar mau wanita atau pria yang menjadi pemimpin itu sama saja dan semua tergantung bagaimana kinerja mereka ... hmmm, lalu apakah jika kinerjaku jauh lebih baik dan bisa membawa Perusahaan lebih berkembang lagi bahkan berkali-kali lipat dari sebelumnya. Apa aku juga punya kesempatan untuk memimpin Perusahaan?" tanya Mona sembari mengusap-ngusap bahu sang suaminya.

Kata-katanya yang lembut memiliki maksud tersendiri.

"Siapapun yang bisa membuat Perusahaan berkembang lebih pesat dan semakin maju, maka sebenarnya dialah yang menjadi Pemimpin," jawab Haryanto yang seolah sudah memberikan kesempatan kepada Mona dan lihatlah Mona langsung tersenyum begitu saja yang seolah mendapatkan lampu hijau. Mona langsung memeluk manja suaminya itu.

Trisya yang mendengar perkataan Haryanto mengepal tangannya. Telinganya dan matanya pasti sakit mendengar dan melihat dua orang itu dan apalagi Mona yang sudah bisa ditebak ke arah mana pembicaraan baru saja dia tanyakan kepada Haryanto.

"Benar Kata mama, wanita itu memang harus disinggirkan dan dia tuh ular yang penuh dengan bisa. Lama-lama kakek akan mudah terpengaruh oleh wanita itu dan aku tidak akan mendapatkan apa-apa lagi. Sementara nenek masih di rumah sakit yang tidak mungkin bangun untuk mengubah segalanya," batin Trisya yang sekarang sudah mulai was-was.

"Lihat saja, kau tidak akan bisa mengalahkan ku," umpatnya dengan tatapan penuh persaingan.

Dia sebenarnya sangat tidak peduli dengan Perusahaan dan selama ini hidupnya baik-baik saja dengan penuh kemewahan tanpa bekerja. Tetapi jika orang asing yang mendapatkan ahli Perusahaan mungkin dia tidak akan mendapatkan kemewahan lagi seperti sebelumnya.

Jadi jika bukan dia yang bergerak lalu siapa Sepupunya sangat tidak bisa di harapkan. Trisya sekarang benar-benar harus bersaing dengan nenek tirinya dan bukan hanya ibunya saja yang bersaing dengan nenek tirinya dan dia harus ikut-ikutan.

****

"Trisya ayo cepat kemari?" Lena menarik tangan Trisya memasuki kamarnya.

"Apa sih Mah!" sahut Trisya dengan kesal yang sudah duduk di atas ranjang dan Lena yang berjalan menuju nakas dengan membuka laci. Lena kembali menghampiri Trisya dan Lena yang langsung memberikan beberapa lembar foto laki-laki.

"Apa ini?" tanya Trisya dengan dahi mengkerut.

"Bukankah kamu akan menikah. Jadi Mama sudah menyiapkan calon suami untuk kamu," jawab Lena dengan semangat menunjukkan foto-foto itu.

"Apa maksud, Mama dan kapan aku mengatakan akan menikah. Apalagi dengan proses perjodohan seperti ini," jawab Trisya kesal.

"Trisya, kamu baru saja mengadukan kepada Mama tentang apa yang diungkapkan kakek kamu. Syarat kamu mendapatkan hak dari Perusahaan hanya dengan kamu menikah. Kamu tidak punya pasangan dan mama harus turun tangan untuk hal ini," tegas Lena.

"Tapi aku juga tidak mau dijodohkan seperti ini dan aku bahkan tidak mengenal orang-orang yang ada di foto itu!" tegas Trisya.

"Terus kamu mau menikah dengan siapa? kamu tidak mau menikah? Lalu kamu akan membiarkan wanita itu yang akan pelan-pelan mengambil hak awali Perusahaan. Kamu jangan bodoh!" tegas Lena.

"Mama bisa diam dulu tidak? Jangan membuat kepalaku semakin sakit. Biarkan aku menyelesaikan semua ini dengan caraku. Aku butuh ketenangan agar mendapatkan ide yang baik. Jadi jangan membuatku kesal," ucap Trisya.

"Mama tidak membuat kamu kesal dan Mama hanya mengingatkan saja. Jika kamu terlalu banyak siasat maka wanita itu yang akan terlebih dahulu mendapatkan segalanya dan Mama tidak menginginkan hal itu! ingat Trisya, Perusahaan itu juga ada karena nenek kamu!" tegas Lena yang mengingatkan berkali-kali.

Trisya tidak menjawab lagi. Dia sekarang benar-benar di ambang frustasi.

**

Perusahaan Royale.

Seperti biasa Trisya akan ke kantor. Meski selalu mendapat cibiran dari penampilan yang lebih seperti seorang pemimpin daripada karyawan biasa. Trisya sama sekali tidak memperdulikan hal itu dan dia tetap saja berpenampilan yang menurut dia nyaman.

Trisya melangkah dengan heels yang cukup tinggi dan langkah itu harus terhenti ketika ujung heels itu masuk ke dalam lobang besi penutup got.

"Astaga apa lagi ini!" umpatnya dengan kesal yang terus menarik ke atas heelsnya agar lepas.

"Apa-apaan sih ini!" Trisya benar-benar kesulitan untuk berjalan.

"Bukan seperti itu caranya!" Trisya menoleh ke belakang dan lagi-lagi telah melihat Devan sepertinya Devan trus saja mengikuti Trisya yang terus saja muncul.

"Masih pagi, tapi kamu sudah begitu emosi. Memang hidup itu penuh dengan perjuangan dan selalu saja ada yang menjadi masalah. Kamu tidak perlu merasa berat. Kamu harus awali dengan senyuman dan ikhlas. Karena segala sesuatu yang diawali dengan senyuman akan berakhir dengan kebahagiaan," ucap Devan yang malam memberikan ceramah.

"Astaga..." lirih Trisya yang bisa-bisa pindah ke rumah sakit jiwa. Dalam situasi genting seperti itu dan masih bisa-bisanya Devan menceramahi dirinya.

"Biar aku bantu!" Devan ya langsung berjongkok yang membuat Trisya cukup kaget dengan apa yang dilakukan Devan.

Devan yang membuka sepatu Trisya dan membuat Trisya semakin kaget.

"Astaga apalagi yang dilakukan pria ini? Kenapa dia sampai rela berlutut di depanku seperti itu hanya karena ingin membantuku. Apa pria ini benar-benar menyukaiku!" Trisya cukup kaget dan terlihat dari ekspresi wajahnya tampak kagum dengan tindakan Devan yang mungkin saja selama hidup Trisya belum pernah ada laki-laki yang memperlakukan dia seperti itu.

Devan yang selesai melepaskan heels tersebut dari lubang itu dan melanjutkan kembali memakaikan pada kaki Trisya dan bahkan sampai mengusap lembut bawah kaki itu. Di kejar-kejar secara ugal-ugalan seperti itu lama-lama membuat Trisya luluh. Apa Trisya juga hanya kepedean saja?

"Bukankah dikerjakan dengan tenang dan tidak panik, maka semua akan selesai," ucap Devan yang kembali berdiri.

"Terima kasih sudah membantuku," ucap Trisya yang tiba-tiba saja mendadak canggung dan wajahnya begitu memerah.

"Sama-sama. Kamu lain kali berjalan jangan terlalu buru-buru. Jangan jadikan mood kamu di pagi hari menjadi kacau dan tidak baik untuk pekerjaan kamu," ucap Devan

"Baiklah! terima kasih untuk sarannya," sahut Trisya yang pertama kali tersenyum pada Devan.

"Saya permisi!" Trisya menundukkan kepala dan langsung pergi.

Trisya yang sudah berjalan tiba-tiba tersenyum miring dan tidak tahu apa yang membuat dia tersenyum.

"Dia manis jika mengeluarkan senyum seperti itu," gumam Devan dengan geleng-geleng kepala.

Devan juga terus melihat kepergian Trisya yang sudah memasuki Perusahaan.

"Woy lihatin apa?" tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya.

"Kamu begitu serius sekali memperhatikan karyawan baru itu!" ucap pria itu yang ternyata juga melihat ke arah Trisya.

Bersambung.......

1
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
Lena bersedih boleh tapi kmu juga harus ikhlas dan jangan biarkan pelakor itu merasa senang.

mungkin nenek sudah tenang karena perusahaan itu sudah di pegang oleh Trisya, karena itu dia tenang meninggalkan dunia ini
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
ayo Dev kamu harus tunjukkan pada mereka bahwa kamu bisa dibanggakan dan kamu menikahi Trisya bukan karena hartanya
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
akan banyak kejutan yg akan kamu dapatin dev,,jadi kamu harus kuat
Anto D Cotto
menarik
Khafiza Achmad
devaaaan lho narsis abis🤣🤣🤣🤣
Joan Indri
Sampai di sini, aq sudah tidak bisa menahan tawa, Devan oh Devan 😄
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀: hilang tingkat kepedean Devan🤣🤣
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
yg ada nanti kamu lebih nyaman dg kluarga Devan ,jika diliat mreka ramah semua
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
bagaimana jika Devan tau kalo Trisya adalah calon pewaris perusahaan royale 🤭
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
ayo Trisya dg Devan gpp demi perusahaan jangan sampe nenek lampir yg menguasai
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
Mona kamu itu cuma istri kedua dan istri pertama masih hidup walaupun dia koma.dan perusahaan itu milik Liana jadi gk usah ikut campur
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
pertemuan pertama yg begitu bikin kesel 😅
sama² punya tingkat kepedean yg sangat luar biasa tinggi
ˢ⍣⃟ₛᴬᴰᴵᴻᴰᴬ㊍㊍💜⃞⃟𝐙⃝🦜𝐀⃝🥀
aku mampir lagi di novel terbarumu onel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!