NovelToon NovelToon
Tanpa Cinta (Istri Kedua)

Tanpa Cinta (Istri Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Trilia Igriss

Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika Aruna harus menikah setelah kehilangan calon suaminya 1 tahun yang lalu. Ia dengan terpaksa menyetujui lamaran dari seorang pria yang ternyata sudah beristri. Entah apapun alasannya, bukan hanya Aruna, namun Aryan sendiri tak menerima akan perjodohan ini. Meski demikian, pernikahan tetap digelar atas restu orang tua kedua pihak dan Istri pertama Aryan.
Akankah pernikahan tanpa cinta itu bertahan lama? Dan alasan apa yang membuat Aruna harus terjebak menjadi Istri kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trilia Igriss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)

"Gimana kondisi istri saya, Dok?" Baru saja Dokter keluar dari ruang periksa, Aryan segera menanyakan keadaan Aruna saat ini.

"Silahkan ke ruangan saya Pak. Akan saya jelaskan di sana." Jawab Dokter tersebut demikian. Aryan hanya menurut dan mengikuti langkah Dokter memasuki sebuah ruangan pribadi yang hanya ada meja dirinya saja.

"Begini Pak. Lambung Ibu Aruna mengalami pendarahan. Untuk makanan, jelas harus mengurangi yang pedas dan asam. Begitu pun dengan minuman. Jangan meminum yang asam dan bersoda. Dan juga, untuk kopi, sebaiknya dihindari saja." Jelas Dokter itu. Aryan manggut-manggut mengerti.

"Istri saya memang suka minum kopi, Dok. "

"Harus di stop dulu ya Pak. Kalau terus menerus makanannya tidak dijaga, bisa saja lambungnya akan mengalami kebocoran, dan itu harus operasi."

"Begitu ya? Baiklah Dok. Terima kasih." Setelah mengucapkan kalimat itu, Aryan beranjak dan bergegas ke ruangan Aruna yang masih berada di UGD. Ia melihat raut wajahnya sudah mulai normal, tidak terlalu pucat seperti sebelumnya. Namun garis matanya tak berubah. Ia berpikir jika Aruna menangis sebelum tak sadar.

"Runa...." panggil Aryan dengan suara berbisik. Terlihat alisnya berkerut lalu matanya mengerjap dan melirik ke arahnya.

"Mas..." lirihnya nyaris tak terdengar. Ia kembali meringis dengan memegangi perutnya.

"Kamu minum kopi lagi?" Aruna tak berniat menjawab, Ia memalingkan wajahnya dan menutup kembali matanya.

"Lain kali, kalau tahu punya penyakit itu jaga makanannya." Lanjutnya menghela nafas gusar. Entah kenapa, rasa peduli yang semula ada malah berubah menjadi rasa kesal. Di waktu yang sama, seorang perawat datang dan memberitahukan Aryan bahwa Aruna sudah bisa pindah ruangan. Sementara itu, Aryan diminta mengurus beberapa hal sebelum Aruna beralih ruangan.

"Asam lambung itu sudah termasuk penyakit berbahaya, Bu. Kalau bisa jangan banyak pikiran ya! Asam lambung itu pemicunya dari pikiran yang over thinking. Kalau pikirannya dibuat kacau terus, Ibu gak akan sembuh. Jadi, coba kurangi pikiran negatifnya ya Bu." Tutur perawat dnegan begitu ramah seraya mengatur apa saja yang Ia rasa sedikit bermasalah pada alat medis Aruna.

"Iya Sus. Terima kasih." Sahutnya menanggapi nasehat dari perawat tersebut. Aryan yang mendengarnya hanya bisa membisu tak berniat menimpali atau menyanggah nasehat itu. Ia memilih berlalu.

"Eh Git." Seru Laras, teman baik Gita ditengah perbincangan mereka. Gita hanya mendongak dan menatap Laras penuh tanya seraya meminum jus di tangannya menunggu lanjutan penuturannya. "Aku lihat Aryan sama perempuan lain." Imbuhnya membuat Gita tersedak dan nyaris kesulitan bernafas. Maya cepat-cepat memberikan air mineral karena Ia pikir Gita tersedak jus yang kemanisan.

"Kamu gapapa?" Tanya Ajeng memastikan. Sontak saja Gita menggeleng seraya tersenyum meyakinkan ketiga temannya.

"Ih tapi aku serius. Aku lihat itu emang Aryan lagi gendong perempuan di rumah sakit Citra Medika. Tadi pagi. Kurang lebih jam setengah 9 lah." Lanjut Laras lagi. Gita hanya berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka agar tak ada yang curiga jika Ia menyembunyikan fakta bahwa Aryan sudah menikah lagi. Ia terlalu khawatir jika ketiga temannya ini nekat melabrak Aruna hanya karena salah faham.

"Kamu salah lihat kali. Kan Mas Aryan lagi kerja. Dia juga udah bilang nanti pulang malam." Jelasnya sebisa mungkin terlihat memang sudah sejujur-jujurnya.

"Emmm mungkin. Tapi kalau sampai Aryan selingkuh, kita duluan yang akan kasih pelajaran pelakor itu." Benar saja dugaan Gita, Laras berucap dengan begitu bersemangat karena Ia sangat trauma dengan perselingkuhan.

"Apa kamu udah berani bohong sama aku, Mas?" Batin Gita mendadak melamun dan tak lagi mendengarkan obrolan teman-temannya. Terlihat Ajeng yang begitu tenang, namun Gita tahu jika Ia adalah yang paling berbahaya kalau sudah labrak melabrak.

...----------------...

"Bi... kalau mau pulang, gapapa pulang aja." Ujar Aruna yang tak ingin pelayannya kerepotan.

"Tak apa Bu. Saya di sini saja. Lagi pula, Bu Sundari belum pulang dari luar kota, jadi pekerjaan saya di rumah masih sempat dihandle yang lain."

"Ya udah Bi." Baru saja menghela nafas lega dan memejamkan mata, Aruna harus membuka mata lebar-lebar ketika melihat sesosok anak kecil memasuki ruangannya dan bersembunyi di balik tirai. Tak lama dari itu, Ia mendengar keributan dari luar dan ada yang membuka pintu ruangannya. Cepat-cepat Aruna memejamkan mata dan seakan ingin menghindari siapa saja yang masuk.

"Maaf Sus. Majikan saya tengah istirahat." Ujar Bi Ima sebelum perawat itu bertanya. Sontak saja, perawat tersebut kembali berlalu keluar dari ruangan Aruna.

"Tante... makasih ya." Terdengar suara anak itu begitu pelan membuat Aruna kembali membuka mata.

"Dek... tantenya lagi istirahat, kamu--"

"Gapapa Bi. Biarkan dia di sini dulu." Aruna cepat menyela dan berhasil membuat anak kecil yang entah siapa itu pun tersenyum lalu memeluk Aruna yang masih berbaring.

"Kamu sembunyi dari siapa?" Tanya Aruna mencoba menginterogasinya.

"Dari Papa."

"Loh... kenapa sembunyi?"

"Aku gak boleh ke sini."

"Emang peraturannya kan anak-anak gak boleh ke sini, sayang."

"Tapi aku mau main sama Papa, tante."

"Maksudnya?"

"Papa jarang pulang, aku kesepian. Makanya aku ke sini ketemu Papa. Tapi Papa marah dan mau pukul aku."

"Dan kamu sembunyi ke sini?" Anak itu mengangguk ragu dengan menunduk menanggapi pertanyaan Aruna. Dengan hati-hati, Aruna beranjak dari tidurnya dan bersandar ditumpu beberapa bantal di belakangnya.

"Tante sakit apa?" Tanyanya mulai penasaran karena Aruna sempat meringis.

"Sakit perut." Jawab Aruna tersenyum. Namun anak itu memasang wajah sendu menatap Aruna yang mulai terheran akan sikap bocah ini.

"Tante mau gak jadi Mama aku?"

'Eh?' Aruna terbelalak, begitupun dengan Bi Ima yang sama-sama terkejut mendengar pertanyaan konyol itu.

"Alice... jangan ganggu pasien!" Tegur seorang pria dari arah pintu. Terlihat anak bernama Alice itu meraih tangan Aruna dan memeluknya dengan erat.

"Awas infusannya." Bi Ima ikut menegur saat jarum infus di tangan Aruna nyaris tersenggol.

"Alice. Lepaskan itu. Sini!" Lagi pria itu memberi titah namun anak itu malah menangis memeluk Aruna dengan erat.

"Gak mau. Aku gak mau sama Papa. Aku mau sama tante ini aja. Papa jahat. Tante ini baik."

"Bu... Maaf ya. Anak saya merepotkan ibu." Ujar dokter itu beralih pada Aruna.

"Sayang, tangan tante boleh dilepas? Ini sakit. Dan juga ikut sama Papa ya! Kalau Alice lama-lama di sini kan gak baik. Alice umurnya berapa?"

"6 tante." Jawabnya mulai melepaskan genggamannya.

"6 tahun gak boleh masuk ke sini. Nanti ininya sesak." Ujar Aruna kembali menunjuk tepat di dada Alice. Anak itu tersengal karena menangis lalu melambaikan tangan dan ragu-ragu menghampiri Ayahnya. Untuk ke sekian kali, Dokter itu meminta maaf atas kekacauan yang terjadi dan Aruna hanya tersenyum saja menanggapinya. Kalimat Alice masih terngiang-ngiang dipikirannya. Kemana Ibunya? Mengapa anak itu meminta dirinya menjadi Ibunya?

...-bersambung...

1
Trilia Igriss
Cerita masih panjang kakak😄 Ikuti terus ya😊
Sukliang
Aduhhhh, Napa pula si suami pecundang pake perhatian segala
gimana ya thor aruna dg Adnan
biar nangis darah suami pecundang
Sunaryati
Sudahi saja pernikahan kalian Aryan, jika hanya menyakiti Aruna. Walaupun kamu dan Aruna tak menginginkan pernikahan tapi sikapmu yg abai membuat Aruna tertekan. Kuat dan tangguh Aruna, pertahankan anakmu. Jika mereka hanya mengharapkan anak yang kandung mending pergi saja, daripada makan hati terus.
Sukliang
nah gitu dong Thor, tq ya udah buat Aruna kuat, pisahin mereka, Aruna lebih bahagia drpd dg suami pecundang, dan kasihan Alice dan adnan
Trilia Igriss: Ikuti terus ya kak. Jangan bosen ikuti kisahnya Aruna😊 terimakasih atas dukungan kakak😊
total 1 replies
Haikal syahputra haykal
jgn buat aruna ngaku klu lgi hamil thor..
Sukliang
Thor, plissss jangan buat Aruna kayak manusia bukan manusia saking tololnya.
masak dak berani lawan
dan aku lebih S7, Aruna dg Adnan drpd dg suami pecundang, suami banci
Sunaryati
Kasihan Aruna, pasti banyak yg menganggap wanita murahan atau pelakor, jika banyak orang tahu
Trilia Igriss
Di dunia nyata semua istri sudah hebat kak😊
Sunaryati
Wah benar-benar hebat Gita, bisa rukun dengan madunya, cinta memang buta dan perlu pengorbanan demi kebahagiaan suami dan mertua rela dimadu. Semua orang termasuk aku menentang suami poligami, walau jika ikhlas mau dimadu derajatnya ditinggikan.
Sukliang
lebih bagus Aruna dg dokter Adnan
drpd mkn ati dg Aryan, sbg istri ke 2 pula
Sukliang
Thor tlg jgn buat Aruna begitu dak dihargai oleh Aryan
Trilia Igriss: Ikuti terus ya kak 🙂😊
total 1 replies
Maya Indah
lanjutt thorrr
Maya Indah
ya ampun thor kenapa jadi gita atau aruna sedih banget si
Siti Khoiriah
sakut banget ja aruna😭😭😭😭😭
Jumiah
menjadi istri ke2 bukan menyelesaikan masalah mallh menambah penderitaan .
berlipat lipat ,
memikiran gk masuk akal sehat..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!