NovelToon NovelToon
CINTA YANG LAIN

CINTA YANG LAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dezzweet

No time for love.

Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.

Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.

Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 004 NGUTANG BAKSO

Part 3

              Karen menuruni anak tangga dengan lesu, rumahnya tampak sepi hanya ada beberapa pelayan yang berseliweran saja. Mami-nya tidak ada di rumah, mungkin sedang berada di kantor menemani Papi-nya bekerja. Sedangkan, kedua kakaknya juga tidak ada di rumah. Karen berjalan menuju dapur untuk makan malam seorang diri.

"Nona, mau makan sama apa? Biar Bibi ambilin buat Non Karen." Seorang pelayan menghampiri Karen saat menyadari kehadiran gadis itu di dapur.

"Bibi, masak apa buat makan malam?" tanya Karen duduk di di kursi meja makan.

"Bibi, masak sambel goreng udang sama rendang, kesukaan Non Karen. Terus Bibi masak capcay buat tambahan," jelas Bi Noni pada anak majikannya.

"Aku mau makan sama sambel goreng udang sama rendang aja, Bi." Karen tersenyum senang saat menu makan malam hari ini merupakan kesukaannya.

"Ya, udah. Biar Bibi ambilin dulu, ya." Bi Noni  mengambil nasi, terus lauk sambel goreng udang dan rendang untuk Nona mudanya.

"Silakan, dimakan, Non. Bibi tinggal di belakang gak papa, kan?" tanya Bi Noni pada Karen. Pasalnya, setiap tidak ada orang di rumah Nona mudanya ini meminta dirinya untuk menemani makan.

"Gak papa, Bi. Aku makan sendiri aja, Bibi pasti banyak yang harus dikerjain, kan?" jawab Karen setelah menelan makanannya.

Bi Noni tersenyum lembut, lalu beranjak pergi setelah berpamitan pada Karen.

"Sepi banget rumah gue. Telfon Seyra sama Rachel aja, ya? Nyuruh mereka buat rusuh di rumah gue!" Karen segera merogoh saku celana pendek yang dipakainya.

"Apa, Ka? Tumben banget lo nelfon gue."

"Gue sendirian di rumah, temenin gue sini. Ajak Seyra sekalian biar makin rame," ucap Karen to the point.

"Okey, tunggu lima menit gue sampe."

Tuut tut

Panggilan berakhir, tidak butuh waktu lama Rachel sudah sampai di rumahnya. Bertepatan dengan itu Karen sudah menyelesaikan makanan malamnya. Gadis itu membiarkan piring kotor bekas makannya ditinggal begitu saja, memang dasarnya Karen itu malas. Jadi, Karen langsung ke ruang tamu menemui sahabatnya.

"Oh My God! Bestie gue kangen sama gue. Sampe ditelfon suruh ke rumahnya malam-malam kaya gini!" pekik Seyra heboh yang saat ini sudah tiduran di sofa dengan kaki menggantung di bawah.

"Lebay lo. Gue cuma minta lo berdua buat temenin gue, bukan berarti gue kangen," balas Karen nyolot.

"Emang, ya, kalo orang gengsinya tinggi itu susah!" Seyra merubah posisinya menjadi duduk.

Karen tidak menggubris Seyra lagi. Gadis itu menatap Rachel yang duduk di sofa single sambil bermain ponsel dengan anteng.

"Chell, lo kesini naik apa?" Karen ikut duduk di samping Seyra.

"Jalan kaki kita, tadinya mau naik sepeda tapi nih anak katanya lagi mager." Rachel menunjuk Seyra menggunakan dagunya.

"Lo bayangin aja malem-malem naik sepeda gak lucu banget. Mending jalan kaki, lagian rumah gue sama Karen deket, kok." Ketiga gadis itu merupakan tetangga, makanya ketiganya bisa bersahabat sejak mereka masih kecil. Rumah mereka hanya berjarak beberapa rumah saja, tapi yang paling dekat rumah Karen dan Seyra. Karena, rumah keduanya bersebelahan.

"Ya, enak di lo, anjir! Rumah lo sama Karen pinggir-pinggiran, sedangkan gue harus ngelewatin empat rumah dulu baru rumah gue," sungut Rachel kesal.

"Itu resiko lo, sih!" Seyra tertawa keras melihat Rachel semakin kesal.

"Teras rumah aja, yuk! Sekalian cari angin," ajak Karen yang sudah beranjak terlebih dahulu meuju teras rumahnya.

"Uang jajan lo masih ditahan?" tanya Rachel saat mereka sudah berada di teras rumah Karen.

"Iyalah!" Seyra menggulung lengan baju tidurnya yang panjang sampai ke siku.

"Kalo lo, Ka?" Pandangan Rachel beralih pada Karen yang tengah menikmati udara malam yang dingin.

"Dari pulang sekolah aja gue belum ketemu Papi sama Mami." Karen menarik nafas dalam-dalam, hawa dingin langsung menusuk kulitnya membuat dirinya merinding seketika. Tapi, dirinya menyukainya.

"Kalo lo sendiri gimana?" tanya Seyra balik.

"Ya, gitulah. Lo tau sendiri Mama gue gak bisa diajak negoisasi kalo soal uang jajan." Rachel menghela nafas pelan.

"Sabar, ya. Nasib kita sama, kok."

"Makan bakso, yuk! Biasanya Pak Tarjo jam segini lewat," usul Seyra melirik jam yang berada di ponselnya.

"Ngikut aja gue," kata Karen singkat.

"Tapi, duitnya?" tanya Rachel yang menyadari ketiganya sedang berada di posisi missqueen.

"Yah, gagal dong gue mukbang bakso," keluh Karen sedih.

"Lo gak punya simpenan sama sekali, Sey?" Rachel menatap Seyra yang berdecak keras.

"Boro-boro punya simpenan. Duit seribu aja gue kagak punya."

Rachel menepuk dahinya pelan. "Anjir, gue lupa kalo lo orangnya boros."

Karen terkekeh melihat ekspresi masam dari Seyra.

"Mending utang aja," usul Karen yang kangsung mendapat geplakan dari Rachell.

"Enggak! Gue gak mau utang," tolak Rachel mentah-mentah.

"Lo lupa, Ka? Yang namanya Rachellia Romanov mana mau utang," kata Seyra menepuk pundak Karen.

"Sekali aja, Chell. Gue pengen bakso banget." Karen menatap Rachel dengan memohon.

"Lo aja kali, gue mah ogah!" Rachel memalingkan wajahnya malas. "Besok lagi, kan, bisa. Gak harus sekarang juga."

"Gak bisa! Gue pengennya sekarang!" Padahal tadi barusan makan malam, tapi perutnya minta diisi lagi.

"Terserah lo kalo mau utang gak usah ngajak gue!" balas Rachel ketus.

"Ayo, Ka! Tinggal aja si Rachel, kita makan bakso dua mangkok!" Seyra menarik Karen untuk berdiri. "Gue mau bakso kecil-kecil semua, tapi yang satu mangkok laginya besar."

"Kalo gue mau bakso kaya biasa aja dua mangkok, tapi gak pake soun pakenya bihun aja." Karen melirik Rachel yang membuang wajahnya ke samping.

Seyra menepuk pundak Karen heboh. "Itu kakak lo, Karen!"

Karen mengikuti arah pandang Seyra, benar motor besar kakaknya memasuki pekarang rumahnya diikuti beberapa motor di belakangnya.

"Makan gratis dong," ucap Rachel yang kini berdiri di samping Karen.

Karen melirik Rachel malas. "Siapa bilang? Gue mau tetep ngutang, kok."

Rachel melotot kesal. "Gak usah gegayaan sok utang. Udah ada kakak lo, mending minta aja sama dia."

"Dih, siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Karen melipatkan kedua tangannya di depan dada.

Belum sempat Rachel membalas perkataan Karen, Daren sudah menghampiri ketiga gadis itu.

"Lho, ada Seyra sama Rachel. Dari tadi, ya?" tanya Daren menatap kedua gadis yang bersahabat dengan adiknya.

Karen menatap cowok-cowok yang datang bersama Daren, ada ketiga sahabat kakaknya yang sangat ia kenal. Terus ada beberapa cowok yang tadi siang ia temui di parkiran sekolah. Salah satunya cowok yang kini menatapnya dengan lekat, tatapan itu tidak bisa dimengerti olehnya.

"Iya, kak. Kita dari tadi di sini buat nemenin Karen,"jawab keduanya dengan senyuman.

"Dek, emang Mami belum pulang?" Pandangan Daren beralih pada adiknya.

"Iya." Karen tersenyum canggung pada Kakaknya. Ia berharap Kakaknya tidak menyadari dirinya menatap Eros.

"Kalian laper? Sana pesen bakso, Pak Tarjo udah nungguin di depan gerbang."

Tanpa menjawab lagi, Seyra segera menarik tangan Rachel dan Karen menuju gerbang depan rumah Karen. Daren hanya bisa mengeleng kepalanya pelan, sudah biasa dengan sikap ketiga gadis itu.

1
Elok Pratiwi
tidak suka cerita yg menggunakan kata lo and gue ... tidak menarik
sakura
...
Choi Jaeyi
hai kak, cerita kamu bagus bgt semangat trus ya nulisnya
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷
Siti Nina
oke 👍
dezzweet: terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca karya saya
total 1 replies
Yusuo Yusup
Terima kasih sudah menghibur! 😊
dezzweet: kembali kasih, kak
total 1 replies
Rubí 33-12
Membuat rasa penasaran
dezzweet: wah terimakasih sudsh mampir, kak. selamat datang di cerita saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!