Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
"Sama halnya denganmu,Aku pun tak asal bermain.lihatkan kegiatanku yang tadi?itu sebagai pembuktian bahwa aku tak sembarangan memilih lawan main.sedangkan saat ini kau tak berselera untukku.
Tangisku sedikit mereda,yang tersisa hanya sesegukan.ini ia menjauh,masih menatapku seakan mengawasi setiap pergerakan.
Aku memeluk kedua kaki,meletakkan kepala di antara lutut.sesekali aku melirik ke arahnya yang masih menatap ku.
"i-itu?"
"Cepatlah,ambil saja.daripada aku berubah pikiran!"pungkasnya yang membuat aku langsung bangkit dan meraih kartu kredit itu.
"segera lunasi hutang- hutangmu, Pergilah!"
"kamu terlalu baik,lalu sebagai balasannya,apa yang harus aku lakukan?sedangkan tadi kamu bilang bahwa aku tak berselera untukmu?"tanya aku memastikan.sulit Dicerna,Apa tujuan sebenarnya laki-laki ini.semudah itu ia memberikanku uang untuk melunasi hutang.
lantas,apa yang harus aku lakukan untuk membalasnya.
"bukan tidak,hanya saja belum selera.kau tahu kenapa alasanmu tak bisa selera di mataku.aku yakin ada sesuatu yang nikmat di balik dastermu yang lusuh itu.Jika kau tak mau menjual diri ,Sama halnya denganku,aku akan menolak hubungan yang atas dasar paksa an.apalagi saat ini,kau benar-benar membutuhkan uang,Betul kan?"
"Maaf,aku tidak paham dengan maksudmu?"
"Pergilah, segera bayar hutang-hutang!"
"mas,aku tak mungkin memanfaatkan mu,bahkan sampai detik ini aku tak tahu siapa namamu.tolong bantu aku untuk membalas semua kebaikan mu"
"harus berapa kali aku bilang. aku hanya butuh teman bercinta!"
"Ya sudah,ayo!"Aku memberanikan diri mendekatinya,berkali-kali aku menelan ludah.Jujur aku sangat takut.
"hahaha...lihatlah,bahkan Wajahmu seperti habis melihat hantu!"Iya mentertawakanku untuk kesekian kalinya.,
"Pergilah...setiap pagi datanglah kemari,kau boleh pulang jika aku menginginkannya.seperti sekarang Pulanglah, sebelum aku berubah pikiran"
Lagi Dan Lagi,ucapannya terakhirnya mampu membuatku tak berkutik.aku menatap kartu kredit yang berada di genggaman.Haruskah Kuambil, atau kuberikan saja.saat aku melamun,ia menyebutkan beberapa digit nomor PIN yang muda aku ingat.dan tak lama ia berpamitan untuk masuk ke kamar dan meminta untuk menutup pintu saat keluar.
Bimbang dan gamang,sekalipun beberapa masalah terpecahkan,aku masih belum memahami maksud laki-laki itu.Iya hanya membutuhkan teman,Namun aku belum berselera untuknya,ah.memikirkan nya membuat Kepalaku pusing.
Aku memutuskan untuk keluar dari rumahnya,hingga tak Terasa,aku sudah berjalan kaki sampai dekat pasar.
Di depanku ada tempat pengambilan uang,bisa saja Ia mau menipuku dengan memberikan kartu kredit kosong,mungkin saja.
Untuk membuang segala kegundahan,aku putuskan untuk masuk ke tempat pengambilan uang.sesuai kartu kredit yang aku bawa,aku mengeceknya di mesin yang sama.
Aku menekan beberapa langkah,sampai iseng melihat jumlah saldo yang ada di ATM ini,
"Aaaaaaa.....!teriak kencang.
"kenapa,Bu?ada apa?"
Orang-orang di sekitarku menatapku dengan wajah panik,dengan security yang menghampiriku.
"Ada apa, Bu?"
"Ma maaf,tiba-tiba kaki saya kram.Tapi sekarang sudah tidak terasa sakit"ujarku Seraya menundukkan kepala,Aku meminta maaf kepada yang lainnya karena sudah membuat kegaduhan.
Aku kembali Menatap layar mesin ATM,berkali-kali Aku mau menajamkan penglihatan dan benar saja,saldo yang tertera berjumlah 9 digit.sebanyak itu uangnya,dan ia mau memberikan bantuan kepada ku.
Buru-buru aku membatalkan transaksi.ini tak boleh terjadi,aku harus mengembalikannya.tak mungkin aku berani mengambil uangnya untuk keperluan membayar hutang ku.
Saat keluar dari tempat pengambilan uang,Aku teringat dengan keadaan bu Inggit,Haruskah aku memakai uang yang berada di kartu kredit ini.sedangkan Tak Ada cara lain lagi,setidaknya untuk mengembalikan uangku inggit.
Lama terdiaam,akhirnya aku kembali masuk ke dalam,kemudian mengambil uang sebanyak satu juta rupiah.setidaknya,nominal ini masih dalam ambang batas wajar.
Setelah mengambil uang,tugas Aku menuju kediaman Bu Inggit aku pun lekas membayar hutang kepadanya,total hutang ku sebenarnya mencapai 700.000 namun Ia hanya meminta 500 saja,dan sisanya ia anggap lunas.
Dari kediaman Bu Inggit,aku lekas pulang ke rumah.isi kepalaku masih dipenuhi teka-teki oleh laki-laki itu.Besok pagi aku harus segera ke rumahnya dan menemuinya.
****
"dengar ya, Intan ,hijrah.
Mama mau kerja dulu,nanti siang mama pulang.kalian di rumah saja,toh masih banyak makanan ringan kan?"
"Kalau main boleh ngga, Mah?"
"boleh,tapi jangan jauh-jauh.harus sama adiknya ya,ini uang pegangan untuk jajan kalian"
Pagi ini,kuserahkan uang Rp10.000 kepada intan dan hijrah,Aku sengaja bangun pagi-pagi.sebelum berangkat ke rumah laki-laki itu kesempatan rumah dan memasak.
Beruntung,intan dan hijrah bisa diajak kerjasama,jadi aku bisa leluasa untuk pergi.
"Ingat ya.mainnya jangan jauh-jauh"ucapku mengingatkan Mereka lagi.
Sepanjang perjalanan,banyak tetangga yang menyapa sekaligus menanyakan kenapa aku tak lagi berjualan.aku mengelak dengan alasan akun bekerja di salah satu rumah tetangga.
Setibanya di rumah laki-laki itu,seperti biasa pintu rumahnya tak terkunci.aku mengedarkan pandangan ke sekeliling,memastikan tak ada orang yang melihatku masuk ke rumah ini.
Sengaja aku datang lebih pagi,karena ingin melakukan pekerjaan di rumah ini.sunyi senyap,bahkan di dalam rumahnya masih gelap gulita.hanya lampu kamar yang terlihat menyala.mumpung pemilik Rumah masih berada di kamarnya,kesempatan untukku benah di rumah ini.
Namun aku tertegun dengan keberadaan sebuah kota di atas meja ruang tamu,kotak itu lumayan besar,hampir seukuran dengan dus mie instan.
Di atas kotak tersebut,terselip secarik kertas.perlahan aku mendekat,hingga ku baca Namaku tertulis di atas kertas tersebut.
penasaran akan isi dalamnya,aku pun membuka kotak tersebut,yang Ternyata isinya sebuah lingeria berwarna merah menyala.
"aku tahu kau datang ke sini Hanya Untuk mengantarkan kartu kredit bukan?"
Iya tiba-tiba sudah berdiri di belakangku,hembusan nafasnya terasa diseruduk leher,membuat bulu Kuduk ini langsung merinding.lantas aku langsung menghindar,sebisa mungkin aku harus tetap menjaga jarak."I--Iya,maaf,aku masuk tanpa mengetuk pintu "
"Bagaimana hutangmu sudah beres?Apa isi ATM ku cukup?"
"aku baru memakai uang satu juta.jadi aku sudah menggunakan uangmu sebanyak satu setengah juta.nanti saya----"
"hussttt....kau ini ternyata Naif, sekali Dina,Aku tahu kamu tak sedikit itu.tunggu apa lagi,berguna kelas sebaik mungkin"
"aku tak bisa melakukannya,sedangkan aku sendiri tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikan mu"
Iya kembali terbahak kemudian berjalan mendekatiku"dengar baik-baik,satu, aku tak suka memulai.kedua,Aku tak mau menjalani sesuatu karena keterpaksaan.Jika kau tak ingin dianggap menjual diri maka lakukanlah semua itu dengan perasaan.buktikan semua ucapanmu,bahwa kau ini berbeda dengan wanita jalanan sana!selama kau bisa memuaskanku,ATM itu menjadi milikmu.jika tidak,ku anggap kau sebagai pencuri,dan nasibmu akan berakhir di penjara"
"ka-kamu?"
"ha ha ha ha ha ....pikirkan baik baik,sayang!"
Tubuhku hampir terjatuh ,ternyata ia tak sebaik yang ku pikirkan.saat ini aku sudah masuk dalam jebakan ya.
Satu jam berlalu, aku termenung di ruang tamu laki-laki itu.sedangkan ia tak muncul kembali dari kamarnya setelah perbincangan tadi.
Hari sudah beranjak siang,sepertinya aku harus pulang,karena mengingat kedua anakku yang hanya berdua saja di rumah.biarlah masalah ini aku pikirkan kembali,toh,laki-laki itu tak lagi menampakkan dirinya lagi.
Aku memutuskan pulang tanpa berpamitan kepadanya.dari kejauhan,aku melihat banyak kerumunan orang-orang depan rumah.untuk itu aku segera berlari,pikiranku penuh dengan intan dan hijrah.takut sekali terjadi apa-apa dengan mereka.
"Ada apa ini?teriak ku keras.aku menerobos kerumunan orang-orang yang menghalangi jalan.dan yang menjadi tontonan adalah Intan hijrah yang saat ini tengah menangis kencang .
"mama.....!"teriak intan dan hijrah,mereka sangat ketakutan,sampai membuat tubuh keduanya gemetaran.
"Clan apakan anak-anakku?"teriakku kera.seketika Rio orang-orang langsung meneriaki ku."anakmu itu sudah mencuri uang!"
Deg.
"apa?mencuri?"
anak-anak jdnya ga terlantar
ya emang sih diposisi Fatma itu juga susah... tiba2 jadi istri dan ibu dari dua orang anak... masih kuliah lagi.. nggak nyari pembantu aja.
Budi juga nggak ngertiin istri kecilnya.
bisa2 depresi...
udah iklasin aja., kalau kamu tulus, insya Allah akan diberi ketenangan dan kebahagiaan walau tidak dengan Haris...
Thor bagus ceritanya.. tp perbaiki tulisannya sebelum di post, puyeng baca kalimatnya
kasihan anak2 jadi terlantar. jadi ibu tiri kayak gitu nggak mudah Lo... baru nikah, pingin seneng seneng ada anak... apa apa diribetin sama anak.
Dina juga kesalahan nya fatal banget 🤦.