Kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Amelia berhasil memikat hati seorang pria. Asmara yang menggelora mengantar Amelia pada titik keseriusan sang kekasih. Apakah hubungan mereka berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan? Apalagi setelah pria tersebut mengetahui jika Amelia ternyata seorang wanita panggilan.
Lantas, bagaimana Amelia melewati segala lika-liku kehidupannya? Apakah dia mampu meninggalkan dunia yang sudah membantunya mengobati luka di masa lalu atau justru semakin terjerumus di agensi yang menaunginya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaket kulit
Hati yang tandus mulai bertabur benih-benih asmara. Dahaga yang sempat melanda perlahan terobati. Ketertarikan yang sempat hilang telah kembali pulang. Senyum tulus akan rasa bahagia yang tercipta terlihat jelas di wajah cantik Amelia.
"Perasaan apa ini? Astaga ...." Entah sudah berapa kali Amel mengembuskan napas berat selama dalam perjalanan menuju salah satu Mall yang ada di Jakarta.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa puluh menit lamanya, akhirnya mereka berdua sampai di basement mall. Amel turun dari motor dan setelah itu merapikan pakaiannya. Sekali lagi, Amel dibuat terkejut dengan perlakuan Andra. Pria tampan itu membantu melepas helm yang ada di kepala Amel.
"Terima kasih," ucap Amel setelah helm tersebut terlepas dari kepalanya. Dia merapikan rambutnya sebelum berjalan memasuki mall.
"Mau jalan-jalan dulu atau langsung nongkrong di Starbucks?" tanya Andra saat mereka berjalan memasuki Mall.
"Langsung ke Starbucks saja," jawab Amel tanpa berpikir panjang. Sebenarnya Amel sendiri enggan untuk menghabiskan waktu di sana, tetapi karena ingin menghargai ajakan Andra, dia bersedia untuk menghabiskan waktu di sana.
Andra memilih tempat duduk yang ada di balkon. Tak lupa mereka memesan minuman dan beberapa desert yang ada di sana. Setelah urusan menu selesai, Andra menatap wajah cantik yang ada di hadapannya. Dia begitu menikmati pahatan indah dari Sang Pencipta itu.
"Apa sih?" Amel salah tingkah setelah tahu jika Andra terus menatapnya.
"Aku tidak menyangka saja bisa duduk denganmu di sini," ucap Andra dengan diiringi senyum manis.
"Omongan buaya emang begini ya?" gumam Amel seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Eh, jangan salah. Buaya itu hewan yang paling setia dengan pasangannya loh. Apalagi buaya Kalimantan sepertiku ini," seloroh Andra tanpa mengalihkan pandangan dari wajah cantik Amel.
"Oh, jadi kamu asli Kalimantan?" Amel mangut-mangut setelah Andra mengangguk kepala. "Aku pikir asli warga Jakarta," lanjut Amel lagi.
"Aku lahir dan besar di Kalimantan. Aku di sini baru beberapa tahun karena merantau," ujar Andra seraya mengubah posisinya.
Malam itu, mereka membahas banyak hal. Andra terus berusaha membahas tentang hal-hal pribadi Amel, tetapi sang empu tak menanggapi. Amel pun terus terang kepada Andra jika tidak suka kehidupan pribadinya dikuliti. Gadis asal Bandung itu lebih tertarik membahas tentang pendidikan dan pekerjaan.
"Jadi kamu sedang kuliah S2 sekarang?" tanya Andra saat Amel membahas mengenai pendidikan.
"Iya. Kamu sendiri di sini kerja sambil kuliah atau bagaimana?" Amel bertanya balik.
"Aku sudah lulus S2 sih. Tapi ya gitu, ternyata susah mencari pekerjaan di sini," ucap Andra.
"Seharusnya banyak kok. Memangnya kamu ingin bekerja di mana?" sanggah Amel setelah mendengar ucapan Andra.
Pembahasan mengenai lapangan pekerjaan terus berlanjut. Mereka asyik mengobrol hingga tak terasa jika sudah berada di sana kurang lebih dua jam. Mereka berdua memutuskan pulang karena Mall akan tutup setelah ini.
"Eh, sebaiknya kita pulang sendiri-sendiri saja. Aku mau pesan taksi online saja," ucap Amel saat memasuki basement mall. Dia tidak yakin pulang bersama Andra naik motor tanpa memakai jaket.
"Jangan. Sebaiknya aku antar saja," sergah Andra seraya mengamati gestur tubuh Amel. Pria tampan itu segera melepas jaket hitamnya setelah tahu jika Amel membutuhkan jaket tersebut.
"Pakai saja jaketku. Angin malam tidak baik untukmu," ucap Andra saat menyerahkan jaketnya kepada Amel.
"Emm ... tidak perlu. Terima kasih," tolak Amel karena tidak mau merasa hutang budi kepada Andra.
Tanpa banyak bicara, Andra memakaikan jaket kulit tersebut di pundak Amel. Lagi dan lagi, pria tampan itu begitu berani menunjukkan act of service kepada Amel. Dia mengembangkan senyum tipis tatkala melihat Amel termangu.
"Udahlah. Jangan sungkan. Aku tidak suka membiarkan seorang wanita menderita," ucap Andra saat meyakinkan Amel. "Ayo. Naiklah. Aku akan mengantarmu pulang," ujar Andra sambil memasangkan helm di kepala Amel.
Perasaan Amel menjadi tak karuan karena sikap manis yang ditunjukkan oleh Andra. Dari sekian banyak pria yang dijumpainya, hanya Andra yang mampu meruntuhkan pertahanan hatinya. Dia terlihat lemah di hadapan Andra. Hati yang dingin, kembali menemukan kehangatan.
"Andra," panggil Amel setelah termenung beberapa menit lamanya.
"Ya, Mel? Ada apa?" tanya Andra seraya menoleh sesaat. Dia fokus menatap ke depan karena melajukan motor dengan kecepatan tinggi.
"Jangan terlalu kencang. Aku takut jatuh," ujar Amel.
"Kalau begitu kencangkan pegangan tanganmu." Andra mengulas senyum tipis karena kesempatan emas yang dia rasakan saat ini.
Hingga beberapa puluh menit lamanya, motor yang dikendarai Andra sampai di depan gedung Apartment tempat tinggal Amel. Setelah turun dari motor, Amel menyerahkan helmnya kepada Andra.
"Maaf aku tidak bisa mengajakmu mampir ke unitku. Terima kasih karena sudah mengantarku pulang," ucap Amel dengan diiringi senyum manis.
"Gak masalah. Aku paham," jawab Andra dengan tatapan teduhnya. "Kalau begitu aku pulang dulu. See you," pamit Andra sebelum menyalakan mesin motornya. Tak berselang lama, Andra pun hilang dari pandangan.
Amel hanya bisa membuang napas kasar setelah kepergian Andra. Dia bingung karena tidak bisa menguasai diri atas apa yang sudah dilakukan oleh Andra. "Astaga ... aku sampai lupa melepas jaketnya. Bagaimana ini?" gumam Amel setelah sadar jika jaket hitam Andra masih melekat di tubuhnya.
...🌹TBC🌹...
Andra di posisikan orang yg akan meninggslkan Amel sukarela
Semoga keluarga Ansra mau menerima Amel setulus hati
Untung Andra sudah antisipasi dari awal..
dulu aku pernah bermimpi tinggi dpt laki2 tajir.yg hdp serba kecukupan.eee gk tau nya hayalan...😁😁